Presiden Komisi Uni Eropa mengusulkan pembentukan pasukan bersama Uni Eropa. Tujuannya mengimbangi kekuatan militer Rusia. Sebuah usulan yang dipastikan akan gagal? Komentar Felix Steiner.
Iklan
Jean-Claude Juncker, Presiden Komisi Uni Eropa saat ini kelihatannya tidak belajar dari sejarah. Sejarah mencatat, sebuah aliansi pertahanan Eropa sekitar 60 tahun lalu mengalami kegagagalan.
Rancangan itu juga lahir dalam situasi yang paralel dengan saat ini. Yakni terkait sebuah krisis. Bulan Juli 1950 Korea Utara yang dibantu Cina menyerang Korea Selatan dengan tujuan memperastukan kedua Korea di bawah pemerintahan komunis. Di Eropa muncul ketakutan, akan terjadi peristiwa yang serupa dengan di semenanjung Korea.
Bertolak dari situ, lahir sebuah konsep revolusioner. Angkatan bersenjata Perancis, Italia, Belanda, Belgia, Luxemburg dan Jerman Barat mengalokasikan sebagian pasukannya untuk berada di bawah sebuah komando tertinggi supra nasional. Motonya: bersatu kita kuat. Tapi akhirnya pada 1954 rencana gagal, gara-gara Perancis yang saat itu kuat menganggap aliansi akan merongrong kedaulatannya.
Kini pertanyaan bodohnya adalah, apakah situasi di Paris 2015 berbeda dengan tahun 1954? Contoh konkritnya. apakah Perancis akan melanjutkan kiprah militernya di Afrika, jika semua detil operasi harus dibuka kepada Uni Eropa? Jawabannya tegas, tidak! Usulan Juncker sebetulnya sudah gagal di tahapan pertama.
Atau jika kita berbicara angkatan bersenjata Jerman dan mandat penugasan yang biasanya diberikan oleh parlemen-Bundestag. Apakah Bundestag bersedia melimpahkan hak istimewa ini kepada sebuah institusi Uni Eropa? Jawabannya juga tidak!
Juncker akan gagal dengan usulannya, karena mengajukan argumen yang salah. Politik Eropa tidak dipercaya, tapi dengan sebuah pasukan bersama, Eropa dapat menujukkan kepada Rusia bahwa mereka serius mempertahankan nilai Eropa? Pertanyaan berikutnya, apakah jika memiliki pasukan Eropa bersama situasinya akan berbeda?
Dari awal ke 28 negara anggota sudah menyatakan tidak akan mengerahkan pasukannya ikut campur dalam krisis Ukraina. Tidak mengherankan jika politik Eropa tidak dipercaya. Pasalnya para tokoh politiknya kerap berbicara dengan suara yang berbeda-beda dan tidak bertindak secara bersatu padu. Contohnya, mayoritas negara anggota memang mengisolasi presiden Vladimir Putin, tapi sebagian justru menerima dia sebagai tamu resmi dan berkunjung ke Kremlin.
Kekuatan Militer Terbesar 2015
Amerika Serikat masih menempatkan diri sebagai kekuatan militer terbesar sejagad. Jauh di belakangnya menguntit Cina dan Arab Saudi. Secara umum negara-negara di Asia mencuat berkat kenaikan anggaran sebesar 40 persen.
Foto: Reuters
1. Amerika Serikat - 581 Milyar USD
Anggaran pertahanan AS tahun ini menyumbang sekitar 39 persen dari total anggaran semua negara di dunia untuk militer, menurut studi International Institute for Strategic Studies di London. Tercatat AS memiliki sekitar 1,3 juta personil, lebih dari 30.000 kendaraan lapis baja, 13.000 pesawat dan helikopter tempur, 10 kapal induk, 72 kapal selam dan puluhan kapal perang lain.
Foto: Reuters/Jason Reed
2. Cina - 129 Milyar USD
Beijing aktif meningkatkan anggaran pertahanan dari tahun ke tahun. Proyek terbesar militer Cina saat ini adalah peremajaan kapal induk milik Rusia yang diberi nama Liaoning dan pengembangan pesawat tempur siluman Shenyang J-31 yang bentuknya menyerupai F35 Lightning II milik militer AS. Secara umum Cina memiliki lebih dari 9000 tank, 3000 pesawat dan helikopter tempur serta 70 kapal perang
Foto: picture alliance/ZUMA Press
3. Arab Saudi - 81 Milyar USD
Kekuatan terbesar militer Arab Saudi berada di udara. Negeri para Emir itu saat ini tercatat memiliki 500 pesawat tempur modern yang dibeli dari Amerika Serikat dan Eropa. Belakangan Arab Saudi juga sedang mengupayakan pembelian 800 tank Leopard 2 dari Jerman. Saat ini negara kaya minyak itu sudah memiliki lebih dari 7000 kendaraan lapis baja dan sekitar 230 ribu tentara.
Foto: AFP/Getty Images
4. Rusia - 70 Milyar USD
Sejak beberapa tahun terakhir, Moskow aktif meningkatkan anggaran pertahanannya. Rusia saat ini fokus pada peremajaan alutista, antara lain untuk pesawat tempur modern, kapal perang dan peluru kendali berdaya jelajah tinggi. Militer Rusia saat ini memiliki 800 ribu tentara, sekitar 45 ribu kendaraan lapis baja, 3000 pesawat dan helikopter tempur serta sebuah kapal induk dari tipe Admiral Kuznetsov
Foto: AP
5. Inggris - 62 Milyar USD
Inggris adalah satu-satunya negara di Eropa barat yang meningkatkan anggaran pertahanannya. Konflik di Ukraina dan Rusia adalah faktor utama yang mendorong negara kepulauan itu untuk melakukan ekspansi. Secara umum kekuatan militer Inggris tergolong moderat, dengan sekitar 200 ribu serdadu, 330 pesawat dan helikopter tempur serta dua kapal induk dari kelas Queen Elizabeth.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
6. Perancis - 53 Milyar USD
Sejak Francois Hollande berkuasa, Perancis menghentikan tren pemotongan anggaran pertahanannya sejak krisis ekonomi 2007. Kekuatan utama militer Perancis terletak di udara dan darat, dengan 600 pesawat dan helikopter tempur, 228 ribu tentara dan lebih dari 8000 kendaraan lapis baja. Sementara di laut negeri di jantung Eropa ini memiliki sebuah kapal induk bertenaga nuklir, Charles de Gaulle (R91).
Foto: dapd
7. Jepang - 48 Milyar USD
Sejak 1945, Jepang hanya memiliki angkatan bersenjata yang bersifat pasif dan cuma diturunkan untuk misi damai. Namun menyusul konflik dengan Cina, Jepang memperkuat diri dengan membeli selusin pesawat pengintai dan enam pesawat tempur siluman F-35 dari AS. Selain itu Jepang sejak 2013 memiliki kapal induk Izumo. Angkatan laut Jepang disebut sebagai yang paling canggih dan terlatih di Asia
Foto: Reuters
8. India - 45 Milyar USD
Senjata nuklir adalah kekuatan terbesar India yang tidak jengah berkonflik dengan jirannya, Pakistan. Layaknya Cina, India mencuat lewat jumlah alutista yang tinggi, tapi berteknologi lawas. Tercatat India memiliki lebih dari 1000 pesawat dan helikopter tempur, 15 ribu kendaraan lapis baja dan dua kapal induk, antara lain bekas Uni Sovyet kelas Kiev, INS Vikramaditya yang baru selesai diremajakan
Foto: Getty Images
9. Jerman - 44 Milyar USD
Jerman adalah negara terbesar Eropa yang secara perlahan mengurangi anggaran pertahanannya dari tahun ke tahun. Saat ini Bundeswehr mendapat sekitar 44 milyar USD. Kekuatan terbesar militer Jerman terletak di darat dengan lebih dari 5000 kendaraan lapis baja, antara lain Leopard 2 yang berteknologi modern. Namun militer Jerman dinilai berdaya gempur rendah dibandingkan Inggris atau Perancis.
Foto: imago
10. Korea Selatan - 34 Milyar USD
Musuh utama Korea Selatan adalah jirannya di utara yang diperkuat dengan senjata nuklir. Sebab itu Seoul tidak tanggung-tanggung berbelanja alutista, terutama untuk angkatan darat dan udara. Tercatat Korea Selatan memiliki lebih dari 5000 tank, 650 ribu pasukan, serta 750 pesawat dan helikopter tempur. Kebanyakan persenjataan Korsel berteknologi teranyar yang dibeli dari Eropa dan Amerika Serikat
Foto: Reuters
10 foto1 | 10
Uni Eropa sebetulnya bisa belajar dari negara-negara kecil anggotanya. Tentara negara kecil sejak lama melakukan spesialisasi persenjataan yang diperlukan dalam aliansi pertahanan NATO. Sementara negara besar seperti Perancis, Inggris, Jerman. Spanyol, Italia dan Polandia masih menggunakan senjata campuran, hingga tidak bisa bertindak efektif.
Juga jangan dilupakan, komisi tinggi untuk spesialisasi pasukan dan pembagian tugas sudah eksis sejak lama dalam tatanan NATO maupun Uni Eropa. Tapi sejauh ini prestasi kerjanya tidaklah menggembirakan.
Dan terakhir, sebuah petunjuk penting bagi Jean-Claude Juncker: sejak 10 tahun sudah ada pasukan gerak cepat Eropa yang bisa dikerahkan di Eropa, Timur Tengah atau Afrika. Tapi hingga kini pasukan gerak cepat itu belum pernah mendapat tugas operasi militer. Jadi masalahnya hingga kini adalah, niat politik bersama seluruh anggota.