Antara Realita Sekularisme dan Godaan Negara Islam
4 Mei 2016
Partai AKP Turki menggodok konstitusi baru yang diyakini akan menanggalkan asas sekularisme dan mempromosikan Islam. Bagaimana masa depan Turki? Negara Sekuler atau Negara Islam? Berikut ulasan Mohamad Guntur Romli.
Namun menurut Erdogan, pernyataan Kahraman hanya merepresentasikan pendapat pribadi, meskipun Kahraman adalah politisi senior dalam AKP—partai Erdogan dan Ketua Parlemen Turki. Bagi Erdogan sekularisme adalah dasar yang harus dipertahankan dan perdebatan tentangnya hanya mengganggu agenda Negara (Daily Sabah).
Benarkah Erdogan lebih memilih “dasar sekuralisme” dibanding dengan “dasar Islam” yang menjadi cita-cita sebagian besar politisi AKP yang kini sedang berusaha mengamandemen Konstitusi Turki? Ataukah Erdogan sedang melakukan langkah terselubung agar terhindar dari kemarahan militer yang akan bertindak bila AKP mengubah Turki menjadi Negara Islam?
Setiap menang pemilu, Erdogan memang selalu ziarah ke Makam Mustafa Kemal Ataturk untuk menunjukkan loyalitasnya pada azas sekularisme Turki. Selama 10 tahun berkuasa sebagai perdana menteri, Erdogan tidak pernah mengotak-atik konsititusi Turki yang sekuler, tidak menutup hubungan diplomatik dengan Israel, tidak berkutik dengan pangkalan militer NATO— dan meski akan menjadi Presiden Turki selama mungkin 10 tahun lagi (dua periode) serta dengan kewenangan yang lebih besar, Erdogan tidak akan mengubah Turki dari Negara Sekuler menjadi Negara Islam, karena opsi tersebut akan berakibat fatal:
(1) akan ada kudeta dr militer Turki (seperti yang pernah dilakukan terhadap Parpol Refah tahun 1997, di mana Ismail Kahraman adalah anggota Parpol Refah dan menjabat Menteri Kebudayaan dalam Kabinet Erbakan.
(2) proposal Turki yang sangat ingin masuk Uni Eropa akan ditolak mentah-mentah.
Dengan pertimbangan rasional ini Erdogan benar-benar sudah melupakan mimpi Negara Islam dan telah yakin bahwa prinsip-prinsip sekuler bisa mengayomi semua pemeluk agama, namun beberapa aturan di Turki yang diskriminatif terhadap simbol-simbol agama—khususnya Islam, di ruang publik (misal jilbab) harus terus dilawan, karena pelarangan ini melanggar kebebasan individu dan bertentangan dengan prinsip anti diskriminasi.
Inilah Negara Islam yang Legalkan Gay dan Lesbian
Kendati legal, kaum gay dan lesbian di negara-negara ini tidak serta merta bebas dari diskriminasi. Tapi inilah negara-negara Islam yang mengakui hak-hak kaum gay dan lesbian.
Foto: picture-alliance/dpa
1. Turki
Sejak kekhalifahan Utsmaniyah melegalkan hubungan sesama jenis tahun 1858, Turki hingga kini masih mengakui hak kaum gay, lesbian atau bahkan transgender. Namun begitu praktik diskriminasi oleh masyarakat dan pemerintah masih marak terjadi lantaran minimnya perlindungan oleh konstitusi. Namun begitu partai-partai politik Turki secara umum sepakat melindungi hak kaum LGBT dari diskriminasi.
Foto: picture-alliance/abaca/H. O. Sandal
2. Mali
Mali termasuk segelintir negara Afrika yang melegalkan LGBT. Pasalnya konstitusi negeri di barat Afrika ini tidak secara eksplisit melarang aktivitas homoseksual, melainkan "aktivitas seks di depan umum". Namun begitu hampir 90% penduduk setempat meyakini gay dan lesbian adalah gaya hidup yang harus diperangi. Sebab itu banyak praktik diskriminasi yang dialami kaum LGBT di Mali.
Foto: Getty Images/AFP/J. Saget
3. Yordania
Konstitusi Yordania tergolong yang paling maju dalam mengakomodir hak-hak LGBT. Sejak hubungan sesama jenis dilegalkan tahun 1951, pemerintah juga telah menelurkan undang-undang yang melarang pembunuhan demi kehormatan terhadap kaum gay, lesbian atau transgender. Pemerintah misalnya mentolelir munculnya cafe dan tempat hiburan di Amman yang dikelola oleh kaum LGBT.
Foto: picture-alliance/AP Photo
4. Indonesia
Undang-undang Dasar 1945 secara eksplisit tidak melarang aktivitas seksual sesama jenis. Indonesia juga tercatat memiliki organisasi LGBT tertua di Asia, yakni Lambda Indonesia yang aktif sejak dekade 1980an. Kendati menghadapi diskriminasi, presekusi dan tanpa perlindungan konstitusi, kaum gay dan lesbian Indonesia belakangan tampil semakin percaya diri buat memperjuangkan hak mereka.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Rudianto
5. Albania
Kendati bermayoritaskan muslim, Albania dianggap sebagai pionir di tenggara Eropa dalam mengakui hak-hak kaum LGBT. Negeri miskin di Balkan ini juga telah memiliki sederet undang-undang yang melindungi gay dan lesbian dari praktik diskriminasi.
Foto: SWR/DW
6. Bahrain
Negara pulau di tepi Teluk Persia ini telah melegalkan hubungan sesama jenis sejak tahun 1976. Namun begitu Bahrain tetap melarang lintas busana di ruang-ruang publik. Terutama sejak 2008 pemerintah bertindak tegas terhadap pelanggaran aturan berbusana. Bahrain juga berulangkali dilaporkan mendakwa warga asing yang menawarkan layanan seksual sesama jenis di wilayahnya.
Foto: Getty Images
7. Palestina (Tepi Barat)
Resminya praktik hubungan sesama jenis masih dilarang di Jalur Gaza. Tapi tidak demikian halnya dengan Tepi Barat Yordan sejak dilegalkan tahun 1951. Ironisnya aturan yang melarang LGBT di Jalur Gaza tidak berasal dari pemerintahan Hamas, melainkan dari Inggris sejak zaman penjajahan.
Foto: Shadi Hatem
7 foto1 | 7
Erdogan juga telah menjadi “promotor sekularisme” di mana-mana, terutama di Timur Tengah. Misalnya di Mesir, September 2011 saat negara Firaun ini masih dikuasai Kelompok Ikhwanul Muslimin. "Sekualarisme tidak anti-agama. Negara Sekuler menerima semua agama, jangan takut dengan sekularisme, saya berharap Negara Sekular akan tegak di Mesir" katanya waktu itu. Promosi Erdogan ini direspon dengan kemarahan dari para elit Kelompok Ikhwanul Muslimin (alarabiya.net, 14 September 2011).
Kemungkinan lain “promosi”dan “penerimaan”Erdogan terhadap prinsip “Negara Sekuler”sebagai strategi politik agar kekuasaannya selamat dari ancaman kudeta militer Turki. Saat ini kekuatan legislatif, Parlemen Turki”, yang dikuasai oleh AKP sedang melakukan amandemen konstitusi.
Dalam konteks demokrasi, amandemen Konstitusi bisa dibenarkan, maka, kalau pun ada perubahan dari Negara Sekuler ke Negara Islam, secara prosedural, Erdogan dan AKP akan berlindung dibalik legalitas ini. Demokrasi hanya dijadikan sebagai prosedur pengambilalih kekuasaan oleh suatu rejim untuk menerapkan rezim dalam bentuk yang lain (Dari rezim militer yang sekuler ke rezim agama yang otoriter).
Cara ini memang banyak dituduhkan pada kekuatan-kekuatan Islam Politik yang tiba-tiba bersemangat ikut pemilu setelah sebelumnya mereka menolak Pemilu dan mengharamkan demokrasi, seperti Kelompok Salafi di Mesir, Hamas di Palestina, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Nahdhah di Tunisia, PKS di Indonesia. Demokrasi bagi kelompok ini tidak lebih sebagai “alat kudeta” dengan menggunakan kotak suara setelah sebelumnya mereka melancarkan kudeta dengan senjata.
Mungkin perubahan konstitusi di Turki tidak secara radikal dan frontal, misalnya tidak langsung dari negara sekuler ke Negara Islam, bisa jadi akan dilakukan secara bertahap, dihapuskan dulu prinsip-prinsip sekular, seperti keinginan Ismail Kahraman, yang nantinya akan dilanjutkan dengan ‘'islamisasi secara bertahap''.
Kemungkinan manakah yang akan terjadi pada masa depan kepemimpinan Erdogan dan Turki masa datang? Hanya waktu yang akan memberitahukan kita. Yang pasti, Erdogan akan terus hidup dalam dua tarik menarik: kenyataan Negara Sekuler dan godaan Negara Islam.
Penulis:
Mohamad Guntur Romli merupakan alumnus Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Madura dan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ia menulis beberapa buku: Dari Jihad Menuju Ijtihad, Ustadz Saya Sudah di Surga, Muslim Feminis, Syahadat Cinta Rabiah al-Adawiyah dan Islam Tanpa Diskriminasi. Kini ia menjadi Kurator Diskusi di Komunitas Salihara.
@GunRomli
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.
6 Fakta Unik Tentang Turki
Turki memiliki banyak sisi menarik. Berada di Asia dan Eropa sekaligus. Di abad pertengahan berjaya dengan kekaisaran Usmaniyah yang menduduki sebagian Eropa. Inilah beberapa fakta yang mungkin belum Anda ketahui.
Foto: AP
Hagia Sophia: Gereja jadi Mesjid
Mesjid paling terkenal di Istanbul Hagia Sophia asalnya adalah katedral dari zaman Byzantium di abad ke 6. Selama 900 tahun menjadi gereja terpenting dalam agama Kristen. Pada abad ke 15 Mehmet II merebut kota Konstantinopel yang kemudian menjadi Istanbul,. Ia mengubah gereja jadi mesjid dengan menambah 4 minaret dan air mancur. Sekarang Hagia Sophia menjadi museum.
Foto: picture-alliance/Marius Becker
Bazar Istanbul yang Luar Biasa
Grand Bazar atau pasar besar di Istanbul mencatat rekor tersendiri. Di dalam Bazar tertutup ini terdapat 64 lorong, 4000 toko dan lebih dari 25.000 pekerja. Bazar di Istanbul merupakan daya tarik utama bagi wisatawan. Setiap tahun lebih dari 90 juta wisatawan singgah dan berbelanja di Bazar Istanbul.
Foto: CC Josep Renalias
Ankara Ibukota Turki
Banyak yang salah menduga bahwa Istanbul adalah ibukota Turki. Ankara yang ada di bagian Asia adalah ibukota Turki. Penetapan Ankara sebagai ibukota Republik Turki dilakukan tahun 1923 setelah perang kemerdekaan. Kota berpenduduk 5 juta orang ini memiliki sejarah panjang yang bisa dilacak hingga abad 10 sebelum Masehi.
Foto: imago
Santa Claus Lahir di Turki
Figur terkenal Santa Claus atau Sinterklaas berasal dari Saint Nicholas yang dilahirkan di Patara tahun 270. Saat itu Patara masuk ke dalam Kekaisaran Romawi dan di zaman modern adalah wilayah kedaulatan Turki. Legenda menyebutkan Santa Claus adalah orang suci yang membantu rakyat miskin dan kelaparan di kawasan Myra hingga namanya dikenal sebagai Saint Nicholas dari Myra.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Dejong
Bunga Tulip Asalnya Untuk Obat
Bunga Tulip yang kini terkenal jadi ciri khas Belanda, sebetulnya berasal dari Turki. Kata Tulip berasal dari Turban alias sorban dalam bahasa Turki. Warga Turki di kawasan Asia Tengah sudah membudayakan Tulip sejak abad 10 untuk bahan obat-obatan. Carolus Clausius direktur taman Botani Leiden yang mula mula pada 1590 membudidayakan bunga Tulip di Belanda untuk penelitian bahan obat-obatan.
Foto: Poopak Khajehamiri
Alfabet Turki Tanpa X,Q dan W
Alfabet Turki terdiri dari 29 huruf atau lebih banyak 3 huruf dari alfabet latin. Tapi dalam alfabet Turki tidak ada huruf X,Q dan W. Dan tahukah Anda kata terpanjang dalam bahasa Turki "Muvaffakiyetsizleştiriveremeyebileceklerimizdenmişsinizcesine" yang artinya: mereka yang menganggap dirinya tidak bisa berubah secara tiba-tiba menjadi orang yang gagal. (as/vlz)