Uni Eropa mencapai kesepakatan tentang batas harga gas sebesar €180 per megawatt jam, setelah negosiasi alot berbulan-bulan. Namun tetap ada kekhawatiran tentang dampaknya terhadap pasokan gas.
Kesepakatan itu dicapai setelah negosiasi alot berbulan-bulan. Jerman tadinya menentang penetapan pagu harga gas, karena khawatir kebijakan itu bisa membuat pemasok gas segan menjual gas alamnya ke Uni Eropa. Jika benar terjadi, hal itu justru bisa menimbulkan konsekuensi negatif kelangkaan pasokan gas.
Eropa mengalami krisis energi setelah pasokan gas Rusia terhenti karena invasi Moskow ke Ukraina. Harga gas alam kemudian sempat melambung tinggi beberapa kali lipat dari sebelumnya.
Pagu harga gas yang disepakati sekarang masih lebih rendah daripada yang diusulkan sebelumnya. Menteri energi Malta Miriam Dalli mengatakan, pagu harga akhirnya ditetapkan sebesar 180 euro. "Itu bukan hal yang mudah untuk dicapai" setelah perundingan alot yang berlangsung berbulan-bulan, katanya.
Akan berdampak pada pelanggan besar
Harga gas di Title Transfer Facility (TTF) di Belanda pada hari Senin (19/12), berkisar sekitar 110 euro per megawatt jam. Pada bulan Agustus lalu, harga TTF mencapai lebih dari 340 euro per megawatt jam.
Iklan
Pemerintah Jerman memang lama menolak pembatasan harga gas, karena khawatir keamanan pasokan terancam, karena pemasok bisa saja menjual gas mereka di pasar lain, di mana mereka dapat memperoleh harga yang lebih tinggi.
Kebijakan tersebut sebagian besar akan memengaruhi pelanggan besar yang menggunakan titik perdagangan seperti TTF, dan bukan konsumen akhir. Namun, harga bagi konsumen secara tidak langsung juga akan dipengaruhi oleh harga grosir.
Para ahli percaya, kemungkinan harga gas akan naik menjadi lebih dari €200 lagi setelah musim dingin yang berat, ketika negara-negara anggota UE harus mengisi fasilitas penyimpanan gas mereka pada musim semi.
Energi Surya di Lokasi yang Tidak Biasa
Dari luar angkasa hingga ransel olahraga, modul sel surya dapat digunakan hampir di mana saja. Berikut adalah beberapa lokasi tidak lumrah yang ternyata dapat memproduksi listrik bersih dari energi matahari.
Foto: picture-alliance/J. Heeneman
Katamaran surya dalam tur keliling dunia
"Catamaran Race for Water" adalah kapal pesiar dengan pembangkit tenaga surya terbesar di dunia dan beroperasi sepenuhnya tanpa bahan bakar fosil. Modul sel surya di dek kapal menyuplai energi ke motor listrik dan mengisi baterai untuk kebutuhan di malam hari. Tidak menggunakan tiang dan layar, kapal pesiar menggunakan layang-layang yang bisa dikendalikan.
Foto: Race for Water/Peter Charaf
Modul dalam perjalanan
Gembala di Turki ini mengisi daya ponselnya dengan modul sel surya portabel. Modul portabel seperti ini populer di kalangan penjelajah alam bebas. Panel sel surya juga tersedia untuk ransel atau tenda. Mereka yang melakukan perjalanan namun dari jaringan listrik, kini lebih siap untuk hadapi keadaan darurat.
Foto: Halil Fidan/AA/picture alliance
Terbang tanpa bahan bakar fosil
Pesawat "Solar Impulse" terbang keliling dunia dalam beberapa tahapan dan sama sekali tanpa menggunakan bahan bakar fosil. Sel surya di badan pesawat dan sayap memberi daya pada mesin dan mengisi baterai pesawat. Dengan penerbangan keliling dunia, pionir penerbangan ini mempromosikan energi matahari dan menunjukkan apa yang mungkin dilakukan.
Foto: Solar Impulse/Revillard/Rezo.ch
Di luar angkasa dengan layar surya
Sel surya memungkinkan penerbangan luar angkasa yang lebih lama. Modul sel surya dapat dibuka di luar angkasa seperti di ISS atau satelit dan kapsul tak berawak. Para peneliti bahkan merancang taman sel surya di luar angkasa. Wahana eksplorasi matahari telah terbang hingga ke Jupiter. Namun, radiasi matahari di sana 25 kali lebih lemah daripada di orbit Bumi karena matahari sangat jauh.
Foto: NASA SPACEX/HO/dpa/picture alliance
Panggilan telepon bertenaga matahari pertama
Pada tahun 1955, modul sel surya perdana dipasang di negara bagian selatan AS untuk memberikan penguatan daya ke jaringan telepon. Setelah itu menyusul terobosan teknologi untuk perjalanan luar angkasa. Sejak itu, energi surya telah digunakan untuk hampir semua aplikasi energi.
Foto: AP Images/picture alliance
Revolusi energi matahari di bidang pertanian
Bekerja di ladang memang melelahkan. "Farmdroid" robot digerakan energi surya dari Denmark ini bekerja mandiri, otomatis dan tanpa merusak lingkungan. Robot dapat menabur bibit tanaman dan menyiangi gulma. Robot tidak butuh hari libur. Energinya berasal dari modul sel surya di atap dan dikendalikan dengan GPS.
Foto: Nikolai Tuborg/Farmdroid
Energi di atas air
Para pekerja ini bangga dengan pembangkit listrik tenaga surya terapung pertama di Kenya. Instalasi memasok listrik untuk pertanian bunga di bagian utara ibu kota Nairobi. Modul sel surya dipasang pada ponton khusus. Di lokasi lain, modul sel surya terapung di danau terkadang digabungkan dengan budidaya ikan.
Foto: ecoligo GmbH
Memasok energi pulau dengan panel surya di laut
Tahun 2019, panel surya terapung dibangun di laut di Maldives untuk memproduksi listrik buat tempat wisata. Sistem berkapasitas 680-kilowatt memang kecil, tetapi sejauh ini jadi salah satu instalasi sel surya terbesar di laut. Penelitian masih dilakukan untuk pembangkit di lepas pantai karena badai, gelombang kuat dan air asin menyerang modul lebih ganas dibanding di lokasi air tawar.
Foto: Swimsol
Listrik untuk semua
Tidak ada jaringan listrik di desa Tukul di Sudan Selatan. Tapi panel sel surya sekarang memproduki listrik secara lokal untuki ponsel dan lampu. Kemiskinan energi adalah masalah besar. Tahun 2016, di seluruh dunia 840 juta orang tidak punya akses listrik. Jumlahnya diharapkan turun menjadi 650 juta pada tahun 2030, terutama berkat modul sel surya yang terdesentralisasi.
Foto: picture-alliance/J. Heeneman
Memanen sinar matahari di pegunungan tinggi
Muttsee dekat Basel adalah reservoir tertinggi di Swiss. Sebuah instalasi panel surya raksasa dipasang di dinding bendungan. Menghasilkan listrik berlimpah, terutama di musim dingin, karena modul lebih efisien dalam cuaca dingin dan salju memantulkan tambahan sinar matahari. Sinar matahari jauh lebih kuat di ketinggian, karena kabut tetap berada di lembah. (sc/as)
Foto: Axpo
10 foto1 | 10
Jerman setuju demi solidaritas Eropa
Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck menekankan, pembatasan harga saja tidak terlalu menentukan. Dia menekankan pentingnya melihat situasi pasokan gas secara keseluruhan. "Tidak ada seorang pun di Jerman yang menentang harga gas yang rendah, tetapi kami tahu bahwa kami harus sangat berhati-hati," kata Robert Habeck menjelang pertemuan tersebut.
Dia sempat mengeritik rencana pagu harga gas dan sempat meminta Uni Eropa menangguhkan kebijakan itu. Namun Jerman yang mulanya keberatan, akhirnya menyetujui kesepakatan, demi solidaritas dan suara bulat di Uni Eropa.
Mekanisme pagu harga gas, yang secara resmi disebut "rem darurat gas" akan diterapkan mulai 15 Februari 2023. Jika harga gas di TTF tiga hari berturut-turut melewati batas 180 euro per megawatt jam, maka otomatis pagu harga gas diberlakukan dan harga akan "dibekukan" pada tingkat 180 euro, sampai harga gas di pusat-pusat perdagangan turun lagi.