Otoritas Turki melanjutkan pembersihan dengan memecat 149 jendral dan menutup lebih dari 130 media yang diduga berhubungan dengan kelompok makar.
Iklan
Militer Turki dipaksa melakukan restrukturisasi pasca percobaan kudeta yang gagal. Sebanyak 149 jendral yang mewakili hampir separuh petinggi militer dipecat secara tidak hormat. Kamis (28/7) di Ankara, Perdana Menteri Binali Yildirim bertemu dalam rapat darurat dengan kepala staf angkatan darat, laut dan udara, serta sejumlah petinggi militer lain.
Dari perwira yang dipecat, 30 diantaranya berasal dari angkatan udara, sementara 32 lain dari angkatan laut. Selebihnya militer juga memberhentikan 1.099 perwira menengah dan 436 perwira rendah.
Militer kini harus merombak struktur komando untuk mengisi posisi tinggi yang kosong. Sebanyak 8,651 prajurit lintas matra dan pangkat diklaim terlibat dalam percobaan kudeta yang gagal.
Turki juga membidik media yang diduga kuat berafiliasi dengan kelompok Fethullah Gulen. Sedikitnya 131 koran, stasiun televisi dan media online dibredel. Langkah tersebut memicu kekhawatiran negara-negara barat.
Turkey after the coup
04:27
Sejauh ini pemerintah di Ankara masih belum memublikasikan nama-nama media yang terkena imbas pembersihan. Namun stasiun televisi CNN Turki melaporkan sebagian media yang dibredel tidak berhubungan dengan gerakan Gulen, melainkan media pro Kurdi dan oposisi, termasuk Cihan News Agency dan harian Taraf.
Awal pekan ini pemerintah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 89 jurnalis, 47 diantaranya pernah bekerja untuk harian Zaman yang sempat direbut pemerintah dan kini juga akan dibredel.
Langkah pemerintah membersihkan militer dan media dimungkinkan oleh Undang-undang darurat yang diberlakukan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan selama tiga bulan pasca percobaan kudeta.
Sejarah Kudeta Militer di Turki
Sebanyak enam kudeta dilancarkan militer terhadap pemerintah sipil sepanjang sejarah Turki. Hampir semua bermotifkan politik. Militer menganggap diri sebagai pengawal sekularisme Atatürk dan tidak jengah mengintervensi.
Foto: Reuters/O. Orsal
1960: Kudeta Demokrasi
Kepala pemerintahan pertama di Turki yang dipilih langsung oleh rakyat tidak berusia lama. Kekuasaan Adnan Menderes dan Partai Demokrat diwarnai pelanggaran HAM dan upaya untuk mengembalikan Syariat Islam ke pemerintahan Turki. Militer kemudian melancarkan upaya kudeta pertama. Setahun berselang Menderes dihukum mati oleh junta militer.
Foto: picture-alliance/AP Photo
1971: Berakhir Lewat Memorandum
Selang 11 tahun setelah kudeta terakhir, militer melayangkan memorandum yang menyebut pemerintah telah "menyeret negara dalam anarki dan kerusuhan sosial." Surat yang ditandatangani semua perwira tertinggi militer itu mengultimatum pemerintahan untuk segera membubarkan diri dan membentuk pemerintahan kesatuan.
Foto: Imago/ZUMA/Keystone
1980: Kudeta Mengakhiri Perang Proksi
Muak dengan pertikaian antara kaum kanan dan komunis kiri, panglima militer Jendral Kenan Evren melancarkan kudeta buat menyingkirkan pemerintahan sipil. Turki pada dekade 80an ikut terseret dalam arus perang dingin yang ditandai dengan konflik berdarah di level akar rumput. Hingga akhir 70an negeri dua benua itu mengalami 10 pembunuhan per hari terhadap aktivis komunis atau sayap kanan
Foto: imago/Zuma/Keystone
Darah Berbayar Duit
Kudeta 1980 membuahkan pertumbuhan ekonomi buat Turki yang nyaris bangkrut. Namun kekuasaan Jendral Evren hingga 1989 banyak diwarnai oleh penculikan dan penyiksaan terhadap oposisi dan kelompok anti pemerintah. Tahun 2014 Evren akhirnya divonis penjara seumur hidup oleh sebuah pengadilan di Ankara. Namun lantaran faktor usia, vonis tersebut cuma bersifat simbolis.
Foto: AP
1997: Intervensi Senyap
Kembali militer bereaksi ketika pemerintahan Necmettin Erbakan dinilai menanggalkan prinsip sekulerisme Ataturk. Saat itu dewan jendral, termasuk Panglima Militer Jendral Ismail Hakki Karadayi, mengultimatum pemerintah untuk melaksanakan enam butir tuntutan yang membatasi gerak kelompok Islam. Kudeta itu berhasil menjatuhkan Erbakan. Tapi para jendral yang terlibat kemudian diadili tahun 2012
Foto: Adem Altan/AFP/Getty Images
2016: Kudeta Setengah Hati
Pada Jumat malam, 15 Juli 2016, militer tiba-tiba mendeklarasikan kudeta dan mengklaim telah merebut pemerintahan dari tangan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Saat itu Erdogan sedang berlibur di luar negeri. Militer lalu bergerak merebut tempat-tempat strategis, termasuk kantor stasiun televisi CNN Turki di Istanbul
Foto: Getty Images/G.Tan
Balas Dendam Erdogan
Lewat pesan ponsel Erdogan memerintahkan pendukungnya untuk turun ke jalan. Aparat kepolisian dan pasukan pemerintah dikerahkan buat menghalau kelompok makar. Hasilnya ratusan orang tewas dan ribuan lain luka-luka. Kudeta di Turki dinilai berlangsung tanpa perencanaan matang. Erdogan lalu memanfaatkannya buat memberangus musuh politik yang sebagian besar simpatisan kelompok Gulen