Pejabat Tinggi UE Akan Ajukan Sanksi Baru terhadap Rusia
10 Februari 2021
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pada hari Selasa (09/02) bahwa 27 negara EU harus bersikap tegas terhadap Rusia pasca penahanan Alexei Navalny dan pengusiran tiga diplomat.
Iklan
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell akan mengajukan proposal sanksi terhadap Rusia. Rencana itu akan disampaikannya dalam pertemuan seluruh menteri luar negeri EU pada 22 Februari mendatang.
"Negara-negara anggota EU akan memutuskan langkah selanjutnya. Tetapi ya, ini bisa termasuk sanksi. Dan saya akan mengajukan proposal konkret, menggunakan hak inisiatif yang dimiliki perwakilan tinggi," kata Borrell kepada anggota parlemen Uni Eropa. Namun Borrell tidak merinci detail proposalnya.
"Upaya perlawanan harus mencakup penggabungan tindakan yang kuat terhadap disinformasi, serangan siber, dan kemungkinan tantangan hybrid lainnya," katanya.
Aksi saling usir diplomat
Jerman, Polandia, dan Swedia pada hari Senin (08/02) telah mengusir seorang pegawai kedutaan Rusia di masing-masing negara mereka. Aksi tersebut merupakan tindakan balas dendam yang terkoordinasi terhadap pengusiran diplomat Jerman, Polandia, dan Swedia oleh Rusia pada pekan lalu.
Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan keputusan Rusia mengusir diplomat sejumlah negara tidak dapat dibenarkan dengan cara apa pun. "Kementerian Luar Negeri menyatakan 'persona non grata' kepada pegawai kedutaan Rusia di Berlin," bunyi pernyataan Kemenlu Jerman.
Para Pengkritik Pemerintah Ini Telah Merasakan Pahitnya Racun
Tindakan meracuni orang telah digunakan badan intelijen selama lebih dari satu abad. Racun yang dimasukan ke dalam makanan/minuman sering jadi senjata pilihan, seperti dalam kasus pembunuhan Munir, 2004.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Alexei Navalny
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit di Siberia, setelah merasa tidak enak badan dalam penerbangan ke Moskow. Para ajudannya menuduh bahwa Navalny diracun sebagai balas dendam atas kampanyenya melawan korupsi. Mantan pengacara (44) itu menenggak teh hitam sebelum lepas landas dari bandara Omsk. Timnya meyakini teh tersebut mengandung racun yang membuatnya koma.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudrayavtsev
Pyotr Verzilov
Pada 2018, aktivis keturunan Rusia-Kanada, Pyotr Verzilov dilaporkan dalam kondisi kritis setelah diduga diracun di Moskow. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dia mengkritik sistem hukum Rusia dalam sebuah wawancara TV. Verzilov, juru bicara tak resmi untuk grup band feminis Pussy Riot ini akhirnya dipindahkan ke rumah sakit di Berlin. Dokter mengatakan "sangat mungkin" dia telah diracuni.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass/A. Novoderezhkin
Sergei Skripal
Mantan mata-mata Rusia berusia 66 tahun, Sergei Skripal, ditemukan tak sadarkan diri di bangku yang terletak di luar pusat perbelanjaan di kota Salisbury, Inggris. Ia disebut terpapar racun saraf Novichok. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebut situasi itu "tragis", tetapi berkata "Kami tidak punya informasi tentang apa yang menjadi penyebab" insiden itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass
Kim Jong Nam
Saudara tiri Kim Jong Un ini tewas pada 13 Februari 2018 di bandara Kuala Lumpur, setelah dua perempuan diduga mengoleskan racun saraf kimia VX di wajahnya. Pada bulan Februari, pengadilan Malaysia mendengar bahwa Kim Jong Nam telah membawa selusin botol penawar racun saraf mematikan VX di tasnya pada saat keracunan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Kambayashi
Alexander Litvinenko
Mantan mata-mata Rusia, Alexander Litvinenko pernah bekerja untuk Dinas Keamanan Federal (FSB) sebelum ia membelot ke Inggris. Ia lalu menjadi jurnalis dan menulis dua buku tuduhan terhadap FSB dan Putin. Ia jatuh sakit setelah bertemu dengan dua mantan perwira KGB dan meninggal pada 23 November 2006. Penyelidikan menemukan, ia dibunuh oleh radioaktif polonium-210 yang dimasukkan ke dalam tehnya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kaptilkin
Viktor Kalashnikov
Pada November 2010, dokter di rumah sakit Charité Berlin menemukan kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuh pasangan pengkritik pemerintah Rusia. Terdapat 3,7 mikrogram merkuri di tubuh Kalashnikov, seorang jurnalis lepas dan mantan kolonel KGB. Sementara di tubuh istrinya terdapat 56 mikrogram merkuri. Kalashnikov mengatakan kepada majalah Jerman Focus, bahwa "Pemerintah Rusia meracuni kami."
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti
Viktor Yushchenko
Pemimpin oposisi Ukraina Yushchenko jatuh sakit pada September 2004 dan didiagnosis dengan pankreatis akut yang disebabkan infeksi virus dan zat kimia. Penyakit itu mengakibatkan kerusakan wajah, perut kembung akibat gas berlebih dan penyakit kuning. Dokter mengatakan perubahan pada wajahnya berasal dari chloracne, akibat dari keracunan dioksin. Yushchenko mengklaim, agen pemerintah meracuninya.
Foto: Getty Images/AFP/M. Leodolter
Aktivis HAM Munir diracun dalam penerbangan ke Amsterdam tahun 2004
Munir Said Thalib, aktivis KONTRAS tewas diracun dengan arsenium dalam penerbangan ke Amsterdam dengan pesawat Garuda, September 2004. Kasusnya sampai sekarang belum terungkap tuntas, sekalipun ada tertuduh yang diadili dan dijatuhi hukuman penjara. Pemerintahan Jokowi hingga kini menolak mengusut kembali kasus ini.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Khaled Meshaal
Pada 25 September 1997, badan intelijen Israel berusaha membunuh pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, di bawah perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dua agen menyemprotkan zat beracun ke telinga Meshaal saat dia masuk ke kantor Hamas di Amman, Yordania. Upaya pembunuhan tersebut tidak berhasil dan tidak lama kemudian kedua agen Israel tersebut ditangkap.
Foto: Getty Images/AFP/A. Sazonov
Georgi Markov
Pada 1978, pengkritik pemerintah Bulgaria, Georgi Markov, merasakan tusukan di pahanya saat sedang menunggu di halte bus. Dia membalikkan badan dan melihat seorang pria membawa payung. Setelahnya sebuah benjolan kecil muncul di pahanya dan empat hari kemudian dia meninggal. Otopsi menemukan dia dibunuh dengan zat 0,2 miligram risin. Banyak yang percaya panah beracun itu ditembakkan dari payung.
Foto: picture-alliance/dpa/epa/Stringer
Grigori Rasputin
Pada 30 Desember 1916, Grigori Rasputin yang dipercaya punya kekuatan mistik tiba di Istana Yusupov di St Petersburg atas undangan Pangeran Felix Yusupov. Di sana, Rasputin memakan kue yang telah dicampur dengan kalium sianida. Kemudian Rasputin juga menenggak anggur yang gelasnya telah dilapisi sianida. Tidak berhasil diracun, Rasputin akhirnya ditembak dan dibunuh.
Foto: picture-alliance/ IMAGNO/Austrian Archives
11 foto1 | 11
Tindakan Moskow mengusir para diplomat EU pada hari Jumat (05/02) jadi tamparan ekstra bagi Uni Eropa karena terjadi saat Borrell bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Bahkan Borrell mengaku mengetahui tentang pengusiran tersebut dari media sosial. Borrell mengatakan salah satu tujuan kunjungannya adalah "untuk menguji apakah pihak berwenang Rusia tertarik pada upaya serius untuk memulihkan kerusakan hubungan." Namun, "jawabannya sudah jelas. Tidak."
"Rusia telah mencoba untuk memecah belah kita. Mereka berusaha untuk memecah belah kita," kata Borrell memperingatkan.
Iklan
Borrell diminta mengundurkan diri
Dacian Ciolos, pemimpin kelompok parlemen Renew Europe yang berhaluan tengah, mengatakan kunjungan Borrell merupakan "kesalahan serius" yang telah merusak kredibilitas Uni Eropa.
"Itu adalah tindakan simbolis yang gagal dan akhirnya menjadi bumerang," kata Ciolos.
Kelompok politik Ciolos bersama beberapa negara anggota UE telah menyarankan Borrell agar tidak melakukan kunjungan tersebut.
Menjelang debat hari Selasa (09/02), sekelompok anggota parlemen pun meminta Borrell untuk mengundurkan diri setelah misi diplomatik yang dinilai "memalukan" itu.
Menurut mereka, pejabat terkemuka Uni Eropa seharusnya membalas Lavrov - yang berbicara tentang "arogansi" Uni Eropa atas kasus Navalny - dan mengakhiri perjalanannya segera setelah Borrell mengetahui pengusiran para diplomat itu.
"Tuan Borrell berulang kali gagal membela kepentingan Uni Eropa," demikian bunyi surat kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang dibacakan oleh lebih dari 80 anggota parlemen Uni Eropa.