1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

UE Didesak Terima Bekas Tahanan Guantanamo

25 Februari 2009

Penutupan Kamp Guantanamo tinggal menunggu hitungan jari, begitu pula dengan keputusan Uni Eropa soal penerimaan bekas tahanan kamp terroris itu. Organisasi HAM semakin gencar mendesak UE agar menampung mereka.

Seorang tahanan kamp GuantanamoFoto: AP

Guantanamo bukan cuma masalah Amerika , tandas Zachary Katznelson dari Organisasi Hak Azasi manusia Amerika "Retrieve". Buatnya Eropa harus ikut mengulurkan tangan, terutama ketika kamp tahanan tersebut sedang akan dibubarkan.

„Eropa tidak punya tangan bersih dalam kasus ini. Amerika tentu mengemban tanggung jawab terbesar- Tapi Eropa juga telah memainkan peran yang sangat kotor," ujarnya.

Uni Eropa pernah menutup mata terhadap penerbangan rahasia yang dilakukan dinas intelejen Amerika Serikat CIA untuk memindahkan tahanan. Petugas keamanan Eropa menginterogerasi tahanan Guantanamo dan ikut memanfaatkan informasi yang didapai CIA melalui jalan penyiksaan.

Katznelson sempat beberapa kali mengunjungi Guantanamo. Ia mewakili sebanyak 30 tahanan kamp tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Ahmad Belbacha yang merupakan warga Aljazair. Sejak beberapa tahun lalu, Belbacha ditahan di Guantanamo, meski Amerika tidak bisa membuktikan tuduhan yang diarahkan terhadapnya.

Namun Belbacha menolak dipulangkan kembali ke Aljazair. Ia lebih memilih tinggal di Guantanamo lantaran khawatir akan keselamatan dirinya setibanya ia di Aljazair."Jadi ia tinggal di Guantanamo. Amerika sendiri telah membebaskannya. Tapi ia tetap duduk di selnya yang berdinding besi, tanpa jendela, 22 sampai 23 jam sehari. Ia lebih memilih itu ketiimbang pulang ke Aljazair," kata Katznelson.

Belbacha merupakan satu dari 60 tahanan Guantanamo yang menurut sejumlah organisasi HAM selayaknya ditampung di wilayah Uni Eropa. Namun Amnesty Internasional misalnya juga menekankan, tidak satu negarapun berhak menampun seorang tahanan tanpa mendapat informasi lengkap tentangnya terlebih dahulu.

Menurut organisasi tersebut, Amerika lah yang wajib menyediakan informasi tersebut. Namun meski begitu sebagian besar organisasi HAM meyakini, tidak seorang pun dari 60 tahanan Guantanamo memiliki potensi bahaya bagi keamanan di Eropa.

Kamp Tahanan di Teluk Guantanamo, KubaFoto: AP

„Mereka telah diwawancarai beratus-ratus kali. Tidak cuma oleh Amerika melainkan juga oleh pemerintahan negara-negara Eropa. Akte mereka adalah yang paling banyak dibaca ketimbang orang lain," tandas Katznelson.

Saat ini segelintir negara anggota Uni Eropa sedang mempertimbangkan akan menampung tahanan-tahanan tersebut. Pun Jerman sedang merinci berbagai opsi penerimaan tahanan. Sedangkan negara yang sudah menyatakan bersedia baru cuma Portugal dan Lithuania.

Menteri dalam negeri negara-negara anggota Uni Eropa akan bertemu kamis nanti di Brussel untuk membahas lebih lanjut kasus tersebut. „Kami ingin agar Eropa ikut membantu mengakhiri skandal kemanusiaan ini," Camillia Jelbart dari Amnesty Internasional. (rzn)