Invasi Rusia ke Ukraina memicu Uni Eropa yang biasanya bergerak di bidang ekonomi untuk mewujudkan rencana pembentukan pasukan gerak cepat. Jerman tawarkan diri menyediakan pasukan inti.
Iklan
Para menteri pertahanan dan menteri luar negeri Uni Eropa hari Senin (21/3) mengadopsi strategi keamanan baru yang disebut "Kompas Strategis."
Sebagai bagian dari strategi baru, Uni Eropa akan membentuk pasukan gerak cepat berkekuatan 5.000 tentara. Rencana ini sudah digagas sejak 2007, namun sejauh ini hanya ada di atas kertas. Sekarang, pasukan gerak cepat gabungan ini akan disiapkan untuk aktif tahun 2025.
Menteri Pertahanan Jerman Christina Lambrecht menjelang pertemuan kepada wartawan mengatakan, "militer Jerman dapat menawarkan pasukan inti."
"Langkah ini akan memberi Uni Eropa instrumen yang diperlukan untuk menjadi aktor pertahanan dan keamanan geopolitik yang nyata bersama dengan NATO," kata Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics di Twitter.
Mengapa UE perlu struktur keamanan?
Uni Eropa biasanya bergerak di bidang integrasi ekonomi. Memang sejak lama sudah ada gagasan kerja sama sektor keamanan, namun selama ini tidak ditindaklanjuti. Rencana perombakan strategi keamanan muncul setelah penarikan pasukan AS dan NATO yang kacau dari Afghanistan, menyusul jatuhnya Kabul ke tangan Taliban pada 14 Agustus tahun lalu.
Iklan
Meskipun secara teori konsep keamanan gabungan sudah ada dan menyediakan dua unit militer dengan sekitar 1.500 tentara untuk selalu siaga, namun pasukan itu belum pernah dikerahkan. Sekarang diputuskan untuk menambah kapasitas menjadi 5.000 tentara.
Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner mengatakan: "Kita harus menjadi lebih cepat, khususnya karena kita menghadapi situasi yang menantang saat ini."
Militer Cina dan Jerman Latihan Bersama Atasi Epidemi di Bayern
Untuk pertama kalinya, tentara nasional Cina berlatih bersama tentara Bundeswehr Jerman di kota Feldkirchen, Bayern. Mereka berpartisipasi dalam latihan mengatasi epidemi yang diberi nama Combined Aid 2019.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Weigel
Kiriman khusus
Kendaraan evakuasi medis lapis baja dari Cina ini tiba dengan kapal di pelabuhan di Hamburg. Dari sana, kendaraan ini dikirim ke Feldkirchen, kota di negara bagian Bayern di selatan Jerman. Sebanyak 92 tentara Cina dan 120 tentara Jerman ikut serta dalam latihan Combined Aid 2019, bersama dengan 120 orang lainnya yang berperan sebagai pendukung.
Foto: Bundeswehr / Oliver Wagner-Pikemaat, Constantin Gerk
Bukan latihan biasa
Kendaraan evakuasi medis lapis baja dan perbekalan tentara Cina lainnya dibawa ke Feldkirchen, tempat latihan itu berlangsung hingga 17 Juli mendatang. Latihan ini adalah yang pertama di Jerman dalam sejarah kerja sama militer Jerman-Cina. Pada tahun 2016, 38 petugas medis Bundeswehr mengambil bagian dalam latihan bersama yang dilakukan di Cina.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Weigel
Rumah sakit lipat
Latihan ini mensimulasikan skenario fiktif pelaksanaan tugas PBB. Skenarionya: wabah kolera pecah di beberapa kamp pengungsi, dan ada banyak orang yang terluka di tempat lain. Para prajurit Cina membawa rumah sakit keliling mereka sendiri untuk latihan. Rumah sakit itu bisa ditarik dan dilipat seperti akordeon.
Foto: Bundeswehr / Dirk Bannert
Berdiri dengan cepat
"Sangat mengesankan, betapa cepatnya RS keliling yang dibawa Tentara Pembebasan Rakyat Cina dapat didirikan," kata laporan Bundeswehr. "Tenda modern RS keliling tentara Cina siap dan berdiri dalam waktu beberapa menit, dan peralatan medis juga dipasang dengan sama cepatnya."
Foto: picture-alliance/dpa/A. Weigel
Pelatihan medis
Dalam latihan bersama pada 2016, pelatihan difokuskan pada perawatan korban gempa. Cina memiliki banyak pengalaman di bidang ini. Pada bencana gempa bumi tahun 2008, 2010 dan 2012, mereka harus merawat antara 40 ribu dan 50 ribu orang yang terluka. Latihan 2019 ini hanya melibatkan staf medis, tetapi itu dilihat sebagai langkah pertama menuju kerja sama militer selanjutnya.
Foto: Bundeswehr / Dirk Bannert
Perkuat kerja sama internasional
Selama latihan bersama, peserta berkomunikasi dalam bahasa Inggris atau menggunakan penerjemah. Tentara Jerman mengatakan latihan itu membantu membangun kerja sama internasional, dalam persiapan untuk kemungkinan terjadinya wabah penyakit lintas batas.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Weigel
Bersama kita kuat
Latihan Combined Aid 2019 "juga sangat relevan terkait dengan pencegahan penyakit non-militer, karena ada kewajiban internasional untuk melindungi penduduk dari epidemi dan pandemi," kata Bundeswehr. Untuk latihan ini, bahkan diciptakan logo bersama, yang menggabungkan bendera Jerman dan Cina.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Weigel
7 foto1 | 7
Bagaimana kebijakan pertahanan di UE dan Jerman saat ini?
Setelah Rusia menginvasi Ukraina 24 Februari lalu, Uni Eropa yang saat ini beranggotakan 27 negara terpaksa memikirkan kembali strategi pertahanannya. Selama ini, keamanan Un i Eropa bersandar pada kapasitas NATO dan militer masing-masing negara anggota, tanpa koordinasi bersama.
Uni Eropa telah berusaha untuk menciptakan kerjasama terstruktur permanen, yang dikenal dengan nama PESCO, namun dalam praktiknya banyak terjadi kesulitan koordinasi. Tidak semua negara anggota UE adalah anggota NATO, dan hampir seperempat anggota PESCO bukan anggota NATO.
Untuk menghadapi kenyataan baru perang di Eropa, Jerman telah mengumumkan akan meningkatkan anggaran militer sebesar 100 miliar euro setiap tahun untuk memperkuat Angkatan bersenjatanya, Bundeswehr. Ini menandai perubahan besar-besaran dalam kebijakan keamanan nasional Jerman pasca-Perang Dunia II.