Turki Peringatkan Milisi Haftar di Libya Hentikan Serangan
11 Mei 2020
Pemerintah Turki mengatakan akan mempertimbangkan pasukan milisi mantan jenderal Khalifa Haftar sebagai "target sah", jika mereka terus menyerang misi diplomatik di Libya.
Iklan
Pemerintah Turki memperingatkan orang kuat Libya, mantan jenderal Khalifa Haftar, agar menghentikan serangan terhadap misi diplomatik di Libya. Dalam dua hari terakhir, beberapa serangan dilakukan dekat misi perwakilan Turki dan Italia di Tripoli.
"Jika misi dan kepentingan kami di Libya menjadi sasaran, kami akan menganggap pasukan Haftar sebagai target yang sah," kata sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Turki hari Minggu (10/5). Turki juga mengeritik PBB yang dinilainya "tetap diam terhadap pembantaian ini."
Turki selama ini mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) di Tripoli, yang juga didukung oleh PBB. Sementara Rusia, Mesir dan Uni Emirat Arab mendukung Khalifa Hatar, yang bermarkas di Tobruk dan membawahi pasukan milisi yang menamakan dirinya "Tentara Nasional Libya".
Turki juga memperingatkan negara-negara yang mendukung Haftar. "Negara-negara yang memberikan bantuan militer, keuangan, dan politik kepada Haftar bertanggung jawab atas penderitaan yang dialami rakyat Libya, dan kekacauan serta ketidakstabilan negara ini," kata Kementerian Luar Negeri Turki.
'Serangan serampangan'
Hari Minggu terjadi serentetan serangan roket di Tripoli, yang diperebutkan dengan sengit oleh pasukan pemerintah dan milisi pimpinan Khalifa Haftar. Beberapa warga sipil, termasuk seorang anak perempuan berusia lima tahun diberitakan tewas dalam serangan itu.
Misi PBB di Libya UNSMIL menyerukan kepada Khalia Haftar untuk mengakhiri "serangan serampangan" ke kawasan sipil. Juga bandara Mitiga di Tripoli, satu-satunya bandara sipil yang masih beroperasi, mengalami serangan roket.
"UNSMIL memperbarui kecamannya atas serangan yang berdampak pada warga sipil dan infrastruktur sipil, dan menegaskan kembali seruannya kepada mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan di bawah hukum internasional untuk diadili," kata UNSMIL.
Konferensi internasional belum berhasil redakan konflik
Serangan ke bandara Mitiga terjadi ketika sebuah pesawat sipil bersiap untuk berangkat.
Turki menyebut serangan itu sebagai "kejahatan perang".
Libya jatuh ke dalam kekacauan setelah diktatornya Muammar Gaddafi terguling dan dibunuh para pemberontak yang antara lain didukung oleh negara-negara NATO. Sejak itu, faksi-faksi yang bertikai terlibat peperangan sengit memperebutkan kekuasaan.
Akhir Januari 2020, pemerintah Jerman memprakarsai konferensi internasional untuk perdamaian di Libya, yang juga melibatkan pihak-pihak yang bertikai. Dalam konferensi itu antara lain disepakati gencatan senjata antara pihak-pihak yang berperang, dan pengiriman misi internasional untuk mengawasi gencatan senjata. Namun hingga kini pertempuran terus terjadi.
hp/vlz (rtr, ap)
Musim Semi Arab: Awalnya dan Situasi Sekarang
Musim Semi Arab terjadi 2010 lalu. Namun, negara-negara Arab yang dulu dilanda revolusi masih tetap bergelut dengan berbagai masalah. Di banyak tempat, revolusi bahkan tak menunjukkan bekas. Berikut situasi lima negara.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Khalil Hamra
Tunisia, awalnya...
Peristiwa politik yang disebut "Revolusi Yasmin" diawali kerusuhan massal di seluruh negeri akhir Desember 2010. Awalnya peristiwa pembakaran diri penjual sayur Mohamed Bouazizi (17 Des 2010). Lalu 14 Januari 2011 Presiden Ben Ali meninggalkan Tunisia. 17 Januari 2011 PM Mohamed Ghannouchi dirikan pemerintahan sementara. 27 Februari 2011 Ghannouchi turun, dan digantikan PM baru Béji Caïd Essebsi.
Foto: AP
Tunisia, situasi sekarang
17 Jan 2011 Perdana Menteri Mohamed Ghannouchi dirikan pemerintahan sementara. 27 Feb 2011 setelah sejumlah aksi protes besar-besaran, Ghannouchi turun, dan PM baru Béji Caïd Essebsi (foto). Tunisia hingga kini masih menghadapi banyak masalah. Antara lain masalah keamanan. Juli 2015 terjadi sebuah serangan teror di Sousse yang menyebabkan 38 orang tewas. 30 di antaranya berasal dari Inggris.
Foto: AFP/Getty Images/F. Belaid
Mesir, awalnya...
Perlawanan dimulai 25 Jan 2011, pada hari yang disebut "Hari Kemarahan“. 11 Feb Presiden Hosni Mubarak yang sudah berkuasa puluhan tahun turun jabatan, Dewan Militer ambil alih. Mereka jamin pemilu demokratis serta cabut situasi darurat yang sudah berlangsung 30 tahun. 2 Juni 2012 Mubarak dijatuhi hukuman seumur hidup. Setelah itu ia beberapa kali dihadapkan ke pengadilan karena sejumlah tuduhan.
Foto: AFP/Getty Images/M. Abed
Mesir, sekarang
Dalam pemilu antara 2011 dan 2012 Ikhwanul Muslimin dapat suara mayoritas di parlemen. Mohammed Mursi jadi Presiden. Partai liberal, kiri dan kekuatan sekuler protes dan memuncak Nov 2012. Serangkaian demonstrasi berakhir pada kudeta oleh militer. Mereka angkat Adli Mansur sebagai presiden sementara, dan akhirnya lewat pemilu Mei 2014, (Jenderal) Abdel al-Fattah al-Sisi (foto) jadi presiden.
Foto: Reuters
Libya, dulu...
Muammar Gaddafi (foto) diktator Libya antara 1969-2011. Ia penguasa yang paling lama bercokol di puncak kekuasaan Libya. Awal 2011 Musim Semi Arab menjalar ke Libya dan sulut demonstrasi di seluruh negeri. Gaddafi kehilangan kontrol. Maret sejumlah negara lancarkan serangan udara. Juni 2011 Gaddafi resmi dicari karena pelanggaran kemanusiaan. 20 Oktober 2011 Gaddafi tewas dibunuh saat buron.
Foto: Christophe Simon/AFP/Getty Images
Libya, situasi sekarang
Sejak 2011 Libya diguncang baku hantam antar milisi. Awalnya proses demokratisasi berjalan karena 2012 pemilu demokratis dilaksanakan. Partai sekuler ANK jadi kekuatan terbesar. Tapi partai Islam jadi mayoritas di parlemen. Pemerintah mayoritas Islam fundamental tidak mampu atau mau hapus milisi. Ansar al-Sharia bisa bergerak bebas. Presiden Nuri Abusahmain bahkan dirikan pasukan pribadi.
Foto: picture-alliance/dpa
Maroko, lima tahun lalu
Maroko adalah monarki konstitusional, dan sejak 1999 dipimpin Muhammad VI (foto). Negara miskin tapi stabil secara politik. Setelah seruan di Facebook, 20 Feb 2011 (Hari Kehormatan) ribuan berdemonstrasi tuntut reformasi politik dan demokrasi. Dalam kerusuhan jatuh korban tewas. Sebagai reaksi, Raja Maroko umumkan reformasi politik 10 Maret 2011.
Foto: Getty Images/AFP/A. Jocard
Maroko, situasi sekarang
Referendum konstitusi dilaksanakan setelah Musim Semi Arab. Perubahan yang disetujui 98% anggota parlemen, akui Tamazight jadi bahasa resmi disamping Arab. Sejumlah kewenangan dialihkan dari raja ke perdana menteri dan parlemen. Raja sekarang wajib angkat PM dari partai yang mayoritas di parlemen. Sebelumnya, Raja Maroko bisa mengangkat siapapun yang ia inginkan. Foto: istana raja.
Foto: DW/D. Guha
Aljazair, lima tahun lalu
Kerusuhan Aljazair (2010–2012) berkaitan dengan revolusi di Tunisia. Aksi protews warga awalnya disulut terus meningkatnya harga bahan pangan. Kerusuhan muncul secara spontan dan tidak terorganisir. Oposisi tuntut pencabutan situasi darurat, dan itu dipenuhi pemerintah tanggal 24 Feb 2011. Hingga pertengahan April ada kerusuhan dan demonstrasi. Foto: Presiden Abdelaziz Bouteflika
Foto: Rahim Ichalalen
Aljazair, situasi sekarang
Aljazair hingga sekarang tetap menghadapi banyak masalah. Presiden Bouteflika juga tetap berkuasa. Dalam pemilu 17 April 2014 ia terpilih jadi presiden untuk keempat kalinya. Menurut keterangan departemen dalam negeri, 81,5% suara diraih Bouteflika, dan 12,18% diraih penantangnya Ali Benflis. Foto: ibukota Aljir.