Peneliti Jerman Temukan Ulat Berumur 44 Juta Tahun
Natalie Muller
21 November 2019
Para ilmuwan mengatakan ini adalah pertama kalinya sebuah fosil dari spesies kupu-kupu besar ditemukan terkonservasi dalam batu ambar kuno.
Iklan
Peneliti Jerman menemukan ulat berumur 44 juta tahun, demikian menurut makalah yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, Rabu (20/10).
Hewan tersebut adalah ulat pertama dari jenisnya yang ditemukan di ambar Baltik, menurut para peneliti dari Zoologische Staatssammlung München. Ambar Baltik banyak ditemukan di sepanjang pantai di Laut Baltik serta Laut Utara. Sementara wilayah penghasil ambar terbanyak selama berabad-abad adalah Tanjung Sambia atau Samland, serta pantai di sekitar Königsberg di Prusia, yang sejak 1945 menjadi bagian dari Rusia.
Larva 5-milimeter telah diberi nama Eogeometer vadens bagian dari keluarga kupu-kupu Geometridae, yang terdiri dari sekitar 23.000 spesies berbeda.
Para ilmuwan mengatakan ulat kecil itu kemungkinan terperangkap dalam setetes resin pohon, yang akhirnya mengeras menjadi ambar dan mengkonservasi struktur unik ulat itu selama jutaan tahun.
"Temuan ulat dalam ambar jarang terjadi, dan ini adalah fosil kupu-kupu besar pertama yang ditemukan di ambar Baltik," kata peneliti Axel Hausmann. "Ini mungkin karena aktivitas nokturnal dari kebanyakan ulat," tambahnya. Hewan nokturnal adalah hewan yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari. Resin cenderung lebih dekat dengan cairan saat terkena sinar matahari langsung atau di siang hari.
Tidak seperti kebanyakan spesies kupu-kupu lainnya, ulat Geometridae hanya memiliki dua atau tiga pasang kaki, bukan lima pasang. Ini berarti mereka bergerak maju dengan gaya berjalan yang tidak biasa.
Para peneliti mengatakan fosil ini akan memberikan wawasan tentang proses evolusi selama periode Eosen (sekitar 34-56 juta tahun yang lalu).
(vlz/ts)
Penemuan Sensasional Kumpulan Mumi Terbanyak di Mesir
Penemuan sensasional kumpulan mumi di kota Luxor, Mesir. Peti mati berusia 3.000 tahun lebih masih memperlihatkan cat dan prasasti asli. Para arkeolog mengatakan, temuan ini tidak lama lagi akan bisa dilihat wisatawan.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Penuh warna-warni
Arkeolog Mesir memperlihatkan peti mati berusia lebih dari 3.000 tahun di pemakaman kuno di Luxor. Ilmuwan mengatakan inilah "kumpulan peti mati manusia terbesar yang pernah ditemukan" sejak tahun 1800-an.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Tersembunyi lebih 3.000 tahun
Ada 30 peti mati berisi mumi para pendeta lelaki dan perempuan dan anak-anak yang ditemukan. Mereka dimakamkan sekitar abad ke-10 Sebelum Masehi di bawah pemerintahan dinasti Firaun ke-22.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Jadi sensasi
Mesir mengumumkan serangkaian penemuan spektakuler dalam beberapa bulan terakhir, ketika negara itu sedang berupaya membangkitkan kembali industri pariwisata. Sektor pariwisata terjerembab sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak tahun 2011 dan kudeta militer tahun 2013.
Foto: Getty Images/AFP/K. Desouki
Menguak misteri
Peti mati yang ditemukan memperlihatkan ukiran-ukiran rumit dan dicat baik di bagian dalam maupun luar. Para ahli mengatakan "kondisi pelestarian, warna, dan prasasti" sangat baik.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Penemuan abad ini
Kota Luxor di selatan Mesir ibarat menyimpan harta karun bagi para ahli Mesir Kuno. Namun penemuan puluhan mumi di al-Asasif ini adalah peristiwa langka. Penemuan terakhir kumpulan mumi berasal dari tahun 1891.
Foto: Reuters/M. Abd El Ghany
Disiapkan jadi atraksi wisata
Para pekerja arkeologi menyiapkan peti mati dan mumi untuk menjalani restorasi menyeluruh. Peti-peti ini nantinya akan dipindahkan ke Museum Besar Mesir di sebelah piramida Giza, yang akan dibuka tahun 2020 dan dirancang sebagai salah satu lokasi tujuan wisata utama. (hp/ae)