Uni Eropa Batalkan Misi Observasi Pemilu ke Ethiopia
Wesley Dockery
4 Mei 2021
Pejabat tinggi Uni Eropa, Josep Borrell mengatakan Ethiopia tak akan menyetujui parameter utama terkait misi observasi pemilu UE. Pemilu yang akan digelar pada Juni mendatang dilakukan di tengah krisis di wilayah Tigray.
Iklan
Pada Senin (03/05), Uni Eropa membatalkan misi pemantauan pemilihan umum Ethiopia, kata Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dalam sebuah pernyataan.
Borrell mengatakan pihak berwenang Ethiopia tidak akan menyetujui parameter utama dari misi pemantauan pemilu. "Karena syarat tidak terpenuhi, maka pengerahan misi harus dibatalkan," tegasnya.
"Integritas misi pemantau pemilu adalah landasan dukungan Uni Eropa untuk demokrasi," kata Borrell.
"Mengecewakan bahwa Uni Eropa belum menerima jaminan yang diperlukan untuk mendukung rakyat Ethiopia dalam mewujudkan demokrasi," tambahnya. Pernyataan itu juga mengungkapkan bahwa Uni Eropa telah memberikan lebih dari € 20 juta (Rp 347,2 miliar) kepada Dewan Pemilihan Nasional Ethiopia (NEBE) untuk mempersiapkan pemilihan umum pada Juni mendatang.
Pernah dengar nama partai-partai ini?
Dalam pemilu, tentu banyak orang Jerman dapat memilih partai mainstream CDU atau SPD. Tetapi ada juga warga yang memilih partai-partai kecil, unik yang mengusung program tidak biasa ini.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kappeler
Partai Perlindungan Hewan (Tierschutzpartei)
Di Jerman, aktivis hak-hak binatang memblokir seluruh jalan raya untuk memastikan kodok bisa menyeberang dengan aman. Jadi tidak mengherankan jika ada partai perlindungan hewan. Pada pemilu tahun 2013, partai ini hanya bisa meraup sekitar 140.000 suara dari hampir 62 juta warga yang punya hak pilih di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Partai Republik (Die Republikaner, REP)
Yang satu ini sedikit membingungkan. Jerman punya partai Republik sendiri - REP, yang tidak ada hubungannya dengan partai-nya Presiden AS Donald Trump. Partai Republik Jerman adalah wadah kaum nasionalis sayap kanan yang menyebut diri mereka sebagai "patriot konservatif" dan mengklaim mereka berjuang "melestarikan budaya dan identitas kita."
Foto: DW
Partai (Die Partei)
Ya….partai ini hanya disebut “Partai”. Didirikan pada tahun 2004 oleh editor majalah satire Jerman "Titanic" yang jadi ketua partai, Martin Sonneborn (foto). Ia menangi satu kursi di Parlemen Eropa pada tahun 2014. Die Partei menarget perbaiki hasil pengumpulan suara dalam pemilu parlemen-Bundestag mendatang. Di pemilu sebelumnya, partai ini hanya memperoleh kurang dari 79.000 suara.
Foto: picture-alliance/Sven Simon/M. Ossowski
Partai Referendum
Motto partai : "Mulai sekarang ..Demokrasi melalui referendum - politik untuk rakyat," Swiss adalah panutannya. Politisi di Partai Referendum Jerman menginginkan semua keputusan politik dibuat oleh rakyat. Mereka mengatakan inilah yang akan mendemokratisasikan "aturan partai" dan akan mengarah pada kebijakan yang berfokus pada pemilih, bukan ke kaum pelobi di sektor farmasi atau perbankan.
Foto: picture-alliance/dpa
Partai Marxis-Leninis Jerman
MLPD adalah sebuah partai kecil, walaupun separuh dari negara Jerman dulunya pernah berhaluan komunis: saat negara ini terbagi dari tahun 1949 sampai 1989 dan Jerman Timur diperintah oleh Partai Persatuan Sosialis Jerman (SED). Saat ini, MLPD jauh tertinggal dan tidak berperan dalam politik Jerman. Dalam pemilihan Bundestag terakhir mereka hanya mendapat 24.000 suara.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Link
Partai Kristen untuk Jerman
"Aliansi C - Kristen untuk Jerman" adalah sebuah partai Kristen yang didirikan pada tahun 2015 ketika Partai Kristen Loyalis Alkitab (PBC) dan Partai untuk Perburuhan, Lingkungan dan Keluarga bergabung. Partai tersebut menganjurkan hal-hal yang mereka pandang sebagai nilai-nilai alkitabiah: kebebasan beragama, aturan hukum, pernikahan, keluarga dan pelestarian ciptaan Tuhan.
Foto: Getty Images/AFP/J. MacDougall
Partai Pensiunan
Anda tidak akan melihat lagi partai ini dalam pemungutan suara pada pemilu parlemen-Bundestag 2017. Partai Pensiunan Jerman telah pensiun. Pada pemilu 2013, partai ini hanya mendapat 25.000 suara dan pada 2016, pejabat partai membubarkan partai selamanya. Ed: Carla Bleiker/ap/as)
Foto: picture-alliance/S. Gollnow
7 foto1 | 7
Krisis politik Ethiopia
Pemilu Ethiopia sedianya digelar pada Agustus 2020, tetapi ditunda karena pandemi COVID-19 dan dijadwalkan ulang pada 5 Juni 2021.
Partai Kemakmuran Perdana Menteri Abiy Ahmed akan menghadapi partai-partai etnis di berbagai wilayah di Ethiopia.
Partai Kemakmuran yang berawal dari Front Demokrasi Revolusioner Rakyat Ethiopia (EPRDF), memerintah negara itu selama 28 tahun dari 1991 hingga 2019. Salah satu kontroversi politik dalam beberapa bulan terakhir melibatkan negara bagian Oromia. Beberapa pemimpin oposisi dari etnis minoritas Oromo pada tahun lalu dipenjara, setelah penyanyi populer Oromo Hachalu Hundessa terbunuh di ibukota Ethiopia, Addis Ababa.
Pembunuhan Hundessa memicu aksi protes besar-besaran di wilayah Oromo hingga membuat pemerintah Ethiopia mematikan akses internet untuk meredam demonstrasi dan menindak oposisi anti-Ahmed di tengah kerusuhan.
Pada November 2020, kelompok paramiliter etnis nasionalis bernama Tigray People's Liberation Front (TPLF) menyerang beberapa pangkalan militer Ethiopia di wilayah Tigray. TPLF mengklaim aturan Abiy Ahmed tidak sah, karena pemilihan ditunda.
Ahmed mencirikan serangan oleh TPLF sebagai "tindakan pengkhianatan" dan telah memerintahkan serangan militer terhadap kelompok tersebut. Akibatnya, pemerintah Ethiopia dituduh melakukan pembersihan etnis di Tigray.
TPLF juga dituduh melakukan kejahatan perang dalam operasinya melawan pemerintah. Eritrea, yang mendukung Ahmed dalam konflik tersebut, juga telah mengirim pasukan ke Tigray. (ha/hp)