Uni Eropa Bergabung dengan Aliansi Vaksin Corona WHO
1 September 2020
Uni Eropa akan menggelontorkan Rp 6,9 triliun untuk mendukung program COVAX, yakni penyediaan vaksin COVID-19 untuk dunia. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membenarkan hal itu.
Iklan
Uni Eropa (UE) pada Senin (31/08) mengumumkan akan bergabung dengan aliansi vaksin virus corona COVAX, sebuah inisiatif yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Komisi Eropa mengatakan telah membuat alokasi dana € 400 juta atau Rp 6,9 triliun untuk mendukung program tersebut.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan tujuannya adalah untuk bekerja secara kolektif "dalam membeli vaksin masa depan untuk kepentingan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah."
"Saya yakin ini akan membawa kita lebih dekat ke tujuan kita - mengalahkan virus ini bersama-sama - karena satu hal yang jelas: kita tidak akan aman sampai semua orang, baik di sini di Eropa, atau di luar sana di dunia, aman,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa "syarat dan ketentuan rinci atas partisipasi dan kontribusi UE akan dikerjakan dalam beberapa minggu mendatang."
Dua miliar dosis vaksin tersedia untuk dunia
Inisiatif program COVAX bertujuan untuk memperoleh dua miliar dosis suntikan COVID-19 dari beberapa perusahaan pembuat vaksin pada akhir tahun 2021. Selain itu, tujuannya adalah membuat vaksin COVID-19 tersedia untuk semua negara di seluruh dunia.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyambut baik dukungan finansial tersebut. "Terima kasih banyak kepada @EU_Commission atas kontribusinya untuk fasilitas COVAX dan atas keteguhannya pada komitmen terhadap multilateralisme," cuit Tedros lewat Twitternya.
Para aktivis sebelumnya telah memperingatkan bahwa jika tidak ada upaya signifikan untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin politik, farmasi dan kesehatan, vaksin apa pun yang dikembangkan, dapat berakhir ditimbun oleh negara-negara kaya.
Berlomba Mencari Vaksin Corona
Pandemi Covid-19 menerjang cepat dan sudah tewaskan 450.000 jiwa kurang dari enam bulan. Hal ini pun picu lomba pembuatan vaksin yang efektif dan aman. Dari 100 potensi vaksin, inilah yang sudah uji klinis pada manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/J.-P. Strobel
BioNTech dari Jerman dan Pfizer dari AS
Perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech menjadi yang pertama mendapat rekomendasi dari Paul Ehrlich Institut untuk uji klinis pada manusia. Fase pertama dilakukan tes pada manusia dengan 12 relawan pada bulan April lalu. Bersama perusahaan farmasi AS Pfizer akan di lakukan uji klinis berikutnya untuk calon vaksin BNT162 dengan 360 relawan di AS.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Albrecht
CureVac dari Jerman
Perusahaan Jerman CureVac juga telah mendapat izin dari otoritas Jerman, dan siap melakukan uji klinis vaksin virus corona. Bulan Juni ini perusahaan dari kota Tübingen itu akan menguji calon vaksinnya pada 168 relawan. Pemerintah Jerman juga menanam investasi senilai 300 juta Euro di perusahaan bioteknologi ini.
Foto: picture-alliance/Geisler-Fotopress/S. Kanz
Moderna dari AS
Perusahaan bioteknologi AS, Moderna Inc adalah yang pertama di dunia yang mengumumkan uji klinis calon vaksin mRna-1273 pada manusia. CEO Moderna bertemu Presiden Trump Maret lalu untuk melaporkan perkembangan positif. Pemerintah AS mendukung dengan dana 483 juta US Dolar. Akhir Mei, fase kedua uji klinis dimulai dengan 600 relawan. Moderna bisa produksi hingga 500 juta dosis vaksin per tahun.
Foto: picture-alliance/CNP/AdMedia/K. Dietsch
AstraZeneca Swedia/Inggris dan Oxford Inggris
Perusahaan farmasi Swedia/Inggris AstraZeneca bersama Oxford University lakukan uji klinis vaksin eksperimental pada manusia di Inggris dan Brasil. Calon vaksin berasal dari virus adeno simpanse ChAdOx1. Bulan Mei dilakukan uji fase dua dengan 10.000 relawan. Produksi vaksin diharap bisa dimulai akhir tahun 2020, dengan kapasitas hingga dua miliar dosis. Uni Eropa sudah memesan 400 juta dosis.
Foto: picture-alliance/AP Photo/University of Oxford
Kaiser Permanente AS
Kaiser Permanente Washington Health Research Institute (KPWHRI) sudah melakukan uji klinis vaksin corona pada manusia dengan sampel kecil Maret lalu. Uji coba juga dilakukan pada manula. Riset dibiayai oleh jawatan kesehatan federal AS dengan vaksin yang dikembangkan moderna. (as/gtp)