UE Setuju Dana Pemulihan COVID 26,5 Miliar Euro untuk Jerman
23 Juni 2021
Presiden Komisi Eropa mengatakan paket bantuan keuangan ini akan membantu Jerman bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19. Selain Jerman, Uni Eropa juga setujui paket bantuan 191,5 miliar euro untuk Italia.
Iklan
Dalam sebuah pertemuan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Selasa (22/06) di Berlin, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mendukung paket pemulihan pandemi Uni Eropa (UE) untuk Jerman.
Paket pemulihan senilai € 25,6 miliar (sekitar Rp 440 triliun) itu disetujui oleh Komisi Eropa pada Selasa (22/06).
"Ini benar-benar sebuah respons yang luar biasa terhadap krisis yang luar biasa,” kata von der Leyen.
"[Paket] ini akan membantu Jerman untuk bangkit lebih kuat dari pandemi. Reformasi dan investasi akan membantu mendigitalkan dan mendekarbonisasi ekonomi agar siap menghadapi masa depan,” tambahnya.
Menurut Von der Leyen, 42% dari paket bantuan tersebut akan dihabiskan untuk proyek-proyek perubahan iklim. Sejumlah besar lainnya juga akan digunakan untuk membantu Jerman bertransformasi menjadi ekonomi yang lebih digital.
Di hari yang sama, Komisi Eropa juga menyetujui paket bantuan corona yang jauh lebih besar untuk Italia, yaitu € 191,5 miliar (Rp 3.296 triliun). Namun, Roma harus membayar kembali sebagian besar bantuan ini. Nilai total paket bantuan untuk 27 negara anggota UE adalah € 750 miliar (Rp 12.900 triliun).
Iklan
Pedoman perjalanan turut dibahas
Dalam pertemuan pada Selasa (22/06), Von der Leyen dan Merkel juga turut membahas sejumlah isu penting lainnya, termasuk aturan perjalanan dan kebijakan migrasi.
Merkel berharap UE akan bekerja sama lebih erat dalam aturan perjalanan di dalam blok beranggotakan 27 negara tersebut.
"Saya menyesalkan bahwa kita belum berhasil melakukan tindakan seragam di antara negara-negara anggota tentang pedoman perjalanan,” kata Merkel kepada wartawan.
"Kami telah membuat beberapa kemajuan yang baik dalam beberapa bulan terakhir tetapi bukan seperti yang saya harapkan dari Uni Eropa,” tambahnya.
Hidup di Era Pandemi COVID-19
Lebih dari setahun yang lalu, virus corona mulai menyebar ke seluruh dunia dan telah menginfeksi lebih dari 100 juta orang. Wabah ini mengubah hidup kita.
Foto: Flaming Lips/Warner Music/REUTERS
Jaga jarak fisik
Singapura telah mencatat tingkat infeksi virus corona terendah sejak Oktober 2020. Para pengamat memuji negara itu karena memantau warganya secara ketat, salah satunya dengan menggunakan aplikasi pelacakan. Menurunnya infeksi membuat pemerintah mengizinkan penduduk setempat mengunjungi bioskop di area terbuka - asalkan menjaga jarak secara fisik.
Foto: Edgar Su/REUTERS
Kecemasan tersebar luas di Afrika Selatan
Afrika Selatan adalah negara di Afrika yang paling parah terdampak pandemi COVID-19. Pasien di rumah sakit dekat Cape Town ini adalah satu dari 1,4 juta warga yang telah terinfeksi virus corona. Varian baru yang dikenal sebagai B.1.351 atau 501Y.V2, meningkatkan kecemasan warga. Sama seperti varian Inggris, mutasi Afrika Selatan ini dianggap sangat menular.
Foto: Rodger Bosch/AFP/Getty Images
Jaga jarak sosial sambil menikmati matahari
Dengan suhu musim panas yang membumbung tinggi, banyak orang Australia menikmati berenang di laut. Tanda-tanda peringatan telah dipasang untuk mengingatkan pengunjung menjaga jarak sambil menikmati matahari, demi mencegah lonjakan infeksi baru. Jumlah kasus di Australia turun drastis sejak September lalu.
Foto: Bai Xuefei/Xinhua/imago images
Duka yang ditinggalkan
Kelvia Andrea Goncalves menangis di makam ibunya di kota Manaus, Brasil. Andrea dos Reis Brasao meninggal pada usia 39 tahun akibat COVID-19. Banyak orang menyalahkan Presiden Jair Bolsonaro atas situasi suram negara itu. Lebih dari 221.000 warga Brasil telah meninggal akibat virus corona.
Foto: Bruno Kelly/REUTERS
Lebih baik aman daripada menyesal?
Di Hong Kong, pihak berwenang telah menutup seluruh wilayah tanpa peringatan sebelumnya, sebagai respon atas peningkatan infeksi yang tiba-tiba. Sama seperti di Cina, kota itu telah memberlakukan tindakan tegas untuk mencegah penyebaran wabah. Kebijakan tersebut berhasil membuat tingkat infeksi sangat rendah.
Foto: Tyrone Siu/REUTERS
Aman di dalam 'gelembung'
Band rock asal AS, The Flaming Lips menemukan cara untuk menggelar konser dengan tetap memperhatikan jaga jarak fisik. Belum lama ini saat mereka konser di Oklahoma, penonton diminta untuk masuk ke dalam bola plastik besar. Dengan cara ini, mereka dapat menari menikmati musik dengan aman. Bahkan penonton juga bisa mengangkat tubuh Wayne Coyne saat dia terjun dari panggung.
Foto: Flaming Lips/Warner Music/REUTERS
Gereja jadi pusat vaksinasi
Banyaknya gereja yang tutup, kini dimanfaatkan sebagai pusat vaksinasi darurat seperti di Katedral Lichfield, dekat Birmingham, Inggris. Tidak seperti negara anggota Uni Eropa yang saat ini menghadapi kekurangan vaksin COVID-19, Inggris telah menerima pasokan dosis yang stabil.
Foto: Carl Recine/REUTERS
Banyak orang berharap pandemi segera berakhir
Amy Ezzat menyiapkan kue berbentuk dosis vaksin untuk dibagikan kepada pasien COVID-19 di sebuah rumah sakit di Kairo. Mesir telah berjuang melaksanakan kampanye inokulasi di seluruh negeri. Penulis: Ines Eisele (ha/pkp)
Foto: Hanaa Habib/REUTERS
8 foto1 | 8
Merkel juga berharap Persatuan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) akan "bertindak secara bertanggung jawab” sehubungan dengan diadakannya pertandingan final Euro 2020 di London. Ia mengkritik rencana stadion penuh yang direncanakan untuk semifinal. Padahal, Inggris telah menjadi hub utama untuk varian delta.
Kesepakatan pengungsi UE-Turki
Setelah pertemuan itu, von der Leyen juga menyinggung terkait dukungan UE untuk Turki. Menurutnya, UE harus terus membantu Turki secara finansial, mengingat pada 2016 ada kesepakatan bahwa Ankara setuju untuk mencegah para migran mencapai Eropa dengan imbalan bantuan keuangan.
"Dalam pandangan saya penting bagi kita untuk terus membantu Turki, yang menampung 3,7 juta pengungsi Suriah,” kata von der Leyen. Menurutnya beberapa bantuan kemanusiaan untuk Turki dapat dialihkan dalam bentuk bantuan sosial ekonomi, mengingat beberapa migran telah berada di negara itu selama 10 tahun.
Senada dengan von der Leyen, Merkel dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi juga meyakini bahwa kesepakatan pengungsi UE-Turki 2016 harus diperpanjang. Kesepakatan itu lebih lanjut akan dibahas dalam pertemuan Uni Eropa akhir pekan ini.