1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turki Kembali Gempur Posisi PKK di Irak Utara

27 Desember 2007

Pasukan udara Turki kembali membombardir wilayah perbatasan Irak. Namun protes internasional hampir tak terdengar. Belakangan tersebar kabar, Amerika memasok militer Turki dan juga geriliyawan Kurdi dengan informasi.

Pesawat tempur F-16 terbang melintasi sebuah kota setelah menyelesaikan tugasnya di Utara Irak.Foto: picture-alliance/dpa

Ankara sudah lama merasa di pihak yang benar. Namun kini sikap pemerintahan Turki itu makin menjadi. Di dalam negeri Presiden Turki, Abdullah Gül berkampanye: "Alasan kami diterima oleh masyarakat internasional. Mereka yakin bahwa tindakan Turki ini benear. Karena bila masyarakat internasional tidak mendukung tindakan ini, maka tentunya reaksi pasti berbeda. Turki telah berhasil menyakinkan dunia tentang legitimasi tindakan ini.“

Tindakan yang dimaksud oleh Abdulah Gül adalah serangan udara Angkatan Udara Turki ke wilayah Irak. Belakangan ini serangan-serangan terhadap lokasi yang diduga persembunyian gerilyawan PKK itu kian gencar. Namun protes masyarakat internasional terhadap pelanggaran wilayah kedaulatan Irak itu hampir-hampir tak terdengar.

Satu-satunya kecaman dinyatakan Presiden Massud Barsani di wilayah otonomi Kurdistan di Irak Utara. Barsani menyebut serangan itu bukannya hanya ingin menghancurkan PKK, melainkan menyerang wilayah otonomi itu. Barsani menyatakan tak bisa menerima bahwa desa-desa dibombardir dan warganya dibunuh. Berapa persisnya jumlah korban, baik warga sipil maupun militer, sama sekali tidak jelas.

Militer Turki menyebut jumlah korban mencapai ratusan pejuang PKK. Senin lalu, harian Turki Hurriyet mengatakan lebih dari 300 orang. Sebaliknya sumber-sumber bangsa Kurdi mengakau bahwa tak ada korban.

Perdana Menteri Tayyip Erdogan menegaskan pada parlemen Turki, bahwa Turki tidak menyerang wilayah otonomi Kurdi di Irak Utara. “Kami tidak bertujuan mengganggu kedaulatan Irak atas wilayahnya, apalagi menyerang masyarakat sipil di sana. Namun anggota organisasi teror PKK bersembunyi disana, dan organisasi itu merupakan ancaman bagi kesatuan nasional kami.”

Media Turki melaporkan bahwa Erdogan berbicara dengan Presiden Bush melalui telepon pada Hari Senin lalu. Disebutkan, Bush memberikan dukungan untuk tindakan keras terhadap PKK. Bahkan ada desas-desus bahwa informasi mengenai gerak-gerik PKK didapat dari satelit mata-mata Amerika Serikat. Meskipun begitu, korban dari PKK tidak banyak.

Oleh sebab itu ada selentingan bahwa Amerika menyediakan informasi bagi kedua pihak, Turki dan PKK. Bagaimanapun juga, Erdogan menegaskan serangan terhadap PKK akan terus berlanjut, karena menurut pemimpin Turki, perang melawan terorisme merupakan tugas yang paling penting. Selain itu, Turki merasa yakin, bahwa secara internasional pun telah mendapat dukungan dan mempunyai hak untuk memasuki wilayah negara lain.