Sebuah satelit diluncurkan ke luar angkasa untuk mengujicoba budidaya tomat seperti kondisi di Bulan dan Mars. Proyek yang diprakarsai Pusat Antariksa Jerman bertujuan siapkan pangan bagi misi antariksa di masa depan
Iklan
Satelit "Eu: CROPIS" (Euglena and Combined Regenerative Organic-Food Production in Space) diluncurkan ke ruang angkasa menggunakan roket Falcon-9 milik perusahaan swasta Space-X. Satelit tak berawak itu mengangkasa Senin (3/12)malam waktu Eropa Tengah dari stasiun ruang angkasa Vandenberg, di negara bagian California AS.
DLR menyebutkan, di dalam satelit ini terdapat sistem untuk mempertahankan kehidupan, terdiri dari dua rumah kaca, biofilter, benih tomat kerdil, ganggang bersel satu dan urin sintetik sebagai pupuk.
Rusia dan Eropa Lacak Kehidupan di Mars
Rusia dan Eropa luncurkan misi ExoMars dengan terget melacak adanya jejak kehidupan di planet Mars. Fase pertama misi: mencari lokasi terbaik di planet merah itu.
Foto: ESA
Siap Diluncurkan
Roket Proton-M buatan Rusia mengangkut Trace Gas Orbiter (TGO) dan pendarat Schiaparelli EDM. Membangun dua perangkat itu perlu waktu 10 tahun. Roket siap diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan setelah diisi penuh bahan bakar.
Foto: ESA
Separasi
Beberapa jam setelah diluncurkan, orbiter (hitam) dan pendarat (emas) akan melepaskan diri dari roket. Dimulai penerbangan selama 7 bulan menuju planet Mars. Kondisi orbital Mars dan Bumi Yang seharis menjadi keuntungan bagi misi ExoMars. Dengan itu waktu perjalanan jadi relativ lebih pendek.
Foto: ESA
Orbiter dan Pendarat Berpisah
Setelah 200 hari terbang di angkasa luar, wahana orbiter dan pendarat akan memisahkan diri tiga hari menjelang memasuki Orbit planet Mars. Diperhitungkan pemisahan dilakukan akhir Oktober. Kedua wahana robotik itu akan melakukan misi terpisah secara mandiri.
Foto: ESA
Misi Pendaratan
Wahana pendarat akan mendekati planet Mars dengan kecepatan 20.000 Kilometer per jam. Lokasi pendaratan : Meridiani Planum sebuah lokasi datar yang dipenuhi mineral hematit. Di bumi biasanya ditemukan di sumber air panas. Jadi siap mendarat di permukaan panas.
Foto: ESA
Pendaratan Empuk
Teorinya atmosfir Mars akan memperlambat laju wahana pendarat. Sebuah parasut akan bertindak sebagi rem yang menurunkan kecepatan hingga tinggal 200 kilometer per jam (gambar model). Pada ketinggian 1.2 Kilometer, roket booster untuk mengerem laju wahana akan dihidupkan, agar pendaratan berlangsung Mulus dan empuk.
Foto: ESA
Memindai Udara
Setelah mendarat di Mars, sejumlah instrumen di dalam wahana pendarat akan mengumpulkan data atmosferik selama 4 hari. Data ini akan menjadi informasi kritis bagi ilmuwan Rusia dan Eropa terkait pendaratan rover pada misi berikutnya. Baterai pada Schiaparelli hanya tahan 4 hari, setelah itu semua peralatan akan mati.
Foto: ESA
Orbiter Juga Bekerja
Orbiter di atas planet Mars juga akan melakukan tugasnya. Untuk itu posisi Orbiter akan dikoreksi terlebih dulu menggunakan Booster roket.
Foto: ESA
Melacak Jejak Gas
Tugas Orbiter adalah "mencium" atau "melacak" jejak gas yang ada di atmosfir Mars. Terutama dilacak keberadaan gas Metana. Karena gas ini bisa menjadi petunjuk adanya sisa atau bahkan aktifitas kehidupan yang masih eksis di planet merah. Tugas Orbiter mencium jejak gas akan berlangsung beberapa tahun, hingga misi berikutnya diluncurkan.
Foto: ESA
Rover ExoMars
Tahun 2018 akan diluncurkan misi ExoMars berikutnyam, untuk mendaratkan wahana penjelajah atau rover di lokasi yang saat ini sedang diteliti. Misalnya di Oxia Planum yang kaya unsur besi dan Magnesium dan berada 3000 meter di bawah permukaan dataran Mars. Diduga masih ada jejak air di sana.
Foto: ESA
Mengebor Sampel
Rover juga akan mengebor tanah di planet Mars untuk mengumpulkan sampel dari bawah permukaan. Harapan para ilmuwan Eusia dan Eropa, di kedalaman Mars akan ditemukan molekul organik. Ini bisa menunjukan jejak aktifitas biologis di Mars. Jika ditemukan ini menjadi sukses pertama bukti adanya jejak kehidupan di planet merah itu.
Foto: ESA
10 foto1 | 10
Makanan untuk penerbangan ke Mars dan Bulan
Dalam misi ini perkembangan benih tomat di luar angkasa akan dipantau dengan kamera. Monitoring itu bertujuan untuk mengumpulkan pengetahuan penting untuk mendukung misi jangka panjang di masa depan, yakni penerbangan astronot ke Bulan dan planet Mars.
Satelit "Eu-CROPIS " akan mengorbit dekat Bumi pada ketinggian 600 kilometer. satelit akan berrotasi pada sumbunya, untuk menciptakan gravitasi yang mirip gaya tarik bulan dan setelah itu gravitas seperti Mars. Gravitas di bulan sekitar seperenam gravitas Bumi sementara di Maras gaya tariknya sekitar 30 persen gravitasi Bumi.
Dengan itu benih tomat tumbuh menyesuaikan diri dengan gravitasi yang lebih kecil dibanding gaya tarik Bumi.
Satelit berukuran satu meter kubik dengan berat 230 kilogram itu, dikembangkan dan dibuat oleh DLR bekerja sama dengan Friedrich Alexander University Erlangen-Nürnberg. Satelit ini dikendalikan oleh pusat pengendali DLR di Oberpfaffenhofen, Bavaria.
Peluncuran satelit semula direncanakan pada 19 November, tetapi tertunda akibat cuaca buruk di California. Selain itu proses pemeliharaan roket peluncur milik perusahaan ruang angkasa swasta-Space-X, juga diundurkan sebanyak tiga kali.
sc/as(afp, dpa)
InSight Mendarat di Mars
Setelah perjalanan enam bulan, dan menempuh jarak 482 juta kilometer robot NASA, InSight, mendarat dengan sukses di planet Mars. Kini dimulailah misi dua tahun untuk mempelajari planet merah itu.
InSight adalah proyek internasional dengan dana 1 milyar Dolar. Robot ini juga punya alat spesial buatan Jerman yang akan mengebor sedalam 5 meter untuk mengukur suhu bagian dalam planet. InSight juga memiliki seismometer buatan Perancis untuk mengukur getaran atau gempa, jika terjadi di Mars. Akibat jarak Mars yang jauh dari bumi, perlu delapan menit, sampai kabar pendaratan sampai ke bumi.
Foto: picture-alliance/ZUMA/NASA/B. Ingalls
Foto pertama
InSight yang punya tiga kaki mendarat di bagian barat Elysium Planitia, kawasan Mars yang ditetapkan jadi tujuan oleh NASA. Robot yang beratnya sekitar 360 kilogram itu berfungsi sebagai stasiun operasi. Selama dua tahun misinya, InSight akan beroperasi dari posisi itu.
Foto: picture alliance/Zuma/NASA/JPL
InSight ketika berada di atas Mars
InSight diikuti oleh dua satelit kecil, selama mengadakan perjalanan enam bulan ke Mars. Kedua satelit eksperimen itu tidak hanya mengirimkan kabar ke Bumi tetapi juga mengirimkan foto-foto yang dibuat InSight tentang Mars, empat setengah menit setelah mendarat.
InSight mendarat di permukaan Mars setelah memperlambat kecepatan, dengan menggunakan parasut dan mesin pengerem. "Mendarat di Mars adalah salah satu pekerjaan yang paling berat yang harus dilakukan di bidang eksplorasi planet," kata Bruce Banerdt, ilmuwan yang memimpin proyek InSight. Ini adalah upaya ke sembilan NASA untuk mendarat di Mars sejak tahun 1976.
InSight akan bertugas selama dua tahun dari posisinya sekarang. Robot yang punya lengan sepanjang 1,8 meter itu akan menempatkan alat pengebor mekanik dan seismometer di tanah. InSight tidak memiliki kapasitas mendeteksi kehidupan. Fungsi ini akan ditempatkan pada pesawat berikutnya yang akan dikirim ke Mars di masa depan. Penulis: Andy Valvur (ml/ap)