Turki diisukan melakukan pertukaran tahanan untuk membebaskan 49 sandera dari tangan Islamic State. Kini Presiden Recep Tayyib Erdogan mengisyaratkan kebenaran kabar burung tersebut.
Iklan
Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengindikasikan pihaknya melakukan pertukaran tahananan dengan Islamic State. Langkah tersebut diambil guna membebaskan 49 tahanan Turki yang disandera oleh kelompok teror tersebut.
Menjawab pertanyaan tersebut, sang presiden yang sedang berkunjung di New York, Senin (22/9), mengatakan "hal semacam itu mungkin dilakukan," katanya. Ia merujuk pada Israel yang membebaskan 1500 tahanan Palestina untuk satu sandera Israel. "Jadi anda lihat, hal itu mungkin dilakukan."
Sebanyak 46 warga Turki dan tiga warga Irak dikembalikan ke negaranya, Sabtu (20/9) setelah disandera oleh IS selama lebih dari tiga bulan. Mereka ditangkap ketika kelompok teror pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu mengambilalih kota Mosul, Juni silam.
Proses Panjang Pembebasan Sandera
Pemerintah Turki sejauh ini enggan menjelaskan bagaimana mereka berhasil membebaskan para tahanan. Erdogan sebelumnya juga membantah pihaknya membayarkan uang tebusan. Ankara juga tidak pernah memberikan jawaban jelas ketika ditanya mengenai pertukaran tananan.
Berbicara di hadapan lembaga riset AS, Council of Foreign Relations di New York, Erdogan mengklaim proses pembebasan memakan waktu "102 hari dan melibatkan dinas rahasia nasinonal," ujarnya. "Upaya tersebut bernilai historis dan sangat penting."
"Turki Siap Memerangi Terorisme"
Erdogan sekali lagi menekankan pihaknya tidak membayarkan uang kepada IS. "Sementara sisanya, anda tidak bisa mengharap kami memublikasikan semua informasi terkait kegiatan dinas rahasia. Tapi hasil akhirnya adalah bahwa 49 staf kedutaan kami telah dibebaskan."
Banyak pihak meragukan kelompok teror IS bersedia melepaskan 49 tahanan yang dianggap sebagai modal politik tanpa mendapat keuntungan apapun sebagai gantinya. Kendati begitu Erdogan menekankan, Turki "tidak akan ragu buat memerangi segala bentuk terorisme."
Menurutnya, sikap diam pemerintah terhadap proses pembebasan sandera perlu dilakukan "karena kami mengkhawatirkan keselamatan warga kami." Ia tidak lupa mengecam kritik yang diarahkan kepadanya, "ini adalah serangan sistematik terhadap reputasi internasional Turki."
rzn/ab (ap,rtr)
Bukan Jumlah Anggota yang Jadikan IS Kuat
Melihat aksi Islamic State, banyak orang heran tentang bagaimana kelompok jihad kecil itu bisa merajalela.
Foto: picture alliance / AP Photo
Kekuatan IS kecil
Kelompok jihadi itu masih relatif merupakan kekuatan kecil dan kekuatannya tidak terletak dalam jumlah. Berikut alasan yang diidentifikasi oleh para ahli militer mengenai kenapa IS sukses.
Foto: Imago/Xinhua
Punya senjata baru
Islamic State menggunakan peralatan militer yang mereka rebut dari para musuh yang mereka taklukkan, termasuk tank-tank, Humvees, rudal dan berbagai senjata berat lainnya. Sejumlah perlengkapan, sebagian besar buatan Amerika, yang ditinggal kabur pasukan Irak yang melarikan diri ketika para jihadis meluncurkan serangan pertama mereka lebih dari dua bulan lalu, telah mengubah kemampuan IS.
Foto: picture alliance/AP Photo
Pengalaman Suriah
IS telah lama memiliki pijakan di Irak – yang bahkan menjadi tempat inkarnasi pertama kelahiran kelompok itu pada 2004 – namun apa yang membuat mereka kuat seperti hari ini adalah berkat pertempuran di negara tetangga Suriah. Mereka telah memerangi rezim Suriah dan kelompok pemberontak saingannya sejak 2011, kelihatan tidak takut mati dan mengadopsi taktik yang sangat agresif.
Foto: picture alliance/AP Photo
Memilih perang dengan cerdik
IS telah memilih perang dengan kecerdikan yang tajam, mefokuskan diri pada wilayah-wilayah Sunni di mana mereka bisa mendapatkan dukungan, infrastruktur-infrastruktur kunci atau tempat-tempat yang tidak dijaga dengan baik, serta pada saat bersamaan menghindari kekalahan yang tidak perlu untuk tetap memelihara momentum dan kesatuan di dalam organisasi.
Foto: Reuters
Propaganda efektif
IS menggunakan faktor ketakutan untuk menaklukkan seluruh kota tanpa perlawanan. Mereka menggunggah berbagai foto mengerikan orang-orang yang dipenggal dan dimutilasi, untuk merekrut dan meradikalisasi anak muda dan pada saat bersamaan membuat musuh ketakutan.
Foto: picture-alliance/dpa
Musuh yang lemah
Satu-satunya faktor tunggal terbesar yang membuat para jihadis itu kelihatan kuat adalah lemahnya para lawan mereka. “Angkatan bersenjata Kurdi relatif baik menurut standar Irak, tapi mereka betul-betul prajurit infantri yang “ringan”. Mereka yang berpengalaman memerangi Saddam Hussein telah pergi dan digantikan oleh orang-orang yang lebih muda,” kata Cordesman, mantan pejabat pertahanan AS.