Para menteri Uni Eropa (UE) sepakati aturan hak pekerja “gig economy” seperti platform layanan pengantar makanan Delioveroo dan taksi online Uber. Pekerja akan punya hak seperti karyawan.
Iklan
Menteri Tenaga Kerja dan Sosial negara-negara anggota Uni Eropa (UE) hari Senin (11/3) menyetujui peraturan yang menentukan kapan pekerja di platform layanan online seperti Uber dan Deliveroo harus diklasifikasikan sebagai karyawan.
Regulasi untuk kerja platform akan mengkategorikan pekerja "gig-economy" dalam kasus-kasus tertentu sebagai karyawan.
Hal ini berlaku jika platform tersebut mengawasi kinerja pekerjanya secara elektronik dan mengontrol faktor-faktor seperti jumlah gaji dan jam kerja mereka.
"Kondisi kerja yang lebih baik bagi mereka yang mengantarkan makanan Anda ke rumah!" tulis kepresidenan dewan UE Belgia di platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Pejabat Belgia awal minggu ini memediasi pembicaraan untuk meloloskan undang-undang tersebut di Brussels.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Peningkatan kondisi kerja di platform layanan online
Pernyataan dari Dewan Eropa mengatakan, undang-undang tersebut akan menetapkan standar perlindungan minimum bagi lebih dari 28 juta orang di seluruh Uni Eropa yang bekerja di sektor gig economy.
Iklan
"Ini adalah undang-undang UE pertama yang mengatur manajemen algoritmik di tempat kerja, dan menetapkan standar minimum UE guna meningkatkan kondisi kerja bagi jutaan pekerja platform di seluruh UE,” kata Menteri Tenaga Kerja Belgia, Pierre-Yves Dermagne.
"Perjanjian yang dikonfirmasi hari ini merupakan kelanjutan dari upaya kepresidenan Dewan Eropa sebelumnya, dan menegaskan kembali dimensi sosial Uni Eropa.”
Algoritma yang digunakan untuk penempatan staf dan sumber daya manusia akan dibuat lebih terbuka untuk memungkinkan sistem otomatis dipantau oleh staf. Pekerja juga mempunyai hak untuk menentang keputusan otomatis dari algoritma.
Unicorn Asia Tenggara - Separuhnya di Indonesia!
Asia Tenggara berkembang pesat. Itu antara lain bisa dilihat dari jumlah perusahaan startup dengan valuasi lebih dari 1 miliar Dolar AS yang berlokasi di kawasan ini. Dan separuhnya berasal dari Indonesia.
Foto: Reuters/Beawiharta
Gojek
Perusahaan ini didirikan 2010 oleh Nadiem Makarim. Perusahaan yang bermarkas di Jakarta ini bergerak di bidang jasa angkutan ojek. Saat ini, GO-JEK telah tersedia di 50 kota di Indonesia. Baru-baru ini Gojek memperluas areal layanannya ke Vietnam dan Thailand. Menurut Katadata.co.id, Valuasi Gojek tahun 2018 sebanyak 5 Miliar Dolar AS.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Traveloka
Unicorn ini tawarkan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara online, dan fokusnya perjalanan domestik Indonesia. Perusahaan antara lain didirikan oleh Ferry Unardi tahun 2012, dan berkantorpusat di Jakarta. Lewat platform onlinenya, orang bisa memesan hotel, transportasi dan lain-lain secara lebih mudah. Menurut Katadata.co.id., valuasi Traveloka di tahun 2018 mencapai 2 miliar Dolar AS.
Foto: Facebook
Tokopedia
Perusahaan didirikan William Tanuwijaya tahun 2009, dan belokasi di Jakarta. Perusahaan ini menggunakan platform online yang melibatkan individu dan pemilik usaha kecil hingga menengah di Indonesia untuk membuka dan mengelola toko onlinenya. Menurut Katadata.co.id., valuasi Tokopedia di tahun 2018 mencapai 1,3 miliar Dolar AS.
Foto: Facebook
Bukalapak
Bukalapak adalah wadah e-commerce yang memungkinkan penjual dan pembeli melakukan transaksi online aman dengan cara yang sederhana. Akhir 2015, perusahaan mencakup 510.000 usaha kecil dan menengah. Perusahaan diririkan Achmad Zaky tahun 2010. Menurut Katadata.co.id, tahun 2018 valuasi Bukalapak 1 miliar Dolar. Foto: Presiden Jokowi ketika hadir dalam peringatan ulang tahun Bukalapak, 10/01/2019.
Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Grab
Perusahaan berpusat di Singapura, dan didirikan oleh Anthony Tan serta Tan Hooi Ling tahun 2012. Grab terutama menawarkan layanan transportasi, di samping pembayaran menggunakan dompet digital. Menurut Katadata.co.id., valuasi Grab mencapai 10 miliar Dolar AS di tahun 2018.
Foto: Grab
Sea
Perusahaan internet ini didirikan Forrest Li di Singapura, tahun 2009. Menurut Katadata.co.id., valuasi 4,9 miliar Dolar AS di tahun 2018. Saat ini usahanya meliputi permainan online Garena, operator e-commerce Shopee dan layanan pembayaran digital AirPay.
Foto: Sea
Lazada
Lazada adalah perusahaan e-commerce yang didirikan perusahaan Eropa, Rocket Internet tahun 2012, dan dimiliki Alibaba Group. Lazada berpusat di Singapura. Di Indonesia, unicorn ini menawarkan berbagai macam jenis produk, mulai dari elektronik, buku, mainan anak dsb. Menurut Katadata.co.id., tahun 2018 valuasi Lazada sejumlah 3,2 miliar Dolar AS.
Foto: Twitter
Razer
Perusahaan startup ini didirikan 2005 oleh Min-Liang Tan and Robert Krakoff, dan mempunyai dua kantor pusat, yaitu di Singapura dan San Fransisco. Razer bergerak di bidang manufaktur piranti keras game. Menurut Katadata.co.id., valuasi Razer sejumlah 2 miliar Dolar AS di tahun 2018. Ed.: ml/ap (dari berbagai sumber).
Foto: Twitter
8 foto1 | 8
Kriteria akan ditetapkan oleh hukum nasional
Tetapi proposal yang meminta Komisi Eropa menetapkan kriteria pekerja untuk seluruh Uni Eropa mendapat penolakan. Kriteria itu akan ditetapkan oleh hukum nasional dan kesepakatan bersama. Jika ada sengketa, akan diputuskan berdasakan hukum lewat pengadilan kerja. Namun pembuktian dibebankan kepada platform digital untuk menunjukkan tidak adanya hubungan kepegawaian dengan pekerja.
Rancangan undang-undang itu masih memerlukan dukungan cukup dari negara-negara anggota yang mewakili 65% populasi UE. Setelah itu RUU harus disahkan oleh Parlemen Eropa.
Layanan taksi online Uber telah melakukan lobi untuk menentang rancangan itu dan dan mengatakan, setiap proposal harus menyeimbangkan perbedaan persyaratan pengemudi dan kurir.
"Uber menyerukan kepada negara-negara UE untuk memperkenalkan undang-undang nasional yang memberikan perlindungan yang layak bagi pekerja platform sambil mempertahankan independensi yang mereka inginkan,” kata juru bicara Uber kepada kantor berita Reuters.