Studi klinis teranyar mencatatkan hasil yang menjanjikan bagi vaksin Chikungunya, dengan suksesnya percobaan pertama kepada manusia.
Jika diloloskan, vaksin ini akan mampu melindungi jutaan manusia dari penyakit akibat virus yang ditularkan dari gigitan nyamuk tersebut.
Chikungunya pertama kali ditemukan di Tanzania, Afrika, pada dekade 1950an dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Sejak itu, penyakit Chikungunya menyebar ke berbagai kawasan di Afrika, Asia, Karibik dan Amerika Selatan.
Gejalanya mencakup rasa pegal dan linu, demam tinggi dan gatal-gatal. Saat ini belum ada terapi obat antiviral yang mumpuni. Chikungunya juga dikenal menyisakan gangguan jangka panjang, seperti penyakit rematik.
Virus tetap jadi ancaman kesehatan bagi manusia. Walaupun ilmuwan sudah berhasil temukan vaksin untuk sejumlah virus, beberapa tetap menjadi ancaman. Berikut 8 virus yang paling berbahaya.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture allianceVirus corona SARS-CoV-2 yang memicu pandemi Covid-19 tiba-tiba muncul di kota Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Ketika itu ratusan orang diserang penyakit misterius mirip pneumonia dengan angka fatalitas sangat tinggi. Virus corona menyebar cepat ke seluruh dunia, menjadi pandemi yang mematikan. Hingga akhir Juli 2021, sedikitnya 205 juta orang terinfeksi dan 4,32 juta meninggal akibat Covid-19.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture allianceVirus paling berbahaya adalah virus Marburg. Namanya berasal dari kota kecil di sungai Lahn yang tidak ada hubungannya dengan penyakit tersebut. Virus Marburg adalah virus yang menyebabkan demam berdarah. Seperti Ebola, virus Marburg menyerang membran mukosa, kulit dan organ tubuh. Tingkat fatalitas mencapai 90 persen.
Foto: picture alliance/dpaAda lima jenis virus Ebola, yakni: Zaire, Sudan, Tai Forest, Bundibugyo dan Reston. Virus Ebola Zaire adalah yang paling mematikan. Angka mortalitasnya 90%. Inilah jenis yang pernah menyebar antara lain di Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Menurut ilmuwan kemungkinan kalong menjadi hewan yang menyebarkan virus ebola zaire ke kota-kota.
Foto: picture-alliance/NIAID/BSIPVirus ini adalah salah satu yang paling mematikan di jaman modern. Sejak pertama kali dikenali tahun 1980-an, lebih dari 35 juta orang meninggal karena terinfeksi virus ini. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, dan melemahkan pertahanan terhadap infeksi dan sejumlah tipe kanker. (Gambar: ilustrasi partikel virus HIV di dalam darah.)
Foto: Imago Images/Science Photo LibraryDemam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue. Ada beberapa jenis nyamuk yang menularkan virus tersebut. Demam dengue dapat membahayakan nyawa penderita. Antara lain lewat pendarahan, kebocoran pembuluh darah dan tekanan darah rendah. Dua milyar orang tinggal di kawasan yang terancam oleh demam dengue, termasuk di Indonesia.
Foto: picture-alliance/dpaVirus ini bisa diitemukan pada hewan pengerat seperti tikus. Manusia dapat tertular bila melakukan kontak dengan hewan dan kotorannya. Hanta berasal dari nama sungai dimana tentara AS diduga pertama kali terinfeksi virus tersebut saat Perang Korea tahun 1950. Gejalanya termasuk penyakit paru-paru, demam dan gagal ginjal.
Foto: REUTERSBerbagai kasus flu burung menyebabkan panik global. Tidak heran tingkat kematiannya mencapai 70 persen. Tapi sebenarnya, resiko tertular H5N1 cukup rendah. Manusia hanya bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan unggas. Ini penyebab mengapa kebanyakan korban ditemukan di Asia, di mana warga biasa tinggal dekat dengan ayam atau burung.
Foto: APSeorang perawat di Nigeria adalah orang pertama yang terinfeksi virus Lassa. Virus ini dibawa oleh hewan pengerat. Kasusnya bisa menjadi endemis, yang artinya virus muncul di wilayah khusus, bagian barat Afrika, dan dapat kembali mewabah di sana setiap saat. Ilmuwan memperkirakan 15 persen hewan pengerat di daerah Afrika barat menjadi pembawa virus tersebut. (Sumber tambahan: livescience, Ed.: ml)
Foto: picture-alliance/dpa Ancaman di negeri tropis
"Chikungunya berakibat fatal dalam beberapa kasus saja. Tapi penyakitnya memang tidak menyenangkan. Anda bisa sakit selama dua pekan. Sebagai tambahan, dalam kasus parah, pasien mengalami pembengkakan sendi yang bisa bertahan selama berpekan-pekan," kata Peter Kremsner, ahli penyakit tropis di Universitas Tübingen, Jerman.
Saat ini, sejumlah negara mencatatkan angka tertinggi penularan Chikungunya, yakni Paraguay, Brasil, Bolivia dan Thailand. Wabah juga dilaporkan dari Afrika, meski tidak dibarengi dengan data yang lengkap.
Saat ini, Kongo, Sudan dan Kenya masih menghadapi wabah Chikungunya yang belum mereda sejak 2018.
Pada 2013, Chikungunya mewabah di Amerika Selatan dan mencatatkan angka satu juta infeksi dalam hanya beberapa bulan. Tingkat kematian tergolong rendah, dengan 52 persen pasien mengaku mengalami nyeri sendi selama beberapa bulan setelah infeksi.
Prospek cerah bagi vaksin Chikungya
Vaksin Chikungunya saat ini sudah masuk fase ketiga. Menurut laporan hasil riset yang dirilis di jurnal ilmiah Lancet, satu dosis vaksin bernama VLA1553 itu mampu memproduksi antibodi sejak hari ke-28 yang bertahan selama 180 hari pada 98,9 persen partisipan.
"Vaksinasi Chikungunya menunjukkan tingkat efikasi yang sangat baik. Setelah vaksinasi, respons sistem imunisasi bisa dideteksi di hampir semua penerima vaksin setelah empat minggu," kata Torsten Feldt, ahli penyakit tropis di Universitas Düsseldorf, Jerman.
Vaksin mengandung virus Chikungunya yang telah dimodifikasi dan bisa meniru penularan alami, tanpa memicu gejala penyakit.
VLA1553 juga tercatat bisa memicu efek samping, meski "jumlahnya hanya sedikit," kata Feldt. "Tingkat toleransinya lebih baik ketimbang vaksin lain. Walaupun sudah beberapa ribu pasien mendapat vaksin, kami tetap memonitor kondisinya untuk mendapat lebih banyak informasi tentang efek samping."
Vaksin hidup termasuk salah satu jenis vaksin yang didesain untuk diadopsi oleh sistem kekebalan tubuh untuk merangsang pembentukan antibodi. Vaksin jenis lain adalah vaksin nonaktif yang menyimpan virus mati atau vaksin mRNA alias messenger RNA. Vaksin Covid-19 atau bakal calon vaksin kanker juga dikembangkan dengan basis mRNA.
Pada 2018, virus Chikungunya didekalarasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai patogen prioritas untuk mendapat vaksin.
rzn/hp