Ukraina Sebut Rusia Sembunyikan Bukti Kejahatan Perang
7 April 2022
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia berusaha menyembunyikan bukti kejahatan perang untuk menghindari reaksi global. Sementara PBB menggelar pemungutan suara untuk menangguhkan Rusia dari Dewan HAM PBB.
Iklan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam postingan video Rabu (06/04) malamnya bahwa Rusia berusaha menyembunyikan bukti kejahatan perang yang dilakukan di Ukraina.
"Kami memiliki informasi bahwa pasukan Rusia telah mengubah taktik dan mencoba untuk memindahkan orang-orang yang tewas, orang-orang Ukraina yang tewas, dari jalan-jalan dan ruang bawah tanah wilayah yang mereka duduki," kata Zelenskyy.
"Ini hanya upaya untuk menyembunyikan bukti dan tidak lebih," tambahnya.
Zelenskyy mengatakan bahwa para pemimpin Rusia "takut bahwa kemarahan global atas apa yang terlihat di Bucha akan terulang setelah apa yang terlihat di kota-kota lain."
Lebih lanjut, Zelenksyy mengatakan Rusia juga memblokir akses bantuan kemanusiaan ke kota Mariupol yang terkepung karena ingin menyembunyikan bukti bahwa ada ribuan orang di sana tewas.
"Saya pikir itu adalah tragedi, itu neraka, saya tahu bahwa itu bukan puluhan, tetapi ribuan orang, orang yang berbeda, yang telah terbunuh di sana dan ribuan terluka," kata Zelenskyy.
"Mereka tidak akan bisa menyembunyikan semua ini dan mengubur semua orang-orang Ukraina yang meninggal dan menyembunyikan yang terluka. Ini soal angka, jumlahnya ribuan, tidak mungkin untuk disembunyikan."
Zelenskyy pun mendesak warga Rusia untuk memprotes perang tersebut.
"Jika Anda memiliki sedikit rasa malu tentang apa yang dilakukan militer Rusia di Ukraina, maka bagi Anda warga Rusia, ini adalah momen penting: Anda harus menuntut, hanya menuntut, diakhirinya perang,” tegasnya.
Iklan
PBB gelar voting untuk menangguhkan Rusia dari Dewan HAM
Majelis Umum PBB menggelar pemungutan suara pada hari Kamis (07/04) terkait penangguhan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) organisasi tersebut.
Pemungutan suara itu diminta oleh Amerika Serikat (AS) sebagai tanggapan atas penemuan ratusan mayat di kota Bucha di Ukraina setelah pasukan Rusia menarik diri dari daerah itu.
Sebanyak 47 anggota Dewan Hak Asasi Manusia dipilih oleh Majelis Umum untuk masa jabatan tiga tahun. Masa jabatan Federasi Rusia akan berakhir pada 2023, seperti halnya Ukraina. Agar penangguhan disetujui, diperlukan dua pertiga mayoritas dari semua suara, tidak termasuk abstain.
Sementara itu, Kementerian Kehakiman AS bekerja dengan sekutunya di Eropa dan jaksa di Ukraina untuk menyelidiki potensi kejahatan perang yang dilakukan Rusia di Ukraina. Jaksa Agung AS Merrick Garland mengatakan pada hari Rabu (06/04) jaksa AS di seluruh dunia tengah bekerja untuk mengumpulkan bukti dan untuk "mengumpulkan informasi tentang kekejaman yang kita semua lihatdi foto-foto dan rekaman video.''
Mariupol: Sebuah Kota yang Hancur, tapi Tetap Bertahan
Invasi Rusia ke Ukraina memasuki minggu keempat, dan serangan terus meningkat. Sementara warga berbondong-bondong melarikan diri dari Mariupol, Zelenskyy enggan menyatakan takluk di kota yang terkepung itu.
Foto: Str/AA/picture alliance
Eksodus dari Mariupol
Selama seminggu terakhir, puluhan ribu orang setiap harinya melarikan diri dari kota Mariupol yang hancur akibat serangan Rusia. Sejak awal perang, kota pelabuhan penting di selatan Ukraina itu telah menghadapi pemboman berat dan serangan rudal yang melukai warga sipil. Menurut data Rusia, 130.000 dari sekitar 440.000 penduduk masih bertahan di kota.
Foto: Str/AA/picture alliance
Sebuah kota yang hancur
Setelah hampir empat minggu diserang, kota Mariupol yang terkepung hancur dan nyaris tidak dapat dihuni. Menurut pemerintah setempat, 80% dari seluruh apartemen di kota telah hancur. Banyak foto yang menunjukkan bangunan tempat tinggal yang hancur atau terbakar, seperti foto dari kantor berita resmi Rusia, Tass ini.
Serangan Rusia terhadap warga sipil Ukraina telah mendorong beberapa politisi Barat, seperti Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan Komisaris Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell, untuk berbicara tentang "kejahatan perang". Borell mengatakan Rusia menghancurkan Ukraina tanpa menghormati aturan perang.
Foto: REUTERS
Rusia: Hanya target strategis yang terdampak
Rusia mengklaim mereka hanya menyerang fasilitas strategis dan militer. Mereka menyalahkan unit milisi Ukraina, Batalion Azov, yang mencakup ekstremis nasionalis sayap kanan, atas pemboman teater Mariupol. Ratusan orang selamat dari serangan itu, berlindung di bunker serangan udara di bawah teater, yang terlihat seperti dalam foto reruntuhan ini.
Foto: Azov Battalion/AP/dpa/picture alliance
Separatis Rusia mengontrol rute pelarian
Separatis pro-Rusia, yang juga menguasai wilayah tetangga Donetsk di Ukraina timur, melakukan pemantauan jalur pelarian penduduk. Mereka hanya mengizinkan warga sipil tak bersenjata meninggalkan kota yang terkepung.
Foto: Str/AA/picture alliance
Tuding dievakuasi ke negara musuh
Foto yang dirilis oleh kantor berita Rusia, Tass, menunjukkan orang-orang yang dievakuasi dari Mariupol di sebuah kamp darurat di Donetsk. Rusia mengatakan ingin memberikan perlindungan bagi pengungsi Ukraina. Namun, Dewan Kota Mariupol menuduh Rusia mengizinkan separatis membawa paksa ribuan warga Ukraina ke Rusia.
Banyak penduduk telah melarikan diri ke kota Zaporizhzhia, di mana beberapa warga yang terluka mendapat perawatan. Pemboman rumah sakit di Mariupol telah menutup akses bantuan medis darurat. Beberapa pekan lalu, terjadi kebakaran singkat di PLTN terbesar di Eropa di Zaporizhzhia. Sebagian besar kawasan di kota dengan populasi 750.000 jiwa itu lolos dari pertempuran.
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Berkumpul dengan keluarga
Remaja ini melarikan diri dari Mariupol ke Lviv di Ukraina barat. Sang ibu menunggunya di stasiun kereta. Namun, tentara Rusia juga telah menyerang Lviv. Bagi banyak pengungsi, Lviv menjadi persinggahan terakhir sebelum melanjutkan perjalanan untuk menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga Eropa.
Foto: picture alliance / ASSOCIATED PRESS
Beberapa kota yang diserang tentara Rusia
Mariupol bukan satu-satunya kota di Ukraina yang dihantam serangan Rusia. Di utara dan timur Ukraina, roket dan peluru artileri terus menghantam kota-kota besar seperti Sumy, Kharkiv, dan Kyiv. Foto ini menunjukkan sisa-sisa pusat perbelanjaan di Kyiv setelah menjadi sasaran serangan Rusia. Empat orang tewas dalam serangan itu, menurut media setempat.
Foto: Daniel Ceng Shou-Yi/ZUMAPRESS/picture alliance
Ukraina tolak menyerahkan Mariupol
Pada hari Minggu (20/03), Rusia telah memberi Ukraina ultimatum untuk menyerahkan Mariupol pada Senin (21/03) sore. Namun, Ukraina menolak permintaan itu. Sebaliknya, ribuan warga sipil kembali berbondong meninggalkan kota tersebut. Menurut pemimpin separatis Rusia Denis Pushilin, pertempuran memperebutkan Mariupol bisa berlangsung berminggu-minggu lebih lama. (ha/as)
Foto: Evgeniy Maloletka/AP/dpa/picture alliance
10 foto1 | 10
Korban tewas di Mariupol dilaporkan capai 5.000 orang
Dilansir Associated Press, Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko mengatakan bahwa hingga Rabu (06/04) lebih dari 5.000 warga sipil telah tewas selama pengepungan Rusia atas kota pelabuhan tersebut.
Boichenko menambahkan bahwa lebih dari 90% infrastruktur kota dihancurkan oleh serangan Rusia. Pasukan Rusia juga telah membom rumah sakit, termasuk satu di mana 50 orang tewas terbakar, katanya. Selain itu, dilaporkan 11 mayat ditemukan di kota Hostomel di wilayah Kyiv. Mayat-mayat tersebut ditemukan di sebuah garasi, demikian kata mantan Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov dalam sebuah postingan di Telegram.
Menurut Avakov, korban tewas adalah warga sipil yang dibunuh oleh tentara Rusia.
Hostomel terletak di barat laut Kyiv dan di sana terdapat bandara dengan nama yang sama yang menerima pesawat kargo internasional. Sebagian besar dari 16.000 penduduknya telah meninggalkan daerah itu.
Sebelumnya, pemerintah setempat mengatakan bahwa 400 penduduk hilang dari kota itu setelah 35 hari invasi Rusia. Pasukan Ukraina kembali menguasai kota itu, beserta tetangganya Bucha dan Irpin beberapa hari lalu.