1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanJerman

Tuntut Naik Gaji, Dokter di Jerman Mogok Tiga Hari

29 Desember 2023

Dokter di Jerman melakukan aksi mogok tiga hari menuntut kenaikan honor dan gaji. Ribuan praktik dokter tutup, klinik dan rumah sakit hanya melayani kasus darurat. Menteri Kesehatan kritik aksi mogok itu.

Foto ilustrasi aksi mogok dokter di Jerman
Foto ilustrasi aksi mogok dokter di JermanFoto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture alliance

Ribuan praktik dokter dan klinik kecil di Jerman tutup setelah Natal dalam aksi pemogokan selama tiga hari. Para dokter umum dan spesialis memrotes kebijakan kesehatan pemerintah, yang menurut mereka meningkatkan biaya, menurunkan pendapatan dan membebani mereka dengan birokrasi yang semakin banyak.

Karena hari libur Natal di Jerman adalah hari Senin dan Selasa, 25 dan 26 Desember, sebagian besar praktik dokter dan klinik baru akan dibuka lagi tanggal 2 Januari. Para pasien disarankan mencari layanan medis darurat, yang tetap beroperasi..

Menteri kesehatan Jerman Karl Lauterbach mengkritik aksi mogok itu. "Saya tidak mengerti mengapa ada pemogokan,” katanya kepada stasiun televisi publik, ZDF. "Kita sedang menghadapi gelombang besar penyakit pada masyarakat saat ini. Tuntutan para dokter untuk mendapatkan lebih banyak uang juga sudah diketahui – pemogokan ini tidak membawa kita kemana-mana.” 

Ketua Yayasan Perlindungan Pasien Eugen Brysch juga mengkritik pemogokan itu. "Setiap profesi bisa melakukan pemogokan demi kepentingannya, tapi pemogokan ini berdampak pada pihak yang tidak terlibat,” kata Brysch kepada DW.

"Khususnya di daerah pedesaan, tindakan ini terutama berdampak pada kelompok lanjut usia dan rentan. Para dokter perlu membawa permasalahan mereka ke tempat yang berwenang melakukan perubahan, ke kementerian, ke menteri kesehatan Karl Lauterbach, atau ke perusahaan asuransi,” ujarnya.

Ketua Yayasan Perlindungan Pasien Eugen Brysch juga mengeritik pemogokan itu. "Setiap profesi bisa melakukan pemogokan demi kepentingannya, tapi pemogokan ini berdampak pada pihak yang salah,” kata Brysch kepada DW.

"Khususnya di daerah pedesaan, tindakan ini terutama berdampak pada kelompok lanjut usia dan rentan. Para dokter perlu membawa permasalahan mereka ke tempat yang berwenang melakukan perubahan, ke kementerian, ke Karl Lauterbach, atau ke perusahaan asuransi,” ujarnya.

Sejak bulan November, pekerja apotek sudah menggelar protes menuntut kenaikan gajiFoto: D. Kerlekin/Snowfield Photography/picture alliance

Kekurangan staf, terlalu banyak pekerjaan

Asosiasi yang berpartisipasi dalam pemogokan tersebut berpendapat lain. Penutupan praktik justru dimaksudkan untuk melindungi kesejahteraan pasien dalam jangka panjang. Mereka berargumentasi bahwa semakin banyak praktik yang terpaksa tutup, dan semakin banyak dokter yang memilih pensiun dini ketimbang bekerja dengan upah rendah. Dokter di Jerman umumnya dibayar oleh perusahaan asuransi kesehatan, bukan oleh pasien, karena di Jerman berlaku kewajiban memiliki asuransi kesehatan.

Asosiasi dokter menyebutkan, sistem pembayaran dan penetapan honor ini harus diperbarui dan disesuaikan. Apalagi para dokter biasanya perlu lebih banyak waktu untuk pasien, terutama dalam krisis seperti pandemi Covid-19, sehingga mereka dalam situasi itu tidak dibayar dengan semestinya.

"Situasi di tempat praktik dokter menjadi sangat dramatis karena keterbatasan anggaran, yang menyebabkan banyak praktik tidak mampu membayar staf spesialisnya sebanyak yang seharusnya,” kata Dirk Heinrich, ketua asosiasi Virchowbund, yang memimpin kampanye aksi mogok.

"Pada saat yang sama, kami terpaksa mengurangi jam pelayanan pasien, karena kami tidak memiliki cukup staf dan uang. Hal ini menyebabkan waktu tunggu yang lama bagi pasien,” katanya kepada DW.

Menteri kesehatan Karl LauterbachFoto: Annegret Hilse/REUTERS

Menteri kesehatan: Dokter di Jerman dibayar cukup baik

Menteri kesehatan Karl Lauterbach mengatakan: "Saya tidak menganggap seruan untuk memberikan lebih banyak uang sebagai hal yang dapat dibenarkan.” Dia menambahkan: "Ada profesi lain dalam sistem layanan kesehatan, seperti pekerja perawatan, yang kebutuhannya lebih besar.”

Tetapi Karl Lauterbach juga mengakui bahwa birokrasi yang berbelit-belit menyulitkan dokter. Sejumlah dokter melaporkan, mereka begitu kewalahan dengan berbagai formulir dari perusahaan asuransi kesehatan yang harus diisi. "De-birokratisasi adalah tuntutan yang dibenarkan dan seharusnya dipenuhi bertahun-tahun yang lalu,” kata Karl Lauterbach dan berjanji segera merampungkan undang-undang baru untuk mengurangi birokrasi.

Menteri Kesehatan Karl Lauterbach juga menjanjikan "pertemuan puncak" dengan para dokter pada awal tahun depan, untuk mengatasi kekhawatiran mereka. Namun dia mengingatkan bahwa saat ini tidak ada anggaran untuk mengucurkan lebih banyak uang ke dalam sistem.

Ketua asosiasi dokter Virchowbund Dirk Heinrich mengatakan, sistem di Jerman memang bekerja cukup baik, namun dokter di garis depan memerlukan lebih banyak dukungan agar sistem dapat dipertahankan. "Jerman memiliki jaringan praktik spesialis yang padat. Itu adalah ciri utama dari sistem perawatan kesehatan Jerman, dan kami berjuang untuk mempertahankannya.”

(hp/as)

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait