1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Uber Akan Galakkan Penyewaan Sepeda Listrik Untuk Dalam Kota

27 Agustus 2018

Perusahaan jaringan transportasi Uber mengatakan mereka ingin lebih fokus pada bisnis transportasi dengan motor dan sepeda listrik, sekalipun belum membawa keuntungan.

Uber app  iPhone
Foto: picture alliance / NurPhoto

Bos Uber Dara Khosrowshahi mengatakan, moda transportasi individual dengan motor listrik dan sepeda lebih cocok untuk perjalanan pendek dalam kota. Dia juga memperkirakan pengguna di masa depan akan lebih sering melakukan perjalanan singkat.

"Selama jam-jam sibuk, sangat tidak efisien mengantar satu orang dengan (transportasi berbobot) 1 ton untuk (jarak) 10 blok," katanya kepada harian ekonomi Financial Times.

"Secara finansial, dalam jangka pendek ini mungkin bukan keuntungan bagi kami, namun secara strategis jangka panjang kami pikir itulah yang tepat dan kami ingin menuju ke sana."

Direktur Eksekutif Uber Dara KhosrowshahiFoto: Reuters/A. Machado

Uber telah melakukan investasi di sejumlah perusahaan sepeda pada tahun lalu. Jaringan transportasi sepeda listrik Jump miliknya sekarang tersedia di delapan kota AS, termasuk New York dan Washington, dan siap diluncurkan di Berlin, Jerman.

Uber juga bekerja sama dengan Lime, sebuah perusahaan motor listrik, dan menjajaki penawaran di bidang angkutan umum dan pengiriman barang.

Dara Khosrowshahi mengakui bahwa Uber menghasilkan lebih sedikit uang dari sepeda listrik dibandingkan dengan moda transportasi mobil, namun dalam jangka panjang, lebih banyak pelanggan akann menggunakan aplikasi Uber lebih sering untuk perjalanan yang lebih pendek.

Visi Uber di masa depan: Bisnis taksi pesawat rencananya akan diluncurkan 2020Foto: picture-alliance/AP Photo/Uber Technologies

Dia juga mengakui bahwa jaringan pengemudi Uber mungkin kurang setuju dengan rencana ini, tetapi pengemudi Uber dalam jangka panjang akan mendapatkan keuntungan dari perjalanan yang lebih panjang.

Uber saat ini berada di bawah tekanan untuk meningkatkan keuangan dan keuntungannya menjelang rencana masuk bursa. Tahun lalu Uber membukukan kerugian sekitar 4.5 miliar dolar AS.

Pendapatan dari bisnis taksi online meningkat, namun biaya ekspansi ke area baru, seperti jasa transportasi sepeda dan pengiriman makanan, meningkat.

Tekanan regulasi juga mengancam pertumbuhan Uber di beberapa kawasan. Bulan September ini, kota New York mengatakan akan meninjau lagi lisensi taksi untuk menghadapi kemacetan, sementara walikota London menerangkan dia mempertimbangkan langkah serupa.

hp/rzn (rtr)