1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turki Terhindar Dari Bencana Politik

31 Juli 2008

Demokrasi dan akal sehat akhirnya menang. Turki berhasil terhindar dari bencana politik.

Demonstrasi menuntut pembubaran partai pemerintah AKPFoto: picture-alliance/ dpa

Vonis Mahkamah Konstitusi Turki yang menolak permohonan pelarangan partai pemerintah AKP dari PM Recep Tayyip Erdogan dikomentari harian-harian internasional.

Harian konservatif Inggris The Times yang terbit di London dalam tajuknya berkomentar :

Keputusan untuk menolak permohonan pelarangan partai AKP, merupakan kemenangan bagi demokrasi. Vonis ini akan dapat menenangkan situasi politik yang saat ini amat tegang. Sekaligus memberikan jaminan keamanan kepada investor asing, dengan cara menonjolkan kembali prinsip demokrasi. Dampaknya memang lebih luas lagi. Vonis mahkamah konstitusi Turki, akan memberikan gambaran kepada kelompok Islam moderat di negara-negara lainnya, bahwa Islam selaras dengan demokrasi, dan juga dalam sebuah kerangka hukum yang sekuler masih dapat mencapai sasarannya. Bagi dunia Islam, vonis ini merupakan isyarat amat positif dan berwawasan luas.

Harian Swiss Tages-Anzeiger yang terbit di Zürich berkomentar :

Turki sudah terhindar dari bencana. Namun krisis politik belum berlalu. Perebutan kekuasaan juga belum berakhir. Mahkamah konstitusi mengingatkan partai AKP, agar menyikapi vonis yang dijatuhkan sebagai peringatan serius. Pesannya amat jelas. Partai itu harus menyelaraskan diri dengan sistem lama, seperti yang dianut partai-partai lainnya yang menamakan dirinya sebagai partai pro-reformasi. Tapi jika AKP dilarang, berarti berakhirnya reformasi demokrasi di Turki, sekaligus tamatnya sejarah sukses partai berhaluan Islam tsb. Turki memerlukan konstitusi baru.

Harian Jerman Frankfurter Rundschau yang terbit di Frankfurt am Main berkomentar :

Vonis itu bukan putusan bebas, dan juga bukan surat pembebasan bagi PM Erdogan. AKP memang tidak dilarang, dan Erdogan masih dapat terus memimpin pemerintahan. Tapi tidak seperti sebelumnya. Para pengritiknya menegaskan, Erdogan harus menarik pelajaran. Ia harus lebih mengkonsentrasikan diri untuk mengurangi defisit demokrasi. Kebebasan beragama dan hak asasi harus diberikan kepada semua warga di Turki. Juga kepada kaum Kristen dan Kurdi. Jika tidak, semua langkah Erdogan tidak ada artinya dalam perspektiv Eropa.

Terakhir harian konservatif Austria Die Presse yang terbit di Wina berkomentar :

Vonisnya singkat tapi merupakan keputusan yang tepat. Partai pemerintah Turki-AKP, dapat melanjutkan haluannya yang berada diantara Islam dan reformasi gaya barat. Sebuah celah bagi pembentukan Turki yang modern tidak jadi ditutup oleh para hakim. AKP bukan jalan tengah yang bagus. Tapi bagi Turki saat ini, itulah satu-satunya cara yang dapat menjamin stabilitas minimal. Politik diantara dua kutub yang dijalankan AKP, seharusnya mendapat ganjaran bukannya mendapat hukuman. Tujuannya, agar kekuatan yang moderat dapat diperkuat. (as)