1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Lebih Lanjut

14 Mei 2012

Tanpa memberikan rincian, para menteri luar negeri anggota Uni Eropa mengatakan akan memberlakukan sanksi baru terhadap Suriah. Pencekalan juga dilakukan terhadap tiga orang dan dua perusahaan.

A framed portrait of Syria's President Bashar al-Assad, against which flowers have been left, is seen at a checkpoint as a Syrian soldier and United Nations (U.N.) observer walk by during a field visit made by U.N. observers to the Madaya area, near Damascus May 6, 2012. The observers are visiting one of the locations where there have been protests against Assad's regime. REUTERS/Khaled al- Hariri (SYRIA - Tags: POLITICS CIVIL UNREST MILITARY TPX IMAGES OF THE DAY)
Syrien UN Beobachter Bürgerkrieg Assad Portrait CheckpointFoto: Reuters

Menteri luar negeri dari 27 anggota Uni Eropa mengeluarkan pernyataan, Senin (14/05), akan memberlakukan sanksi selanjutnya terhadap pemerintahan Presiden Bashar al Assad. Dalam pernyataan yang dikeluarkan dalam pertemuan di Brussel, Belgia, para menteri luar negeri Uni Eropa sepakat untuk menerapkan “sanksi melawan rezim Suriah“. Tanpa menyebut jenis sanksi dan waktu pelaksanaan, kepada wartawan, para menteri luar negeri mengatakan bahwa sanksi juga akan diterapkan kepada tiga orang dan dua perusahaan yang dianggap memberikan dana kepada pemerintah Assad.

“Gencatan senjata tidak sepenuhnya diterapkan,“ dikatakan Menteri Luar Negeri inggris William Hague. ”Pembunuhan, penyiksaan dan pelecehan terus berlangsung di Suriah. Jadi penting untuk terus menekan rezim Assad.“ Menteri Luar Negeri Luxemburg Jean Asselborn menambahkan, “Kita harus tetap melakukan tekanan politik.“

Presiden Suriah Basha al-AssadFoto: picture alliance/dpa

Menurut perkiraan PBB, kekerasan di Suriah yang telah berlangsung selama 14 bulan telah menelan lebih dari 9.000 korban jiwa. Sementara organisasi pengamat memperkirakan sekitar 12.000 orang tewas akibat kekerasan di Suriah sejak Maret 2011.

Sebelum keputusan terbaru yang dikeluarkan hari Senin (15/05) ini, Uni Eropa telah menempatkan 126 orang dan 41 perusahaan dalam daftar hitam, pembekuan aset bank sentral Suriah, pelarangan kargo udara dari Suriah dan pembatasan perdagangan emas dan logam mulia lainnya.

Kekerasan terus Berlangsung

Meskipun rencana perdamaian yang ditengahi utusan Khusus PBB Kofi Annan telah ditandangani oleh pemerintah Suriah dan pihak oposisi, April lalu, namun kekerasan terus berlanjut di Suriah. Misi PBB di Suriah mengatakan, sampai hari Minggu (13/05), 189 anggota pengamat telah berada di Suriah. Menurut rencana misi pengamat Suriah ini akan beranggotakan 300 orang. Para pengamat ditempatkan di wilayah konflik untuk mengupayakan meredakan ketegangan.

Robert Mood, kepala misi pengamat PBB saat kedatangannya di bandara Damaskus (29/04/12)Foto: REUTERS

“Saya harap bahwa seluruh anggota akan tiba secepatnya,“ dikatakan Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt. “Kami melihat bahwa akksi kekerasan dan penindasan meurun di wilayah di mana mereka ditempatkan.“

Senin (14/05), kelompok pengamat melaporkan, kekerasan kembali terjadi di pusat Suriah dan di kota Tripoli, Libanon, di mana warga dianggap bersimpati dengan pemberontak Suriah. Pengamat HAM Suriah yang bermarkas di Inggris mengatakan, pada akhir pekan, lebih dari 50 orang tewas akibat bentrokan antara pasukan pemerintah dan pemberontak serta akibat serangan yang dilakukan pasukan Suriah.

Hari Kamis (10/05), ibukota Damaskus diguncang dua serangan bom yang menewaskan 55 orang dan melukai 372 orang.

yf/rn (dpa/rtr/dap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait