Turis Amerika Bawa Amunisi Perang Dunia II ke Bandara Wina
11 Juli 2018
Wanita itu berpikir bahwa bom Perang Dunia II yang ia temukan dapat dibawa pulang sebagai suvenir. Ia mencuci amunisi itu di kamar hotelnya supaya barang-barangnya tidak kotor dan tidak khawatir akan bahaya ledakan.
Seorang turis Amerika berusia 24 tahun menyebabkan kepanikan di bandar udara Wina ketika dia meletakkan sebuah peluru artileri Perang Dunia II yang tidak meledak di depan petugas bea cukai Austria dan bertanya apakah "suvenir" itu bisa dibawa ke dalam pesawatnya.
Pejabat dengan cepat memanggil unit pembuangan bom untuk mengangkat dan membuang peluru artileri tank kaliber 7,5 itu. Insiden tersebut menyebabkan ditutupnya sebagian terminal kedatangan dan bagasi selama 15 menit.
Polisi mengatakan tidak ada penumpang yang terancam keselamatannya dan tidak ada keterlambatan penerbangan.
Sejarah Jembatan PD II di Jerman Yang Mau Dijual
Penguasaan Jembatan Remagen merupakan kemenangan strategis yang penting bagi Sekutu di tahap akhir Perang Dunia II. Jembatan memberi Sekutu akses bagi kendaraan untuk melintasi Sungai Rhein dan menuju Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa/H.-J. Rech
Jembatan melintasi sungai Rhein
Mengamankan Jembatan Remagen atau Ludendorff dari pengrusakan tentara NAZI merupakan kemenangan strategis yang penting bagi Sekutu pada tahun 1945. Ini memungkinkan ribuan pasukan dan kendaraan menyeberangi Sungai Rhein yang luas, dan dengan demikian membantu perjalanan menuju Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa/H.-J. Rech
Film perang 'The Bridge at Remagen'
Film perang 'The Bridge at Remagen' (1969) mengisahkan sejarah jembatan dari sisi militer yang diolah bagi penonton mainstream. Versi film sangat menekankan pertempuran infantri dibandingkan duel artileri berminggu-minggu yang di dunia nyata terjadi sebelum dikuasainya jembatan strategis penting tersebut.
Foto: picture-alliance/United Archives/IFTN
Penyeberangan penting, gerbang menuju seluruh Jerman
Ribuan tentara Sekutu langsung melintasi jembatan segera setelah berhasil menguasainya. Serangan bom Sekutu telah merusak beberapa sarana penyeberangan Rhein ke utara, sementara militer Nazi, Wehrmacht, menghancurkan yang lainnya dalam upaya memperlambat pergerakan musuh.
Foto: picture-alliance/Mary Evans Picture Library/ Illustrated London News Ltd
Aset strategis tapi ringkih
Divisi Lapis Baja ke-9 militer AS menjadi pasukan Sekutu pertama yang melintasi sungai Rhein pada 7 Maret 1945. Bersama tentara merah Rusia dari arah timur, pengepungan siap dijalankan.
Foto: picture-alliance/dpa
Akhirnya runtuh
Setelah kehilangan kendali atas jembatan, pasukan NAZI Jerman berulang kali mencoba untuk menghancurkannya. Mereka berhasil pada 17 Maret, 10 hari setelah jembatan jatuh ke tangan Sekutu. Tetapi sebelumnya 25.000 tentara dan kendaraan telah berhasil menyeberanginya.
Foto: public domain/Source: Franklin D. Roosevelt Library & Museum
Peringatan modern
Foto ini diambil pada peringatan 70 tahun penguasaan jembatan itu, 7 Mei 2015. Upacara itu mempertemukan para veteran perang dari seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/T. Frey
Museum perdamaian
Jembatan Remagen atau Ludendorff, yang awalnya dibangun untuk keperluan logistik dalam Perang Dunia I, tidak pernah dibangun kembali setelah kehancurannya pada tahun 1945. Menara di tepi barat sungai Rhein di Remagen (foto) diubah menjadi museum. Di seberangnya, di Erpel, menara-menara dibuat menjadi ruang pertunjukan seni - dan sekarang akan dijual. Penulis: Mark Hallam (vlz/as)
Foto: picture-alliance/dpa/T. Frey
7 foto1 | 7
Perempuan 24 tahun itu dilaporkan ke jaksa dengan tuntutan kelalaian yang menyebabkan bahaya dan didenda 4.000 euro (sekitar 64 juta rupiah).
Wanita itu menemukan peninggalan Perang Dunia II tersebut saat mendaki pegunungan Dachstein, Austria. Menurut surat kabar Krone, ia dilaporkan membersihkan cangkang artileri di kamar hotelnya agar tidak membuat pakaiannya kotor ketika dia mengepaknya untuk dibawa ke bandara.
Lebih dari 70 tahun setelah Perang Dunia II dan satu abad Perang Dunia I, bom dari sisa perang yang tidak meledak kerap ditemukan di wilayah Austria dan Jerman.
na/hp (afp)
Brandenburger Tor, Saksi Sejarah Yang Menjadi Landmark Kota Berlin
Gerbang Brandenburg adalah monumen Berlin yang paling terkenal. Setiap hari, wisatawan dari berbagai penjuru datang dan berfoto di sini, mungkin tanpa tahu tentang sejarahnya. Inilah cuplikan sejarah gerbang tinggi itu.
Foto: picture-alliance/Dumont/S. Lubenow
Monumen simbol persatuan
Dulunya ada 18 gerbang untuk memasuki kota Berlin pada abad ke-19. Brandenburger Tor adalah satu-satunya yang tersisa. Gerbang ini sekarang menjadi landmark, sekaligus petunjuk arah bagi warga Berlin. Konstruksi setinggi 26 ini meter mungkin tidak semegah monumen-monumen lain, tapi punya makna simbolis yang sarat sejarah.
Foto: picture-alliance/chromorange/SPA
Diresmikan tahun 1791
Gambar ini menunjukkan lokasi gerbang itu pada tahun 1764. Kaisar Friedrich Wilhelm II memerintahkan pembangunan Brandenburger Tor yang baru dan diresmikan 6 Agustus 1791. Arsiteknya Carl Gotthard Langhans terinspirasi oleh pintu gerbang Akropolis di Athena, Yunani. Karena itu, seorang penyair menjuluki Berlin sebagai "Athena di tepi sungai Spree".
Foto: Gemeinfrei
Gerbang Perdamaian
Patung Quadriga yang dibuat pematung Johann Gottfried Schadow ditambahkan tahun 1793. Patung kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda ini dikemudikan oleh Eirene, dewi perdamaian Yunani. Brandenburger Tor juga dinamakan Friedenstor - Gerbang Perdamaian.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Zinken
Jadi rampasan perang
Tapi cita-cita perdamaian tidak terwujud. Gerbang ini malah menjadi saksi peperangan. Tahun 1806, tentara Napoleon menang perang dan masuk ke Berlin. Mereka merampas patung Quadriga dan membawanya ke Paris sebagai simbol kemenangan. Meski rencananya akan dipamerkan kepada publik, Quadriga tetap disimpan dalam kotak-kotak di Paris.
Foto: Gemeinfrei
Kembali dengan kemenangan
Setelah kekalahan Napoleon, Quadriga akhirnya kembali ke Berlin tahun 1814 berkat jasa Jenderal Ernst von Pfuel. Keluarga von Pfuel sejak itu diizinkan menggunakan bagian tengah gerbang, yang tidak boleh digunakan oleh warga biasa. Patung Quadriga kemudian didesain ulang oleh Karl Friedrich Schinkel sebagai Victoria, dewi kemenangan, yang memegang simbol salib dan elang Prusia.
Foto: Gemeinfrei
Propaganda Nazi
Januari 1933, Nazi merayakan perebutan kekuasaan oleh Adolf Hitler dengan pawai besar di Brandenburger Tor. Dalam benak Hitler, pintu gerbang ini akan menjadi poros utama di kota rekaannya "Germania," sebuah visi penuh kemegahan tentang pembaharuan tatakota dan arsitektur kota Berlin.
Foto: Ullstein
Setelah Perang Dunia II
Selama Perang Dunia II, Brandenburger Tor rusak parah, namun tetap berdiri. Tapi karena monumen itu terletak di sektor yang diduduki dan dikelola oleh Uni Soviet, bendera Soviet berkibar di atasnya, dari gerbang tahun 1945 sampai 1957, lalu digantikan oleh bendera Jerman Timur.
Foto: picture alliance/akg-images
Daerah tak bertuan
Ketika Tembok Berlin dibangun 13 Agustus 1961, akses ke Brandenburg Tor dari Berlin Barat diblokir. Di sisi Timur juga dibangun tembok, sehingga gerbang ini juga tidak dapat dikunjungi warga Berlin Timur. Di sisi barat gerbang, dipasang tanda peringatan: "Perhatian! Anda sekarang meninggalkan Berlin Barat."
Foto: picture-alliance/akg-images/Pansegrau
"Runtuhkan tembok ini!"
Brandenburger Tor menjadi latar belakang pidato terkenal Ronald Reagan pada 12 Juni 1987, di mana dia berseru, "Tuan Gorbachev, runtuhkan tembok ini!" Pidato Reagan ini bisa didengar juga di bagian timur gerbang, karena saat itu sengaja digunakan banyak pengeras suara.
Ketika Tembok Berlin yang memisahkan kota akhirnya terbuka tanggal 9 November 1989, ribuan orang datang untuk merayakannya di Brandenburger Tor. Jembatan ini kemudian menjadi simbol kebebasan dan reunifikasi Jerman. Monumen ini direnovasi pada tahun 2000.
Foto: picture-alliance/dpa
Tempat berkumpul dan berpesta
Sekarang, kawasan Brandenburger Tor menjadi pusat pertemuan. Banyak acara besar yang dilangsungkan setiap tahun di sini, termasuk Pesta Malam Tahun Baru. Puluhan ribu orang juga berkumpul untuk menonton pertandingan besar dan merayakannya bersama-sama.
Foto: Imago/Leber
Ingatan sejarah
"Frieden", artinya perdamaian, diproyeksikan di Brandenburger Tor pada ulang tahun ke 25 runtuhnya Tembok Berlin tahun 2014. Brandenburger Tor akhirnya menjadi simbol harapan dan pelajaran bagi masa depan. Ed: Elsabeth Grenier (hp/vlz)