John Kerry: Uni Eropa Perlu Reduksi Emisi Secara Drastis
Alistair Walsh
19 Mei 2021
Utusan iklim AS John Kerry mengatakan, KTT Iklim PBB COP26 di Glasgow November mendatang akan menjadi titik kritis bagi masa depan dunia. Dia meminta Eropa untuk membuat target lebih ambisius mereduksi emisi.
Iklan
Utusan Khusus AS untuk Iklim John Kerry, yang saat ini sedang berkunjung ke Berlin, meminta Uni Eropa dan penghasil emisi terbesar dunia yang lain untuk secara drastis mengurangi emisinya dalam 10 tahun ke depan. Dalam sebuah wawancara dengan DW, Kerry mengatakan dia berharap untuk mengumpulkan negara-negara menjelang KTT Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow pada bulan November.
"Sangat penting bahwa 20 penghasil emisi terbesar dunia, di mana kami adalah salah satunya, dan Uni Eropa... dan India dan Cina dan lainnya, kita harus melangkah maju. Kita semua harus memimpin," katanya kepada DW.
"Itu berarti kita harus mencapai tujuan pengurangan (emisi) yang signifikan, tidak hanya hingga tahun 2050, tetapi selama 10 tahun ke depan. Jika 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia tidak melakukan mitigasi - artinya, mengurangi emisi kita selama tahun 2020 sampai 2030 - maka kita akan bertanggung jawab karena tidak mampu menahan (kenaikan) suhu di bawah 2 atau 1,5 derajat."
Reduksi emisi drastis jadi target utama
"Itulah yang kami coba lakukan sekarang, semoga dicapai melalui diplomasi iklim selama beberapa bulan ke depan sebelum kita pergi ke Glasgow. Jadi di Glasgow, negara-negara yang kurang berkembang akan dapat mengetahui, kami memiliki dana 100 miliar dolar yang telah kami kumpulkan untuk mereka dan bahwa kami melakukan bagian kami untuk menjaga (target) 1,5 derajat tetap hidup."
Iklan
Kerry mengacu pada komitmen yang dicapai di Kopenhagen tahun 2009 untuk menciptakan dana iklim tahunan sebesar 100 miliar dolar bagi negara-negara miskin pada tahun 2020. Dana tersebut hingga saat ini belum terkumpul, sebagian karena di masa kepresidenan Donald Trump, AS menarik diri secara sepihak dari Perjanjian Iklim.
AS sekarang berharap dapat bekerja dengan negara lain dalam beberapa bulan mendatang untuk memenuhi janji tersebut. John Kerry, mantan menteri luar negeri di bawah Presiden Barack Obama yang kini berusia 77 tahun, ditunjuk Presiden Joe Biden sebagai utusan iklim AS. Joe Biden membatalkan keputusan pemerintahan sebelumnya dan menyatakan Amerika Serikat kini bergabung kembali dengan dunia dalam upaya meredam perubahan iklim.
Hari Bumi Sedunia 2021: Pulihkan Bumi Kita
Selama lebih dari 50 tahun, Earth Day yang diperingati setiap 22 April menjadi ajang edukasi sekaligus protes lingkungan tahunan terbesar di dunia. DW mengulas sejarah hari itu dan upaya yang bisa dilakukan tahun ini.
Foto: Reuters/NASA
Awalnya insiden tumpahan minyak California
Pada 1969, lebih dari 11 juta liter minyak tumpah ke laut di California menyusul kecelakaan di anjungan pengeboran lepas pantai. Meningkatnya minat publik terhadap isu lingkungan membuat Senator AS Gaylord Nelson merancang "edukasi" tentang wawasan lingkungan di universitas pada April 1970. Acara ini kemudian ditetapkan menjadi peringatan Hari Bumi pertama.
Foto: Wally Fong/AP Photo/picture alliance
Perjanjian Iklim Paris
Hari Bumi 1970 diperingati dengan aksi unjuk rasa terbesar di dunia yang pernah ada. Sejak saat itu, Earth Day menjadi acara internasional untuk mengedukasi dan menyoroti masalah lingkungan. Pada 2016, Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu global ditandatangani oleh perwakilan lebih dari 170 negara. Para diplomat menandai hari itu dengan menanam pohon di Markas Besar PBB di New York.
Foto: Andy Katz//Pacific Press/picture alliance
Hari Bumi diperingati secara virtual
Peringatan Earth Day yang ke-50 tahun pada 2020 diselenggarakan secara online akibat merebaknya pandemi COVID-19. Lebih dari 100 juta orang diperkirakan berpartisipasi dalam acara itu secara virtual. Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg menggelar diskusi online terbuka dengan para ilmuwan iklim.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Gow
Massa pengunjuk rasa menuntut perubahan
Akibat pandemi, konferensi iklim PBB, COP26, yang dijadwalkan di Glasgow pada Desember 2020 telah ditunda. Sebelumnya pada 2019, ribuan pengunjuk rasa di COP25 Madrid mendesak pemerintah untuk berbuat lebih banyak untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. Sejak Hari Bumi 2020, beberapa negara berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon.
Foto: AFP/G. Bouys
Upaya Joe Biden menghadapi perubahan iklim
Salah satu langkah pertama Joe Biden setelah dilantik adalah kembali bergabung dengan Perjanjian Iklim Paris. Presiden sebelumnya, Donald Trump nyatakan AS keluar Perjanjian Iklim. Biden juga mengumumkan KTT iklim global pada Hari Bumi 2021. Para aktivis berharap komitmen baru Amerika Serikat terhadap kebijakan berkelanjutan akan mempengaruhi negara lain.
Foto: Michael Forster Rothbart/Zuma/picture alliance
Pulihkan Bumi Kita
Hari Bumi 2021 bertema "Pulihkan Bumi Kita". Orang-orang didorong untuk mengatur tindakan pembersihan lingkungan di komunitas mereka sendiri. Pemerintah, organisasi, dan individu semuanya memiliki peran untuk masa depan planet.
Foto: MEHR
Proyek Kanopi
Salah satu proyek restorasi utama tahun 2021 adalah Proyek Kanopi yang bertujuan membantu upaya reboisasi. Menanam lebih banyak pohon dan melestarikan hutan menjadi penting dilakukan, kata penyelenggara Hari Bumi. Sejak 2010, dana yang terkumpul pada Hari Bumi digunakan untuk menanam puluhan juta pohon.
Kunci peringatan Hari Bumi 2021 bagi banyak aktivis iklim adalah peningkatan literasi iklim untuk semua orang. Pendidikan tentang perubahan iklim harus digalakkan di seluruh dunia untuk semua generasi, kata penyelenggara Hari Bumi. (ha/as)
Foto: Reuters/NASA
8 foto1 | 8
KTT Iklim Glasgow "momen terpenting dunia"
Pemerintahan Joe Biden baru-baru ini mengumumkan target iklim baru, berjanji untuk setidaknya mengurangi setengah emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun 2005. Kabinet Jerman juga mengumumkan target iklim baru, termasuk netralitas gas rumah kaca pada tahun 2045.
John Kerry selanjutnya mengatakan, KTT Iklim COP26 akan menjadi titik kritis bagi masa depan dunia dan sangat penting untuk bertindak secara bertanggung jawab.
"Ini adalah momen terpenting dunia sehubungan dengan multilateralisme dan upaya global untuk menyelesaikan tantangan internasional yang besar," katanya kepada DW. "Jika kita tidak melakukannya dengan benar di Glasgow, maka kita akan meninggalkan bagian dunia tertentu dalam kekacauan, penderitaan, dan kesakitan yang luar biasa selama tahun-tahun berikutnya."