Uni Eropa Siapkan Sanksi Ekonomi Lebih Berat untuk Belarus
21 Juni 2021
Uni Eropa akan menambah sanksi terhadap Belarus, usai sanksi atas pemilu yang tak jujur dan insiden pencegatan pesawat Ryanair. Sanksi berikutnya menargetkan ekonomi Belarus dan diberikan kepada 86 orang dan organisasi.
Iklan
Menteri luar negeri Uni Eropa (UE) pada Senin (21(06) akan menyetujui serangkaian sanksi baru terhadap sejumlah pejabat di Belarus dan menyiapkan serangkaian tindakan yang bertujuan untuk menargetkan ekonomi Belarus, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.
UE telah meningkatkan sanksi sejak Presiden Alexander Lukashenko memenangkan masa jabatan keenam pada Agustus lalu dalam pemilihan yang dikecam tidak jujur oleh blok beranggotakan 27 negara tersebut. Langkah-langkah sanksi diberikan kepada orang-orang yang dituduh melakukan pelanggaran pemilu dan bertanggung jawab atas tindakan keras polisi terhadap pengunjuk rasa setelahnya.
‘‘Kami akan menyetujui paket sanksi baru yang lebih luas,‘‘ kata Borrell kepada wartawan ketika dia tiba di Luksemburg untuk memimpin rapat para menteri UE. Dia mengatakan pembekuan aset dan larangan perjalanan akan ditargetkan kepada sekitar 86 orang dan organisasi.
Iklan
''Sanksi akan merugikan ekonomi Belarus dengan berat''
Para diplomat mengatakan bahwa pihak-pihak yang ditargetkan untuk diberi sanksi adalah mereka yang terkait dengan insiden bulan lalu yakni pencegatan penerbangan sipil maskapai Ryanair yang diduga untuk menahan blogger oposisi Belarus, Raman Pratasevich.
Borrell mengatakan para menteri juga akan mempersiapkan sanksi ekonomi yang akan dibahas para pemimpin UEpada KTT hari Kamis (24/06).
‘‘Sanksi ini akan merugikan ekonomi Belarus dengan berat,'' kata Borrell.
Feminin, Demo, Penjara - Perjuangan Perempuan Belarus
Selama berbulan-bulan, perempuan turun ke jalan di Minsk, menuntut demokrasi. Sebuah pameran di Lithuania berjudul "Masa Depan Belarusia, Didorong oleh Perempuan" menampilkan foto-foto protes tersebut.
Foto: Volha Shukaila/TUT.BY
Demo dengan bunga
Selama berbulan-bulan, perempuan di Belarus telah menuntut demokrasi dan pengunduran diri presiden Alexander Lukashenko. Nadia, wanita muda yang menatap mata polisi, menghabiskan 10 hari di penjara, menurut deskripsi gambar di pameran "Masa Depan Belarus, Didorong oleh Perempuan," di Vilnius, Lithuania.
Foto: Iryna Arakhouskaya
Gaya feminin
Banyak wanita memilih untuk menekankan feminitas mereka dalam pawai. Foto dalam pameran ini menunjukkan Anna (kiri) berusia 24 tahun, bersama dua remaja putri lainnya. Anna mengenakan gaun pengantin dan kerudung yang dikenakan ibunya saat menikah 26 tahun lalu. Lukashenko telah menjadi presiden Belarus selama seluruh periode itu. Foto itu diambil oleh fotografer Nadia Buzhan.
Foto: Nadia Buzhan
300 penangkapan dalam satu hari
Diambil pada 19 September 2020, foto ini menunjukkan polisi menangkap dan menyeret pengunjuk rasa. Museum di Vilnius mengatakan bahwa menurut kelompok hak asasi manusia, 300 orang ditangkap oleh polisi pada hari ini ketika "Woman's March" berlangsung.
Foto: Iryna Arakhouskaya
Tua dan muda
Terlepas dari penangkapan dan ancaman, wanita dari segala usia berpartisipasi dalam pawai. Mereka memakai warna putih dan merah, warna Belarus. Pasukan keamanan telah mengerahkan meriam air dan pentungan untuk melawan para pengunjuk rasa.
Foto: MO Museum/Rytis Seskaitis
Dibungkam?
Museum MO di Vilnius menggelar pameran dengan tujuan mendukung gerakan demokrasi di negara tetangga. Dalam pernyataan persnya, Wali Kota Vilnius, Remigijus Simasius, mengatakan bahwa kota tersebut berfungsi sebagai "tempat berlindung" bagi warga Belarus.
Foto: Volha Shukaila/TUT.BY
Suara dari eksil
Pemimpin oposisi Belarus Svetlana Tikhanovskaya mengirimkan kata-kata dukungannya. "Pameran ini didedikasikan untuk wanita dari Belarus. Kami memiliki tujuan yang sama: membawa kebebasan dan supremasi hukum kembali ke Belarus. Wanita berada di garis depan dalam perjuangan ini. Seperti banyak wanita lainnya, perjuangan ini adalah pertarungan pribadi untuk saya."
Foto: Volha Shukaila/TUT.BY
Pameran terbuka saat lockdown
Karyawan di museum MO Vilnius telah menemukan cara untuk menunjukkan gambar-gambar protes meskipun museum resminya tutup karena lockdown COVID. Foto-foto tersebut diproyeksikan di dinding luar museum sehingga semua orang dapat melihatnya.
Foto: MO Museum/Rytis Seskaitis
Ciuman demokrasi
Semua foto diambil oleh jurnalis wanita Nadia Buzhan, Darya Burakina, Iryna Arakhouskaya, Volha Shukaila dan Viyaleta Sauchyts. Dengan cara ini, museum ingin fokus pada perempuan. "Wanita telah menjadi simbol protes damai di Belarus. Mereka dengan berani memprotes pemerintah patriarkal dan kekerasan." (vlz/hp)
Foto: MO Museum/Rytis Seskaitis
8 foto1 | 8
Tindakan-tindakan tersebut kemungkinan besar akan mencakup sanksi terhadap ekspor kalium (bahan pupukumum), ekspor industri tembakau dan minyak bumi, serta produk lainnya.
‘‘Kami tidak akan lagi hanya memberikan sanksi kepada individu. Kami sekarang juga akan memberlakukan sanksi sektoral yang berarti bahwa kami akan menargetkan bidang ekonomi yang sangat penting untuk Belarus dan untuk penghasilan rezim negara itu,'' ujar Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.
Maas menambahkan bahwa 27 negara anggota UE bersatu dalam menerapkan sanksi terhadap Belarus.
‘‘Kami benar-benar,sangat bertekad tidak goyah, bukan hanya hari ini - tidak ada yang dapat mengubahnya dalam minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang,'' katanya.
Saat pertemuan, para menteri memulainya dengan sarapan bersama Sviatlana Tsikhanouskaya,oposisi utama kandidat pemilu Belarus tahun lalu, melawan Lukashenko.