Sempat Dilarang, Kini TikTok Bisa Diunduh Kembali di AS
14 Februari 2025
Aplikasi TikTok kini kembali bisa diunduh di Apple App Store dan Google Play Store di AS. Larangan ditunda setelah Presiden Donald Trump mengisyaratkan optimismenya tentang masa depan aplikasi milik Cina tersebut.
Aplikasi TikTok telah menjadi sumber pertikaian antara AS dan CinaFoto: Nicolas Economou/NurPhoto/IMAGO
Iklan
Aplikasi TikTok kini bisa diunduh dari Apple App Store dan Google Play Store di Amerika Serikat pada Kamis (13/02).
Media sosial itu “kembali” lagi 10 minggu setelah Presiden Donald Trump menunda pelarangan aplikasi tersebut, hingga setidaknya tanggal 5 April.
Pemerintahan Trump dikabarkan telah memastikan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi yang terkait dengan TikTok tidak akan didenda jika tetap mendistribusikan atau mengelola aplikasi dari Cina itu.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada komentar terbaru dari TikTok tentang hal ini.
Trump optimis tentang TikTok
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengharuskan perusahaan induk TikTok di Cina, ByteDance, untuk menjual aplikasi tersebut kepada pembeli yang disetujui untuk operasinya di AS. Bila gagal mendapatkan pembeli yang dimaksud hingga maksimal 19 Januari lalu, TikTok akan dilarang beroperasi di Amerika Serikat.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Namun, tak lama setelah Trump dilantik pada bulan Januari, ia menandatangani perintah eksekutif untuk menunda larangan tersebut selama 75 hari hingga bulan April 2025.
Penundaan ini juga berarti bahwa perusahaan yang mencantumkan TikTok di toko aplikasinya, seperti Apple dan Google, tidak akan disanksi.
Aplikasi AI Populer: Dari ChatGPT hingga DeepSeek
Perkembangan AI telah melahirkan aplikasi inovatif dari berbagai negara, seperti ChatGPT dari AS dan DeepSeek dari Cina.
Foto: Bihlmayerfotografie/Imago
DeepL
DeepL, sebuah perusahaan asal Jerman, telah merilis platform penerjemah berbasis AI yang diklaim mampu mengolah berbagai variasi bahasa dengan akurasi tiga kali lebih tinggi dibandingkan pesaingnya. DeepL juga dapat menerjemahkan halaman web, gambar, hingga email, serta memungkinkan pengguna untuk mengubah nada bicara menjadi formal atau informal sesuai kebutuhan.
Foto: Ralf Hirschberger/ZB/picture alliance
ChatGPT
Dirilis pada November 2022, ChatGPT dari OpenAI dengan cepat menarik perhatian jagat maya karena kemampuannya membuat esai, artikel, puisi, hingga bahasa pemrograman. ChatGPT dirancang untuk aktif berinteraksi dengan pengguna dalam berbagai topik. Saat ini, dengan versi GPT-4, pengguna sudah bisa berinteraksi dengan gambar.
Foto: Jaap Arriens/NurPhoto/picture alliance
Gemini
Dirilis oleh Google pada tahun 2023, Gemini diproyeksikan menjadi pesaing utama ChatGPT. Dengan pembaruan 2.0 Flash, Gemini mampu mengolah teks, visual, dan audio multibahasa dengan tingkat kendali yang tinggi. Model ini diklaim dapat menyelesaikan masalah dengan cara memecah instruksi pengguna menjadi tugas-tugas kecil sehingga menghasilkan jawaban yang akurat.
Foto: Jakub Porzycki/NurPhoto/picture alliance
Copilot
Copilot adalah aplikasi inovatif dari Microsoft yang menggabungkan Large Language Model (LLM) dengan Microsoft 365. Copilot membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi di aplikasi seperti Word, Excel, dan PowerPoint. Fitur cerdasnya termasuk Bing Chat untuk pencarian interaktif, Copilot Vision untuk analisis konten, dan Think Deeper untuk solusi masalah kompleks.
Foto: Andre M. Chang/ZUMA/picture alliance
DeepSeek
Aplikasi DeepSeek, yang dikembangkan oleh perusahaan Cina, memanfaatkan perangkat keras Nvidia yang lebih murah dan lawas. Meski demikian, aplikasi ini diyakini mampu menyaingi ChatGPT. Dengan model "open source"-nya, DeepSeek telah mengguncang pasar saham teknologi AS dan menjadi aplikasi AI teratas di App Store sejak peluncurannya pada Januari 2025.
"Saya punya waktu 90 hari sejak sekitar dua minggu lalu, dan saya yakin (larangan) itu bisa diperpanjang, tetapi mari kita lihat, saya rasa kita tidak perlu melakukannya," katanya.
Tidak jelas apa yang dimaksud Trump ketika dia mengatakan "90 hari," karena perintah eksekutifnya hanya menunda larangan tersebut selama 75 hari.
TikTok adalah aplikasi kedua yang paling banyak diunduh warganet AS tahun lalu. Tercatat ada lebih dari 52 juta unduhan menurut firma intelijen Sensor Tower.