1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman: UE Perlu Perjanjian Perdagangan dengan Indonesia

10 Mei 2023

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengingatkan Uni Eropa perlu menjalin hubungan erat dengan kekuatan regional seperti Indonesia, dan tidak hanya fokus pada AS dan Cina.

Kanselir Jerman Olaf Scholz di Strasbourg, Prancis
Kanselir Jerman Olaf Scholz di Strasbourg, PrancisFoto: Kay Nietfeld/dpa

Daripada fokus pada adidaya AS dan Cina yang sering terlibat dalam persaingan geopolitik, "Eropa perlu menggapai dunia," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz hari Selasa (9/5) di depan parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis. Dia mengatakan, Eropa perlu membangun hubungan kuat dan menyepakati perjanjian perdagangan bebas dengan kawasan ekonomi Amerika Selatan Mercosur, India, Indonesia, Australia, dan Kenya. 

Olaf Scholz mengingatkan Eropa agar jangan terjebak pada nostalgia masa lalu, ketika kawasan Eropa merupakan kekuatan dunia. Masa itu telah lama berlalu, kata Kanselir Jerman. Tatanan dunia pada abad ke-21 adalah tatanan "multi-polar" dan bukan "bi- atau tripolar". Kemitraan gaya Eropa masa kini harus mengatasi dampak-dampak buruk kolonialisme, dan itu harus menjadi "ciri penting dari setiap kemitraan Eropa dengan negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin,” kata Scholz.

Kemitraan semacam itu harus "meninggalkan pandangan Eurosentris beberapa dekade terakhir," dan meningkatkan ketahanan pangan, memerangi kemiskinan, dan membantu melindungi iklim dan lingkungan, tambahnya.

Pidato itu disampaikan Scholz pada peringatan berakhirnya Perang Dunia II pada 9 Mei 1945, yang di Uni Eropa dirayakan sebagai Hari Eropa.

Parlemen Eropa di Strasbourg, PrancisFoto: Johanna Geron/REUTERS

Hubungan dengan Cina sebagai "mitra"

Mengenai hubungan Uni Eropa dengan Cina, Olaf Scholz mengatakan dia tetap melihat Beijing sebagai mitra, meskipun belakangan ada perubahan dalam hubungan. "Hubungan Eropa dengan Cina bisa digambarkan sebagai triad: mitra, pesaing, saingan sistemik - di mana persaingan tidak diragukan lagi telah meningkat," kata Olah Scholz.

Dia mendukung seruan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, bahwa Uni Eropa harus mengurangi risiko terkait ketergantungan ekonominya dari Beijing. Namun Olaf Scholz mengatakan penting juga untuk berinvestasi lebih banyak dalam keamanan dan pertahanan, kedaulatan teknologi, dan pembangunan rantai pasokan yang andal, sambil menekankan bahwa "Amerika Serikat tetap menjadi sekutu terpenting Eropa."

Scholz juga berbicara pentingnya mereformasi Uni Eropa, termasuk perubahan yang diperlukan untuk mengizinkan lebih banyak negara menjadi anggota. Lebih banyak keputusan harus diambil dengan suara mayoritas daripada dengan modus suara bulat. Namun Eropa tetap harus berpegang pada prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi hukum.

Scholz desak Uni Eropa capai kesepakatan migran

Olaf Scholz mengatakan, memberikan status kandidat resmi ke negara-negara Balkan Barat serta Ukraina dan Moldova, adalah "keputusan yang sangat sentral tentang bentuk geopolitik Eropa."

Scholz mengatakan penting bagi Uni Eropa untuk menepati janjinya terhadap calon-calon anggota barunya, sambil memastikan bahwa calon anggota melakukan reformasi yang diperlukan untuk dapat bergabung dengan blok tersebut.

Kanselir Jerman menyatakan mendukung "perlindungan yang efektif pada perbatasan eksternal" Uni Eropa. Namun dia juga mendesak negara-negara anggota untuk mempertimbangkan manfaat migrasi, karena banyak bagian Eropa yang sangat membutuhkan tenaga kerja dari luar negeri. Reformasi sistem suaka Eropa harus terjadi sebelum pemilihan Parlemen Eropa tahun depan, kata Olaf Scholz.

hp/gtp (dpa, ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait