Ukraina Siap Gelar Sidang Kejahatan Perang atas Invasi Rusia
12 Mei 2022
Ukraina akan menggelar sidang kejahatan perang pertamanya atas invasi Rusia yang sedang berlangsung, dan menyeret seorang tentara Rusia berusia 21 tahun ke pengadilan, Kejaksaan Agung di Kyiv mengumumkan, Rabu (11/05).
Iklan
Jaksa Agung Iryna Venediktova mengatakan pihaknya mendakwa tentara Rusia berusia 21 tahun, Vadim Shishimarin, karena telah melakukan pembunuhan terhadap seorang warga sipil di desa Chupakhivka pada 28 Februari lalu, dengan menembakkan senapan otomatis dari jendela mobil untuk mencegahnya melaporkan keberadaan pasukan Moskow.
Korban yang merupakan laki-laki berusia 62 tahun yang tidak disebutkan namanya itu, sedang mengendarai sepedanya di sisi jalan tidak jauh dari rumahnya, kata kantor tersebut.
"Salah satu prajurit memerintahkan terdakwa untuk membunuh seorang warga sipil sehingga dia tidak akan melaporkan keberadaan mereka," menurut pernyataan itu. "Pria itu meninggal di tempat berjarak hanya beberapa puluh meter dari rumahnya."
Anggota militer Rusia yang ditahan itu kemungkinan menghadapi hukuman 15 tahun penjara atas tuduhan kejahatan perang dan pembunuhan berencana. Namun, Jaksa Agung Iryna Venediktova tidak mengatakan kapan persidangan akan dimulai.
Kejaksaan Agung Ukraina merilis foto Shishimarin, tetapi tidak merinci bagaimana dia bisa berada dalam tahanan atau apa yang terjadi dengan pasukan lainnya pada saat dugaan pembunuhan terjadi.
Lebih dari 10.700 dugaan kejahatan perang yang melibatkan 622 tersangka telah didaftarkan ke kantor kejaksaan.
Inggris dan Belanda juga telah mengirim penyelidik kejahatan perang ke Ukraina untuk membantu tim pengadilan kriminal nasional dan internasional menyelidiki kemungkinan tindak kekejaman massal, termasuk di pinggiran kota Kyiv, Bucha, di mana setidaknya 20 mayat ditemukan pada 2 April lalu.
Volodymyr Yavorskyy dari Pusat Kebebasan Sipil mengatakan, kelompok hak asasi manusia Ukraina akan mengikuti persidangan Shishimarin. "Sangat sulit untuk mematuhi semua aturan, norma, dan netralitas proses pengadilan di masa perang,” katanya.
Situasi Ukraina di Tengah Gempuran Serangan Rusia
Tanggal 24 Februari 2022 Rusia melancarkan serangannya ke negara tetangganya, Ukraina. Fasilitas militer jadi target, ratusan orang dilaporkan meninggal dunia, dan banyak warga mencoba melarikan diri.
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
Ratusan warga Ukraina tewas
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi umum, setelah Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina. Dekrit yang berlaku selama 90 hari tersebut mengatur warga negara yang berusia 18-60 tahun untuk memulai wajib militer cadangan. Di hari pertama pertempuran dilaporkan 137 warga Ukraina, termasuk personel militer, tewas dan lebih dari 300 orang terluka.
Tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui wilayah separatis Donetsk and Luhansk sebagai negara yang merdeka, Putin pun mengumumkan operasi militer di Ukraina. Ia mengatakan, Rusia hanya berusaha untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi negara tetangganya itu. Sedikitnya 83 fasilitas infrastruktur militer di Ukraina lumpuh akibat serangan pasukan militer Rusia.
Foto: Evgeniy Maloletka/AP Photo/picture alliance
"Ditinggalkan seorang diri"
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menggambarkan serangan itu sebagai "invasi skala penuh" dan mengatakan Ukraina akan "mempertahankan diri dan akan menang." Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (24/02) tengah malam dalam pidatonya mengatakan, ia merasa negaranya ditinggalkan sendirian saat diserang oleh Rusia.
Foto: Carlos Barria/REUTERS
Serangan dimulai sebelum fajar
Ledakan besar terdengar saat rudal mendarat di Kiev, Kharkiv, dan Odessa pada Kamis (24/02) dini hari. Kemenhan Rusia mengklaim tidak menargetkan kota-kota dan "tidak ada ancaman bagi penduduk sipil." Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa menggambarkan wilayah udara di atas Ukraina sebagai "zona konflik aktif." Warga sipil diizinkan berlindung di stasiun-stasiun kereta bawah tanah.
Foto: Aris Messinis/AFP/Getty Images
Berbondong-bondong selamatkan diri
Saat Presiden Zelenskyy mengumumkan status darurat militer, dia mengimbau warga Ukraina untuk tinggal di rumah dan tidak panik. Mesk demikian, banyak orang Ukraina yang berusaha kabur menyelamatkan diri. Kemacetan parah terlihat di jalan-jalan utama bagian barat ibu kota. Warga di wilayah Ukraina timur juga dilaporkan berupaya melarikan diri dan pergi ke wilayah Ukraina barat.
Foto: Chris McGrath/Getty Images
Antrean panjang di depan kios hingga ATM
Foto warga di Kiev berdiri dalam antrean panjang di depan toko-toko, berharap untuk dapat membeli persediaan makanan dan air. Antrean panjang juga tampak terlihat di depan mesin-mesin ATM. Banyak mobil dilaporkan antre mengisi bahan bakar di SPBU, bersiap untuk melarikan diri meninggalkan kota.
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
Emosi campur aduk
Warga Ukraina dihadapkan pada kondisi ketidakpastian dan dilanda rasa ketakutan. Sebelumnya banyak dari mereka yang tidak percaya bahwa Rusia akan melancarkan serangan, meski tanda-tanda ke arah itu makin jelas setiap harinya. Negara-negara Eropa Tengah bersiap menghadapi banjir pengungsi dari Ukraina dan kelompok-kelompok kemanusiaan memperingatkan krisis yang mengancam. (Ed: rap/as)
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
7 foto1 | 7
Perang belum berakhir
Di medan perang, pejabat Ukraina mengatakan serangan roket Rusia menargetkan daerah sekitar Zaporizhzhia, menghancurkan infrastruktur secara sporadis. Tidak ada laporan terkait jumlah korban.
Iklan
Resimen Azov mengatakan di media sosial bahwa pasukan Rusia melakukan 38 serangan udara dalam 24 jam sebelumnya di halaman pabrik baja Azovstal. Pabrik itu telah melindungi ratusan tentara Ukraina dan warga sipil selama pengepungan militer Rusia.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan pihaknya telah menawarkan pembebasan tawanan perang Rusia jika para pejuang yang terluka parah diizinkan untuk dievakuasi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengindikasikan pada hari Selasa (10/05) bahwa militer Ukraina secara bertahap mendorong pasukan Rusia keluar dari Kharkiv, kota terbesar kedua di negara itu yang merupakankunci serangan Rusia di Donbass, kawasan industri timur yang merupakan target utama Kremlin untuk ditaklukan. ha/yf (AFP, AP)