Uni Eropa Ingin Selamatkan Perjanjian Atom Dengan Iran
17 Mei 2018
Para pimpinan pemerintahan Uni Eropa bermaksud menyelamatkan kesepatakan dengan Iran, sekalipun Presiden AS Donald Trump mengancam dengan sanksi terhadap perusahaan Eropa.
Iklan
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa di Sofia, Bulgaria, 28 pemimpin negara-negara Eropa menyatakan akan mempertahankan kesepakatan atom dengan Iran, sekaligus menyatakan kekecewaan mereka terhadap politik Donald Trump.
Ketua KTT Uni Eropa Donald Tusk mengatakan, keputusan-keputusan Donald Trump menunjukkan bahwa AS hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Uni Eropa tidak perlu "berilusi" tentang haluan politik Donald Trump, tandasnya.
Kesepakatan Atom dengan Iran ditandatangani tahun 2015 oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan Cina. Kesepakatan itu bertujuan menghentikan ambisi Iran membuat senjata nuklir. Namun Donald Trump mengumumkan pemerintahnya menarik diri dari kesepakatan itu, karena menganggap perjanjian itu tidak efektif.
Para diplomat Uni Eropa menyatakan, kesepakatan itu harus dipertahankan dan tetap dilaksanakan. Namun masih belum jelas, apa rencana konkrit Uni Eropa untuk membantu perusahaan-perusahaan Uni Eropa yang kini terancam sanksi Amerika Serikat, karena menjalankan bisnis di Iran.
Ancaman sanksi AS
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengumumkan, perusahaan-perusahaan yang masih menjalankan bisnis dengan Iran dalam tiga sampai enam bulan mendatang akan terkena sanksi AS. Trump menuduh Iran secara diam-diam tetap bermaksud memproduksi senjata atom, sekalipun para pengawas atom internasional dalam laporannya menyebutkan, Iran hingga kini menaati kesepakatan atom dari tahun 2015.
Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengusulkan beberapa opsi untuk menghindari sanksi AS. Uni Eropa misalnya bisa membentuk bank sendiri, yang nantinya memberi kredit untuk perusahaan-perusahaan Eropa yang aktif di Iran. Selain itu, Uni Eropa bisa mengenakan sanksi pada perusahaan-perusahaan yang tunduk pada tuntutan AS. Uni Eropa juga bisa mengenakan sanksi balasan terhadap perusahaan-perusahaan AS.
Beberapa perusahaan besar Eropa, seperti perusahaan energi Perancis Total, atau perusahaan ekspedisi Denmark Maersk sebelumnya menyatakan, mereka akan menarik diri dari Iran karena tidak ingin ada resiko konflik dengan AS.
Uni Eropa bujuk Rusia pertahankan perjanjian atom Iran
Namun kalangan diplomat Uni Eropa berpandangan, jika hubungan ekonomi Iran-Eropa terhenti, maka tidak ada lagi alasan bagi Iran untuk melaksanakan kesepakatan atom. Hal itu hanya akan membuat situasi politik dunia lebih rumit dan berbahaya. Hari Jumat (19/5), negara-negara Uni Eropa akan melakukan pertemuan dengan perwakilan Rusia di Wina untuk membahas kelanjutan kesepakatan atom dengan Iran.
AS terutama mengeritik "politik agresif" yang dijalankan Iran di kawasan Timur Tengah dan "dukungan Iran kepada kelompok-kelompok teror". Pemerintahan Trump menuntut adanya perundingan danperjanjian baru yang lebih ketat terhadap Iran.
KTT Uni Eropa di Sofia juga membahas kemungkinan konflik dagang dengan AS di sektor baja dan alumunium. Para pemimpin Uni Eropa menyatakan mereka siap berundingan dengan AS, namun tidak „di bawah todongan". Saat ini, perusahaan-perusahaan Eropa sampai akhior Mei masih dibebaskan dari bea impor tambahan untuk baja dan alumunium yang dikenakan AS.
Bagaimana Iran Menangkan Perang Dingin Lawan Arab Saudi
Iran sedang di atas angin. Negeri Syiah itu tidak hanya memanen rezeki dari perjanjian nuklir, tapi juga mendesak Arab Saudi dan melebarkan pengaruhnya di Timur Tengah. Riyadh yang mulai gugup bertaruh pada Donald Trump
Foto: Irna
Damai di Dalam Negeri
Popularitas Presiden Hassan Rouhani menguat sejak Donald Trump berkuasa di Gedung Putih. Saat ini Iran fokus memanen sebanyak mungkin keuntungan dari perjanjian nuklir dan menjaga pengaruhnya di kawasan yang kian meluas. Konsensus itu ikut menjaga stabilitas politik di Teheran.
Foto: Mehr/M.Asgaripour
Banjir Pertumbuhan Ekonomi
Kelonggaran embargo ekonomi membuahkan lonjakan pertumbuhan di sejumlah sektor kunci. Dana Moneter Internasional memperkirakan nilai Produk Domestik Brutto Iran akan meroket dari 23,3 miliar menjadi 427,7 milliar Dollar AS pada 2017. Setelah banjir investasi di Cina, pekan ini giliran Presiden Rusia Vladimir Putin yang datang dan membawa kontrak energi senilai 30 miliar Dollar AS.
Foto: AP
Ramai Diplomasi di Eropa
Di panggung Diplomasi Teheran pun rajin menebar pesona. Eropa kini mendukung Iran mempertahankan perjanjian nuklir yang ingin dipreteli oleh Presiden AS Donald Trump. Agresi Gedung Putih juga mendorong Rusia dan Cina memperkuat dukungannya atas rejim di Teheran.
Foto: Reuters/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin
Sekutu di Jantung Teluk
Embargo Arab Saudi dan tiga negara Arab lain hingga kini urung memaksa Qatar memutus pertalian dengan Iran. Malah sebaliknya. Di balik krisis tersebut Doha juga membidik peluang bisnis dengan berekspansi dan menebar investasi. Qatar Airways misalnya membeli Cathay Pacific dan menggandakan kapasitas layanan logistik.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Heimken
Aliansi dengan Turki
Kedua negara adidaya Islam di Timur Tengah itu tidak hanya merangkai aliansi buat memukul kekuatan Kurdi di Irak dan Suriah, tapi juga bahu membahu menggembosi pengaruh Arab Saudi. Ketika krisis Qatar mulai meruncing, Presiden Recep Tayyip Erdogan buru-buru berikrar dukungan pada Doha. Baru-baru ini ketiga negara berupaya mengakali embargo dengan membangun koridor logistik.
Foto: Tasnim
Menumpas Pemberontakan di Irak
Stabilitas keamanan di Irak saat ini nyaris sepenuhnya bergantung pada Iran. Ketika etnis Kurdi menyatakan kemerdekaan di wilayah utara, adalah milisi Syiah dukungan Iran yang membantu pasukan Irak meredam pemberontakan. AS sempat mendesak Irak agar mengusir milisi tersebut. Tapi Baghdad menolak.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Dicenzo
Libanon di Pangkuan Mullah
Pengaruh Teheran pekat menyelebungi Libanon, terutama sejak penarikan mundur pasukan Suriah 2005 silam. Saat ini lingkar kekuasaan di Beirut tidak berdaya menghadapi Hizbullah yang dibekingi Iran. Buat memecah kebuntuan, Perdana Menteri Hariri mengundurkan diri atas desakan Riyadh. Langkah itu juga diduga buat memancing konflik antara Israel dan Hizbullah.
Foto: Mahmoud Zayyat/AFP/Getty Images
Menjebak Saudi di Yaman
Perang saudara yang dikobarkan milisi Houthi di Yaman dengan uluran tangan Teheran menempatkan Arab Saudi dalam posisi pelik. Sejauh ini kampanye militer Riyadh tidak hanya gagal menghancurkan kekuatan milisi Syiah itu, tetapi malah membuahkan hujan kritik dunia internasional karena memicu bencana kemanusiaan.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Al-Ansi
Memperkuat Assad di Suriah
Presiden Suriah Bashar Assad kian kokoh berkat dukungan militer Rusia dan Iran. Kekuasaan Damaskus saat ini melebar lewat Palmayra hingga ke Raqqa. Takluknya ISIS membuka vakum kekuasaan yang dimanfaatkan oleh serdadu pemerintah buat merebut kembali teritori yang hilang. Bahkan Eropa perlahan harus mengakui, perang saudara ini tidak akan menamatkan riwayat rejim Assad.
Foto: Getty Images/AFP/N. Al.Khatib
Pertaruhan bin Salman
Saat tersudut, penguasa de facto Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman mengintip peluang lewat Presiden AS Donald Trump. Ketika Trump berikrar bakal mengambil kebijakan garis keras terhadap Teheran, Riyadh menimpali dengan konfrontasi. AS saat ini adalah satu-satunya sekutu Saudi yang bisa mengganyang pengaruh Iran. Ironisnya kelemahan terbesar pada rencana Arab Saudi adalah Trump sendiri.