Polisi Turki menahan 118 orang dalam aksi razia besar-besaran. Yang terutama jadi sasaran adalah kalangan pimpinan Partai Kurdi HDP karena dituduh terkait partai militan Kurdi, PKK.
Iklan
Razia diadakan setelah sebuah cabang Partai Pekerja Kurdi (PKK), yaitu Elang Kebebasan Kurdistan, menyatakan diri bertanggungjawab atas dua serangan bom Sabtu lalu (10/12), yang meledak bersamaan di luar sebuah stadion olah raga Istanbul. Serangan menyebabkan 44 orang tewas dan lebih dari 100 cedera. Demikian dilaporkan kantor berita Anadolu.
Beberapa jam setelahnya, jet tempur Turki melancarkan serangan udara terhadap sejumlah sasaran yang dianggap markas PKK di Irak Utara. Serangan tersebut selain menghancurkan markas PKK, juga sejumlah lokasi dan fasilitas milik PKK. Demikian keterangan militer Turki.
Operasi penangkapan di sejumlah kota
Senin (12/12) dini hari, sekitar 500 polisi melancarkan operasi di kota Adana, dan menangkap 25 pejabat partai HDP, demikian dilaporkan Anadolu. Tim polisi anti teroris menangkap 20 pejabat HDP di Istanbul, sementara di ibukota Ankara 17 orang ditangkap. Aksi serupa juga diadakan di kota Manisa dan Mersin.
Partai HDP adalah oposisi kedua terbesar di parlemen. Pimpinannya sudah dipenjarakan karena tuduhan terkait dengan PKK. Saat ini pemerintah Turki menuduh HDP jadi kaki-tangan PKK yang dianggap organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa. Antara PKK dan pemerintah Turki sudah terjadi konflik bersenjata selama bertahun-tahun.
Jadi sasaran sejak kudeta gagal
Pemerintah Turki sudah melakukan banyak penangkapan anggota HDP sejak kudeta yang gagal 15 Juli lalu, walaupun tidak ada bukti jelas bahwa HDP terkait kudeta. Sementara anggota partai itu juga menyatakan tidak terkait dengan PKK.
Sebaliknya anggota HDP mengatakan mereka sekarang jadi sasaran aksi pemerintah. Mereka menuduh pemerintah ingin menyingkirkan mereka dari parlemen sehingga jalan terbuka bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk memperluas kekuasaannya.
ml/vlz (afp, rtr, dpa)
Sejarah Kudeta Militer di Turki
Sebanyak enam kudeta dilancarkan militer terhadap pemerintah sipil sepanjang sejarah Turki. Hampir semua bermotifkan politik. Militer menganggap diri sebagai pengawal sekularisme Atatürk dan tidak jengah mengintervensi.
Foto: Reuters/O. Orsal
1960: Kudeta Demokrasi
Kepala pemerintahan pertama di Turki yang dipilih langsung oleh rakyat tidak berusia lama. Kekuasaan Adnan Menderes dan Partai Demokrat diwarnai pelanggaran HAM dan upaya untuk mengembalikan Syariat Islam ke pemerintahan Turki. Militer kemudian melancarkan upaya kudeta pertama. Setahun berselang Menderes dihukum mati oleh junta militer.
Foto: picture-alliance/AP Photo
1971: Berakhir Lewat Memorandum
Selang 11 tahun setelah kudeta terakhir, militer melayangkan memorandum yang menyebut pemerintah telah "menyeret negara dalam anarki dan kerusuhan sosial." Surat yang ditandatangani semua perwira tertinggi militer itu mengultimatum pemerintahan untuk segera membubarkan diri dan membentuk pemerintahan kesatuan.
Foto: Imago/ZUMA/Keystone
1980: Kudeta Mengakhiri Perang Proksi
Muak dengan pertikaian antara kaum kanan dan komunis kiri, panglima militer Jendral Kenan Evren melancarkan kudeta buat menyingkirkan pemerintahan sipil. Turki pada dekade 80an ikut terseret dalam arus perang dingin yang ditandai dengan konflik berdarah di level akar rumput. Hingga akhir 70an negeri dua benua itu mengalami 10 pembunuhan per hari terhadap aktivis komunis atau sayap kanan
Foto: imago/Zuma/Keystone
Darah Berbayar Duit
Kudeta 1980 membuahkan pertumbuhan ekonomi buat Turki yang nyaris bangkrut. Namun kekuasaan Jendral Evren hingga 1989 banyak diwarnai oleh penculikan dan penyiksaan terhadap oposisi dan kelompok anti pemerintah. Tahun 2014 Evren akhirnya divonis penjara seumur hidup oleh sebuah pengadilan di Ankara. Namun lantaran faktor usia, vonis tersebut cuma bersifat simbolis.
Foto: AP
1997: Intervensi Senyap
Kembali militer bereaksi ketika pemerintahan Necmettin Erbakan dinilai menanggalkan prinsip sekulerisme Ataturk. Saat itu dewan jendral, termasuk Panglima Militer Jendral Ismail Hakki Karadayi, mengultimatum pemerintah untuk melaksanakan enam butir tuntutan yang membatasi gerak kelompok Islam. Kudeta itu berhasil menjatuhkan Erbakan. Tapi para jendral yang terlibat kemudian diadili tahun 2012
Foto: Adem Altan/AFP/Getty Images
2016: Kudeta Setengah Hati
Pada Jumat malam, 15 Juli 2016, militer tiba-tiba mendeklarasikan kudeta dan mengklaim telah merebut pemerintahan dari tangan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Saat itu Erdogan sedang berlibur di luar negeri. Militer lalu bergerak merebut tempat-tempat strategis, termasuk kantor stasiun televisi CNN Turki di Istanbul
Foto: Getty Images/G.Tan
Balas Dendam Erdogan
Lewat pesan ponsel Erdogan memerintahkan pendukungnya untuk turun ke jalan. Aparat kepolisian dan pasukan pemerintah dikerahkan buat menghalau kelompok makar. Hasilnya ratusan orang tewas dan ribuan lain luka-luka. Kudeta di Turki dinilai berlangsung tanpa perencanaan matang. Erdogan lalu memanfaatkannya buat memberangus musuh politik yang sebagian besar simpatisan kelompok Gulen