1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Longgarkan Sanksi terhadap Myanmar

23 April 2012

Terkait perubahan demokratis di Myanmar, Uni Eropa akan melonggarkan sebagian sanksinya terhadap negara itu. Para menlu Uni Eropa akan memutuskannya dalam pertemuan di Luksemburg, Senin (23/04).

In this photo taken Tuesday, Sept. 20, 2011, Myanmar's landmark Shwedagon pagoda, left, and Karaweik Palace, right, are seen from National Kandawkyi park when it is illuminated in Yangon, Myanmar. (ddp images/AP Photo/Khin Maung Win)
Foto: AP

Uni Eropa ingin mendorong pemerintah di Myanmar untuk demokrasi lebih besar. Oleh sebab itu akan memperlonggar sanksinya terhadap Myanmar. Untuk sementara Uni Eropa akan mencabut larangan impor untuk kayu berharga, batu mulia dan logam mulia serta larangan berkunjung bagi sekitar 500 tokoh pimpinan dalam pemerintahan Myanmar. Hanya larangan ekspor senjata tetap berlaku, demikian menurut keterangan diplomat Uni Eropa.

Parlemen Eropa di LuxemburgFoto: picture-alliance/Lonely Planet Images

Pelonggaran Seterusnya?

Namun mula-mula, sanksi-sanksi tersebut hanya ditangguhkan dan bukan dicabut sepenuhnya. Sebagai jangka waktu pelonggaran sanksi tersebut direncanakan satu tahun. Apakah sanksi-sanksi itu selanjutnya akan dicabut seterusnya, tergantung dari situasi junta militer yang berkuasa Myanmar. Disebutkan dari lingkungan diplomatik.

Dengan langkah yang akan disahkan secara resmi oleh para menteri luar negeri Uni Eropa, Senin (23/04) ini, ke-27 anggota Uni Eropa ingin mendukung Myanmar dalam proses membuka diri.

Tanggal 1 April lalu dalam pemilihan parlemen susulan, Partai NLD dari pimpinan oposisi Aung San Suu Kyi untuk pertama kalinya sejak lebih dari 20 tahun boleh kembali maju dan memenangkan 43 dari 45 kursi.

Pemilu susulan di Myanmar 1 April 2012Foto: picture alliance/ZUMA Press

DK/afp/dpa