1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikUkraina

Ukraina: Serangan Balik Belum Akan Akhiri Perang

10 Mei 2023

Serangan akbar yang direncanakan Ukraina di wilayah timur diklaim tidak menjamin berakhirnya invasi Rusia. Kedua pihak menyayangkan tewasnya jurnalis AFP oleh tembakan roket Rusia di Bakhmut.

Bakhmut, Ukraina
Situasi di Bakhmut, Ukraina, April 2023Foto: Libkos/AP Photo/picture alliance

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menepis anggapan bahwa serangan balik militer Ukraina akan serta-merta mengakhiri perang. Namun begitu, dia tetap menjamin Ukraina tidak akan berhenti berupaya membebaskan semua wilayah yang diduduki Rusia.

"Jangan anggap serangan balik ini akan menjadi yang terakhir, karena kita belum tahu bagaimana hasilnya," kata Kuleba kepada harian Jerman, Bild, Rabu (10/5).

Menurutnya, jika serangan balik jelang musim panas gagal mengusir Rusia dari wilayah timur, "artinya kita harus mempersiapkan serangan balik lanjutan."

Dia mengaku masih berusaha melobi pengiriman sistem persenjataan dari sekutu Barat. Saat ini negara-negara NATO sedang mempertimbangkan pengiriman pesawat tempur F-16 buatan AS.

Militer Ukraina antara lain erat bekerja sama dengan produsen alutsista Jerman, Rheinmetall, yang juga memproduksi tank Leopard 2. Kuleba mengaku pihaknya juga membujuk pemerintah Berlin agar melobi AS demi mendapatkan jet tempur F-16.

"Karena untuk memenangkan perang, Anda butuh senjata, senjata dan lebih banyak senjata,” tukasnya.

Sementara itu, Uni Eropa juga sedang merembukkan sanksi tambahan terhadap Rusia. Ancaman nantinya akan ditambahkan untuk perusahaan asing, terutama dari Cina atau Iran, jika melanggar embargo Rusia. 

Arman Soldin, wartawan Prancis yang tewas tertembak roket di Bakhmut, Ukraina.Foto: Arman Soldin/AFP

Kematian wartawan AFP

Kabar duka dari kantor berita Prancis, Agence France-Presse (AFP), yang kehilangan salah seorang wartawannya di Ukraina.

Arman Soldin dikabarkan meninggal dunia di luar kota Bakhmut, ketika iring-iringan kendaraan yang membawanya ditembaki roket jenis Grad milik Rusia, Selasa (9/5). Sisa anggota tim wartawan AFP dikabarkan selamat tanpa mengalami luka.

Insiden penembakan terjadi pada sore menjelang malam di desa Chasic Yar, tidak jauh dari Bakhmut. Sudah sejak sembilan bulan Rusia mengepung kota tersebut demi memperluas wilayah pendudukan di timur Ukraina.

"Kematiannya adalah peringatan terhadap risiko dan bahaya yang dihadapi jurnalis setiap hari ketika meliput perang di Ukraina," kata Direktur AFP, Fabrice Fries.

Wartawan Prancis kelahiran Bosnia itu ditugaskan di Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari 2022. Sejak beberapa bulan terakhir dia berpergian ke Bakhmut secara berkala untuk mewartakan situasi di medan tempur. 

Ancaman bagi jurnalis 

Pada Mei 2022, wartawan Prancis lain, Frederic Lecrec-Imhoff, juga tewas tertembak di dekat kota Severodonetsk. Menurut organisasi Reporters Without Borders (RSF) dan Komite Perlindungan Jurnalis, setidaknya 10 jurnalis dan awak media tewas selama meliput di Ukraina.

Dalam pernyataannya, Direktur RSF, Christophe Deloire, memuji keberanian para wartawan perang dan menyebut kematian Soldin sebagai "sebuah tragedi bagi semua yang membela informasi yang jernih dan independen."

Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan "belasungkawa mendalam" atas kematian Soldin. "Dia mendedikasikan kehidupannya untuk mengabarkan kepada dunia tentang kebenaran," tulis Kemenhan lewat akun Twitternya.

Belasungkawa juga dilayangkan juru bicara pemerintah Rusia di Kremlin, sembari menegaskan bahwa faktor penyebab kematian hingga kini belum jelas.

rzn/hp (dpa,rtr,afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait