UE Akan Kucurkan Bantuan Investasi 1 Miliar Euro untuk Mesir
1 Juli 2024
Rencana pendanaan tersebut akan membantu Mesir untuk melakukan reformasi ekonomi yang substansial, bersama dengan investasi miliaran dolar oleh perusahaan-perusahaan Eropa.
Iklan
Rencana pendanaan tersebut akan membantu Kairo untuk melakukan reformasi ekonomi yang substansial, bersama dengan investasi miliaran dolar oleh perusahaan-perusahaan Eropa.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada hari Sabtu (29/06) mengumumkan investasi sebesar €42 miliar (sekitar Rp700 triliun) oleh perusahaan-perusahaan Eropa di Mesir serta uang tunai dari Brussels untuk membantu perekonomian negara tersebut.
Von der Leyen mengatakan pada Konferensi Investasi Mesir-Uni Eropa (UE) di Kairo sejumlah perusahaan telah menandatangani lebih dari 20 kesepakatan baru atau nota kesepahaman (MOU) dengan Mesir.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Uni Eropa telah menjanjikan Mesir dana senilai €7,4 miliar dalam bentuk dukungan finansial untuk reformasi ekonomi. Pada hari yang sama, kedua belah pihak menandatangani perjanjian untuk pembiayaan pertama sebesar 1 miliar euro.
Pejabat Eropa mengatakan mereka ingin membantu Mesir yang mengalami guncangan ekonomi berulang kali akibat pandemi COVID-19 dan inflasi tinggi. Mereka ingin Mesir dapat menjadi lebih tangguh dengan meningkatkan investasi dan sektor swasta.
Mesir yang kuat penting bagi UE
Von der Leyen menulis tentang investasi di X, yang sebelumnya bernama Twitter, dan mengatakan negara-negara UE dan Mesir ingin menciptakan kemitraan berdasarkan "kerangka kepercayaan dan kepastian."
"Stabilitas Mesir penting bagi kawasan ini. Di tengah kekacauan dunia, kami telah mempererat hubungan kami, membangun ikatan historis," imbuhnya.
Pimpinan UE ini mengatakan kedua mitra akan terus bekerja sama di berbagai sektor termasuk perdagangan, energi, air, migrasi, keterampilan, dan mobilitas.
Seni Jalanan yang Menggambarkan Revolusi Mesir
Pada tahun 2011, di saat ribuan pengunjuk rasa menuntut hak yang lebih demokratis, seniman jalanan Mesir mengungkapkan perbedaan pendapat mereka melalui lukisan di tembok Kairo.
Foto: Khaled Elfiqi/dpa/picture alliance
Ada waktu untuk berharap
Awal revolusi pada tahun 2011, anak-anak muda Mesir bersatu menghadapi rezim mantan Presiden Hosni Mubarak.
Foto: Ben Curtis/AP Photo/picture alliance
Hari terdahulu
Sebuah grafiti yang dibuat pada awal masa perjuangan yang memiliki slogan "Revolusi ada di nadi kami."
Foto: Getty Images/AFP/K. Desouki
Kesengsaraan masyarakat
Mural yang dibuat oleh Ammar Abo Bakr dilukis di jalan Mohamed Mahmoud, menunjukkan seorang anak lelaki menangis sambil memegang sepotong roti.
Foto: Amr Nabil/AP Photo/picture alliance
Korban revolusi
Mural ini menggambarkan tindakan kekerasan brutal terhadap blogger Mesir Khaled Said pada tahun 2010.
Foto: Khaled Elfiqi/dpa/picture alliance
Harapan yang menipis
Lukisan jalanan ini menunjukkan potret mantan penguasa Mesir Hosni Mubarak, mantan panglima militer Mohamed Tantawy, dan mantan Presiden Mohamed Mursi. Kata-kata dalam bahasa Arab berbunyi, "Tidak, Konstitusi Persaudaraan itu Sah."
Foto: Reuters
Berbicara melalui seni
Seniman jalanan menggunakan gambar-gambar seperti ini untuk mengkomunikasikan ketidakpuasan mereka terhadap rezim dan juga untuk menciptakan kesadaran tentang penderitaan rakyat.
Foto: Khaled Elfiqi/dpa/picture alliance
Simbol protes
Seniman sering melukis di dinding di jalan Mohamed Mahmoud, yang merupakan pusat bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan di Kairo pada 2011.
Foto: Munir Sayegh
'Firaun' terakhir menang
Pada tahun 2014, Hosni Mubarak telah dibebaskan dari penjara. Akankah Presiden Abdel-Fattah el-Sissi kehilangan popularitasnya? Lukisan ini menunjukkan seorang pria bertopeng badut memegang tongkat kekerabatan Mesir kuno.
Foto: DW/R. Mokbel
'Revolusi tanpa harapan atau keputusasaan'
Mural karya Ammar Abo Bakr ini dibuat di Berlin pada tahun 2015, setelah kematian Shaimaa al Sabbagh, seorang penyair dan aktivis Mesir.
Foto: Don Karl
Tidak ada ruang untuk seni
Gambar terbaru yang dilukis oleh seniman Polandia Lukasz Zasadni menghiasi dinding pemakaman di Kairo. Mural jalanan tidak lagi umum di Mesir. (ha/yp)
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. El-Mofty
10 foto1 | 10
Berpidato di konferensi tersebut, von der Leyen mengatakan kepada para delegasi bahwa investasi tersebut akan "mendampingi dan memberi insentif bagi agenda reformasi Mesir." Menurutnya, ini akan "mendorong lingkungan bisnis yang lebih kuat dan menarik lebih banyak investasi serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja yang baik."
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi mengatakan dalam pidatonya bahwa konferensi tersebut "menandai langkah implementasi pertama dalam upaya meningkatkan hubungan dan mencerminkan komitmen Mesir dan UE untuk melangkah lebih jauh daripada sekadar janji menuju tahap implementasi."
Ia mengatakan bahwa selama krisis internasional dan regional yang terjadi berturut-turut, "Mesir telah terbukti menjadi mitra yang dapat diandalkan dalam menghadapi tantangan bersama dengan cara yang mencapai keamanan dan stabilitas."
Suntikan dana tersebut meredakan krisis mata uang yang telah berlangsung lama. Pada saat yang sama Mesir juga berusaha mengelola dampak perang di Gaza, dan di Sudan, di perbatasan selatan.
Von der Leyen didampingi oleh dua komisaris Uni Eropa lainnya, seperti Komisaris Ekonomi Vladis Dombrovskis.
Gelombang Protes "Musim Semi Arab" 10 Tahun Lalu
Gerakan protes yang kemudian dikenal sebagai "musim semi Arab" 10 tahun lalu mencapai Mesir. Pada 25 Januari 2011, massa berkumpul di lapangan Tahrir di Kairo dan menuntut penguasa Hosni Mubarak mundur.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Trueba
Menuntut penguasa mundur
Para perempuan Irak tua dan muda melibatkan diri dalam aksi protes massal di Lapangan Tahrir, Januari 2011, menuntut kebebasan politik dan mundurnya Hosni Mubarak.
Foto: AP
Akhirnya mundur dan diadili
Akhirnya, Hosni Mubarak yang sudah berkuasa lebih 30 tahun mengundurkan diri 11 Februari 2011. Beberapa bulan kemudian dia mulai diadili. Tahun 2012 dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dengan tuduhan tidak menghentikan aksi kekerasan brutal aparat keamanan di Lapangan Tahrir. Hosni Mubarak meninggal Februari 2020 setelah menjalani perawatan di rumah sakit militer Mesir.
Foto: picture-alliance/AP
Berawal dari Tunisia
Aksi protes massal di kawasan itu berawal dari aksi massa di Tunisia menentang kenaikan harga dan menenentang Presiden Zine El Abidine Ben Ali, yang berkuasa sejak 1987. Massa memenuhi pusat ibukota Tunis pada Januari 2011 menuntut Ben Ali meletakkan jabatan.
Foto: AP
Tumbang setelah berkuasa 23 tahun di Tunisia
Setelah protes makin meluas di Tunisia, Presiden Zine El Abidine Ben Ali dan keluarga akhirnya melarikan diri ke Arab Saudi. Dia disebut-sebut membawa lari uang ratusan juta dolar AS. June 2011, Ben Ali dan istrinya diadili secara in absentia dan diajtuhi hukuman 35 tahun penjara atas tuduhan mencuri harta negara. Ben Ali meninggal di Arab Saudi September 2019 pada usia 83 tahun.
Foto: AP
Pemberontakan di Libya
Aksi protes massal juga menjalar ke Libya yang berada di bawah pemerintahan rezim militer dengan pemimpin kontroversialnya Muammar Gaddafi. Aksi protes berubah menjadi perlawanan bersenjata dan terutama berpusat di kota Benghazi, yang dikuasai pemberontak. Gaddafi mengerahkan militer untuk menggempur, tapi kubu pemberontak mendapat dukungan dari NATO.
Lari, bersembunyi dan dibunuh
Penguasa Libya yang menjuluki dirinya sendiri sebagai “Raja Arab” ini tidak semujur para pemimpin lain. Muammar Gaddafi yang berkuasa 40 tahun di Libya terpaksa kabur dari istananya di Tripoli. Namun dia tertangkap milisi pemberontak dan dibunuh dekat kota kelahirannya, Sirte. Jasadnya bahkan sempat dipertontonkan kepada umum di kota Misrata.
Foto: picture alliance/dpa
Ali Abdullah Saleh bergabung dengan pemberontak Yaman
Berkuasa lebih 40 tahun di Yaman, Ali Abdullah Saleh Saleh tumbang dihempas gelombang protes Musim Semi Arab, 2011. Dia kemudian bergabung dengan pemberontak Syiah Huthi pada 2014. Desember 2017 dia diberitakan tewas dibunuh pemberontak Huthi karena dianggap berkhianat.
Foto: picture alliance/AP Photo/Muhammed Muheisen
Bashar Al Assad masih berkuasa di Suriah
Penguasa yang mampu bertahan dari gelombang "Musim Semi Arab" adalah Bashar Al Assad di Suriah. Sekalipun daerah kekuasaannya makin kecil dan banyak kota yang hancur oleh perang berkepanjangan. Rezim di Damaskus mendapat dukungan dari Iran dan Rusia dan berhasil memukul mundur kubu pemberontak dari semua kota yang sempat mereka kuasai. hp/yp (dari berbagai sumber)
Foto: picture alliance/dpa
8 foto1 | 8
Dombrovskis menandatangani nota kesepahaman untuk bantuan keuangan jangka pendek hingga €1 miliar guna mendukung program reformasi ekonomi Mesir. Ini adalah bagian dari paket bantuan senilai €7,4 miliar yang diumumkan Brussels pada Maret 2024.
Kesepakatan tersebut dikritik oleh kelompok aktivis hak asasi manusia yang mengatakan pemerintah Mesir tidak menghormati aturan hukum.
Dalam beberapa tahun terakhir, ribuan orang termasuk jurnalis, kritikus, politisi oposisi, pengunjuk rasa damai, dan pembela hak asasi manusia telah ditahan di Mesir.
"Kesepakatan ini adalah salah satu kesepakatan bantuan keuangan termahal yang pernah ditandatangani UE dengan negara di luar UE," kata Eve Geddie, Kepala Kantor Lembaga Amnesty International untuk Eropa.
"Dengan kegagalan dalam memastikan otoritas Mesir mengadopsi tolok ukur yang jelas untuk hak asasi manusia dan aturan hukum sebagai prasyarat pendanaan, UE telah melanggar aturannya sendiri," ujarnya.
Dalam sebuah surat awal bulan ini, Human Rights Watch dan kelompok aktivis hak asasi manusia untuk Mesir, regional, dan internasional meminta Brussels untuk memastikan bantuan uang tunai tersebut.