ISIS, Turki, Suriah, Kurdi, Kobani, perang, militan, krisis, konflik
22 Oktober 2014"Kami siap membantu membuka koridor agar pejuang Kurdi Irak- Peshmerga bisa melintas ke Suriah untuk membantu warga Kurdi di Kobani", ujar menteri luar negeri Mevlut Cavusoglu. Turki selama ini bersikap menahan diri menghadapi konflik yang dipicu terroris Islamic State di Suriah. Ankara memandang kaum Kurdi di Suriah sebagai loyal terhadap pemberontak Kurdi di Turki-PKK.
Sejauh ini belum ada rincian, seberapa besar dan persenjataan apa saja yang boleh dibawa melintasi kawasan Turki ke Suriah. Juga bagaimana prosedur melintas batas bagi pejuang Peshmerga tidak diungkap lebih jauh.
Hingga Senin (20/10) malam belum terlihat adanya gerakan apapun. Jurubicara Peshmerga, Halgurd Hekmat menyatakan, belum mendapat perintah untuk menggerakkan pasukan. "Tapi kami menunggu dan siap bergerak," ujar dia.
Namun dari kalangan petinggi Peshmerga juga muncul suara skeptis. "Sulit mengirim pasukan bantuan ke Kobani, karena posisi kami di Irak juga terancam oleh gempuran milisi Islamic State," ujar seorang petinggi yang minta namanya dirahasiakan.
Sementara itu menteri luar negeri AS, John Kerry yang sedang menghadiri pelantikan presiden Joko Widodo di Jakarta, menyatakan memuji langkah Turki itu. Ia juga menegaskan, sebelum menyuplai senjata kepada kaum Kurdi Suriah, AS sudah melakukan konsultasi intensif dengan Ankara, untuk mencegah kesalah pahaman.
Impak positif
Menanggapi suplai bantuan senjata lewat udara, Redur Xelil, jurubicara kelompok bersenjata Kurdi di Suriah-YPG menyatakan hal itu memiliki impak positif terhadap moral pejuang. "Kami mendapat bantuan persenjataan dan amunisi cukup banyak lewat udara. Tapi jumlahnya belum mencukupi untuk dapat memenangkan pertempuran", tambah dia kepada Reuters.
Xelil mengatakan, pertempuran di Kobani akan tetap berkepanjangan. "Milisi Islamic State masih cukup kuat dan tetap bergerak untuk merebut kota Kobani. Tapi pejuang Kurdi juga siap menangkis serangan ISIS," ujarnya.
Juga bantuan medis yang dijatuhkan lewat udara memiliki arti sangat penting. Welat Omer, salah seorang dari lima dokter yang masih bertahan di Kobani menjelaskan, obat-obatan telah didistribusikan kepada yang memerlukan, terutama anak-anak dan manula. Tapi Omer menegaskan, persediaan obat-obatan itu hanya cukup untuk lima hari.
Pesawat tempur AS dilaporkan terus melakukan serangan udara ke posisi ISIS di Kobane. Turki juga tetap tidak memberi izin penggunaan pangkalan militernya sebagai basis angkatan udara koalisi barat untuk melancarkan serangan ke Suriah.
(as/vlz) rtr,ap,afp,dpa