Korea Utara mengadakan dua tes senjata berat berupa rudal jarak menengah hari ini. Roket capai jarak yang lebih jauh dari roket-roket yang diluncurkan selama ini.
Iklan
Militer Korea Selatan menyatakan, kedua roket tampaknya roket Musudan berjarak menengah. Roket kedua diluncurkan hanya beberapa jam setelah roket pertama. Roket pertama tampaknya gagal, sementara roket kedua terbang sekitar 400 km, dan tampaknya merupakan uji coba paling efektif selama ini.
Tidak jelas apakah peluncuran kedua bisa dinilai sukses, dan bagaimana penerbangan roket itu berakhir. Tetapi jarak yang berhasil ditempuh lebih dari setengah jarak dari Korea Utara ke pantai barat daya pulau utama Jepang, Honsu.
Misil mencapai ketinggian 1000 km. Itu menunjukkan kemajuan dalam upaya pengembangan peluru kendalinya. Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani di depan wartawan. Ia menambahkan, dengan demikian ancaman terhadap Jepang semakin meningkat.
Misil pertama diluncurkan dari pantai timur di dekat kota Wonsan, kata pejabat Korea Selatan. Itu juga lokasi di mana sejumlah uji coba misil jarak menengah sebelumnya diadakan. Militer AS yang mendeteksi dua misil tersebut dari pusat komandonya di Pasifik mengatakan, kedua roket jatuh ke laut di wilayah Jepang.
Pelanggaran peringatan internasional
Peluncuran roket oleh Korea Utara adalah tindakan melawan peringatan internasional dan serangkaian resolusi Dewan Keamanan PBB, yang melarang negara itu untuk menggunakan teknologi misil balistik. Resolusi PBB ditolak Pyongyang yang menganggap PBB ikut campur dan melanggar kedaulatan negaranya.
Selain roket terakhir, peluncuran lima roket dalam bulan-bulan terakhir gagal. Misil yang diuji direncanakan untuk bisa terbang lebih dari 3000 km dan secara teoretis bisa mencapai semua bagian Jepang dan Guam, yang masuk wilayah AS.
Jeffrey Lewis dari Institut Middlebury untuk Studi Internasional mengatakan, rudal biasanya ditembakkan dari sudut tertentu untuk memaksimalkan jarak yang bisa ditempuh. Ketinggian penembakan misil yang dipilih bisa jadi taktik untuk menghindari wilayah terbang Jepang. Ia mengatakan, itu bisa jadi petunjuk, misil berfungsi baik.
Provokasi serius
Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani menyatakan, peluncuran toket terakhir yang diadakan Korea Utara adalah provokasi serius dan tidak bisa ditolerir. Jepang menyatakan akan memberikan protes keras karena langkah negara komunis itu melanggar resolusi PBB.
Sementara itu Korea Selatan mengatakan, pertemuan keamanan nasional akan diadakan Rabu untuk mendiskusikan peluncuran roket tersebut. Kantor berita Korea Selatan Yonhap, mengutip keterangan pemerintah dan melaporkan, Korea Utara menggerakkan misil jarak menengah menuju pantai timurnya. Sebagai reaksi, Jepang mengadakan persiapan militer.
Diperkirakan Korea Utara punya hampir 30 roket Musudan. Menurut pemerintah, roket pertama kali dikerahkan sekitar tahun 2007. Tetapi uji coba baru mulai diadakan April lalu.
ml/vlz (rtr, ap)
Rahasia Kekuatan Militer Korea Utara
Kendati banyak mengandalkan sistem alutsista buatan Uni Sovyet tahun 70an, militer Korea Utara bukan tanpa taring. Inilah delapan ancaman terbesar yang dimiliki Kim Jong Un.
Foto: picture-alliance/dpa
Lautan Serdadu
Adalah jumlah serdadu yang menjadikan militer Korea Utara sebagai salah satu yang paling disegani di Asia. Setiap saat Kim Jong Un bisa memerintahkan 1,2 juta pasukan infanteri, ditambah 7,7 juta prajurit cadangan, untuk menyerbu jirannya di Selatan. Namun begitu banyak pihak meyakini, serdadu Korut tidak mengenyam pendidikan militer yang mumpuni dan sering mengalami mal nutrisi.
Foto: picture-alliance/dpa/Kcna
Satuan Elit
Namun begitu tidak semua serdadu Korea Utara bisa dianggap enteng. Pasalnya saat ini negeri komunis itu tercatat memiliki jumlah pasukan elit terbesar di dunia, yakni sekitar 200.000 serdadu. Mereka yang mengenyam pelatihan khusus biasanya ditempatkan di satuan pengintaian tempur dan penembak jitu yang disebar di kawasan perbatasan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Wong Maye-E
Artileri Berat
Salah satu ancaman terbesar dari militer Korut adalah sistem persenjataan konvensional seperti artileri. Saat ini negeri komunis itu memiliki 21.000 senjata artileri berat jarak jauh yang sebagian besar berdaya jelajah tinggi dan mampu mencapai ibukota Korsel, Seoul.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Meriam Api
Sistem persenjataan artileri darat menjadi tulang punggung kemampuan tempur militer Korut. Pada dekade 1980an Pyongyang memproduksi ribuan artileri gerak cepat yang menyontek desain Uni Sovyet dan Cina. Salah satu hasil produksi Korut adalah meriam Koksan berdiameter 170mm yang kini mendominasi sistem persenjataan berat negeri Komunis itu.
Foto: imago/Xinhua
Rudal Nuklir
Terlepas dari jumlah serdadu dan artileri, ancaman terbesar yang dimiliki militer Korut adalah sistem peluru kendali berhulu ledak nuklir. Dikembangkan sejak dekade 1970an dengan mengandalkan desain rudal Scud, Korut kini memiliki tiga tipe peluru kendali yang salah satunya berdaya jelajah 8000 kilometer. Dengan Taepodong 2 Pyongyang bisa menghantam Kanada, Eropa dan Amerika Serikat.
Foto: PEDRO UGARTE/AFP/Getty Images
Petaka dari Langit
Hingga kini tidak ada yang tahu secara pasti tentang program nuklir Korea Utara. Sebagian mengatakan rejim Kim Jong Un cuma selangkah lagi menuju bom hidrogen, yang lain meragukan Korut akan mampu membangun cadangan uranium yang telah diperkaya untuk memproduksi senjata nuklir. Namun begitu, Korea Utara tidak diragukan lagi memiliki sistem rudal yang dikembangkan untuk mengangkut hulu ledak nuklir
Foto: Reuters/KCNA
Racun Radioaktif
Hal lain yang menakutkan dari Korut adalah kemampuan membangun bom kotor, yakni bahan peledak konvensional yang dilengkapi elemen radioaktif. Bisa dibuat tanpa teknologi nuklir yang mumpuni, bom kotor pada dasarnya dikembangkan untuk menyebarkan racun radioaktif dan menciptakan panik massal. Militer AS pernah susun skenario perang yang juga berisi serangan bom kotor di lima kota besar Korsel
Foto: REUTERS/KCNA
Gas Pembunuh Massal
Lembaga pemantau nuklir, Nuclear Threat Initiative, pernah merilis laporan yang menyebut Korea Utara sebagai negara dengan cadangan senjata kimia terbesar ketiga di dunia. NTI memperkirakan saat ini Pyongyang menyimpan hingga 5000 ton agen kimia. Jika terancam, Korut diyakini bisa memproduksi 12.000 unit senjata kimia, antara lain berupa gas syaraf dan senyawa beracun, Sarin.