Turki membalas serangan Islamic State dengan menembakkan senjata artileri ke kota Jarablus di utara Suriah. Pemerintah di Ankara bersumpah akan membasmi IS dari wilayah perbatasan.
Iklan
Militer Turki membalas tembakan mortir dari Suriah dengan menembakan 40 peluru artileri terhadap empat target milik Islamic State di utara Suriah. Sebelumnya sebanyak dua tembakan mortir menghantam kota Karkamis dan menimbulkan kerugian materil.
Karkamis berbatasan dengan kota Suriah Jarablus yang dikuasai Islamic State. Saat ini kota tersebut tengah dikepung oleh kelompok pemberontak dukungan Turki. Jika berhasil, langkah itu akan membatasi ruang gerak kaum Kurdi di Suriah, tutur seorang komandan senior pemberontak kepada kantor berita Anadolu.
Senin lalu militer Turki telah lebih dulu melancarkan serangan artileri terhadap Islamic State dan kelompok bersenjata Kurdi dukungan AS, YPG di utara Suriah. Langkah itu diambil setelah aksi bom bunuh diri di sebuah pesta pernikahan sebuah keluarga Kurdi yang membunuh sedikitnya 54 orang, 22 diantaranya anak-anak.
Kendati belum ada klaim resmi, pemerintah di Ankara bersumpah akan "membasmi" Islamic State dari wilayah perbatasan. Presiden Recep Tayyip Erdogan awalnya mengatakan pelaku merupakan anak-anak di bawah umur.
Namun pernyataan tersebut dibantah oleh Perdana Menteri Binali Yildirim. Menurutnya pelaku bisa jadi "anak-anak atau orang dewasa. Sejauh ini belum ada bukti apapun." Yildirim mengatakan pernyataan Erdogan merupakan "perkiraan" yang berdasar pada keterangan saksi mata.
Serangan bom bunuh diri terhadap komunitas Kurdi di Gaziantep terjadi setelah kelompok milisi Kurdi di Suriah merebut kota Manbij dari tangan Islamic State. "Bisa jadi serangan itu untuk menghukum PYD," kata Nihat Ali Ozcan, pakar terorisme di Ankara.
PYD adalah partai politik Kurdi di Suriah yang berafiliasi dengan kelompok bersenjata YPG. Tapi Turki menganggap PYD sebagai kelompok teroris, mereka didukung AS dalam perang melawan Islamic State.
Cantik dan Mematikan: Prajurit Perempuan Pelumat ISIS
Mereka cantik, tetapi juga mematikan. Buat melumat ancaman kelompok teror Islamic State, perempuan Kurdi tidak segan mengangkat senjata. Keberadaan mereka di garda terdepan mengusik sikap anti perempuan kelompok radikal.
Foto: Reuters/A. Jadallah
Ditakuti dan Dibenci
Sejak beberapa tahun terakhir pasukan bersenjata Kurdi, Peshmerga, menerjunkan kaum perempuan buat bertempur di garda terdepan dalam perang melawan Islamic State. Mereka ditakuti, tutur Kolonel Nahida Ahmad Rashid, komandan batalyon perempuan Peshmerga, "karena pejuang IS merasa mereka yang mati di tangan perempuan tidak akan masuk surga."
Foto: Getty Images/AFP/S. Hamed
Berbayar Nyawa
Kekhawatiran terbesar prajurit perempuan Peshmerga adalah ditangkap oleh gerilayawan IS. Menurut berbagai laporan, mereka biasanya disiksa dan diperkosa sebelum dibunuh. Oleh pimpinan Peshmerga setiap serdadu perempuan diperintahkan menyisakan satu butir peluru buat melumat nyawa sendiri sebelum ditangkap.
Foto: picture alliance/Pacific Press/J. Ahmad
Uluran Tangan Barat
Batalyon kedua Pesherga saat ini berkekuatan 500 serdadu yang semuanya berjenis kelamin perempuan. Satuan tempur ini berbasis di Sulaymaniyah, Kurdistan, dan terletak tidak jauh dari perbatasan Iran. Lantaran kiprahnya dalam perang melawan IS, Peshmerga sering mendapat bantuan militer dari negara-negara barat. termasuk diantaranya program pelatihan buat perempuan.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Persamaan Gender di Jantung Kekuasaan IS
Prajurit perempuan Peshmerga ikut memanggul beban tugas yang sama seperti kaum lelaki. Mereka dikirim dalam misi pengintaian, berpatroli, menjaga pos pengawasan atau rumah sakit. "Satu-satunya perbedaan," kata Kolonel Rashid, sang komandan, "adalah para lelaki memakai senapan yang lebih berat."
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Perempuan di Akar Tradisi
Peshmerga yang dalam bahasa Kurdi berarti "mereka yang menatap mata kematian," aktif sejak akhir Perang Dunia I. Sejak dulu sayap militer Kurdi ini bertempur melawan pemerintahan Irak. Sejak jatuhnya rejim Saddam Hussein, wilayah Kurdistan menikmati otonomi dan kemajuan ekonomi. Perempuan yang teremansipasi sudah mengakar dalam tradisi Kurdi
Foto: Reuters/Ahmed Jadallah
Ekspresi Kebebasan Perempuan Kurdi
Peshmerga pertamakali merekrut prajurit perempuan sekitar 20 tahun lalu. Selain Peshmerga, minoritas Kurdi juga memiliki kelompok bersenjata lain seperti Partai Buruh Kurdi, PKK, atau YPG yang juga banyak diperkuat oleh kaum hawa. Adalah Abdullah Öcalan, pimpinan PKK, yang pertama kali mencetuskan ide serdadu perempuan. "Jika perempuan dijadikan budak, lelaki pun mengalami nasib sama," katanya
Foto: picture alliance/Pacific Press/J. Ahmad
Perjuangan demi Kebebasan
Peshmerga bertempur di front sepanjang 1000 kilometer di utara Irak. Jika dulu rejim Saddam Hussein dianggap sebagai ancaman terbesar, maka kini peran laknat tersebut digantikan oleh Islamic State. "Kami disini karena ingin melindungi apa yang telah susah payah kami capai, yakni parlemen, keamanan dan stabilitas," kata Komandan Rashid.