1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Tekan Serbia

5 Mei 2006

Uni Eropa meningkatkan tekanan terhadap Serbia untuk memaksa ekstradisi mantan komandan pasukan Serbia-Bosnia, Jenderal Ratko Mladic.

Tanpa ditangkpanya Mladic, Uni Eropa tidak bersedia berunding dengan Serbia
Tanpa ditangkpanya Mladic, Uni Eropa tidak bersedia berunding dengan SerbiaFoto: AP

Brussel menghentikan perundingan mengenai kerjasama lebih erat dengan Beograd. Harian-harian internasional menyoroti dengan tajam tema permainan kucing-kucingan antara Serbia dengan Uni Eropa ini. Dengan tindakan tersebut, Uni Eropa juga hendak memaksa pemerintah di Beograd untuk bekerjasama lebih serius dengan mahkamah kejahatan perang di Den Haag.

Tindakan Brussel itu dipuji oleh harian Inggris The Times sebagai langkah yang tepat.

"Harus diakui bahwa komisaris perluasan Uni Eropa, Oli Rehn, amat sulit menjatuhkan keputusannya. Serbia sejauh ini tetap tidak menunjukan bukti upaya keras untuk melacak dan menangkap para penjahat perang. Padahal kelihatan dengan jelas, bahwa dinas rahasia Serbia tahu persis di mana tempat persembunyian mereka. Beograd juga bersikeras, tidak bersedia mengekstradisi Jenderal Ratko Mladic. Padahal itulah penggerak terpenting dari perundingan kerjasama antara Brussel dan Beograd."

Sementara harian Italia Il Messagero menulis:

"Serbia mendapat pukulan telak. Uni Eropa tidak lagi mempercayai Serbia di bawah Vojislav Kostunica. Beograd terlalu sering melanggar janji untuk menyerahkan Ratko Mladic yang diburon oleh mahkamah kejahatan perang di Den Haag sebagai penjahat perang, pelaku kejahatan kemanusiaan dan pembantai rakyat. Belum lama ini diumumkan, Mladic akan segera ditangkap. Kenyataannya, mantan komandan tentara Serbia-Bosnia ini tetap bebas, seperti burung di hutan, bahkan diduga dilindungi oleh pemerintah Serbia sendiri. Sekarang Uni Eropa menghentikan perundingan bagi kesepakatan stabilisasi dan asosiasi. Bagi Serbia berarti pengakuan sebagai keluarga Eropa menjadi semakin jauh."

Harian Swiss Tages Anzeiger menulis:

"Uni Eropa menarik konsekuensi dari politik Beograd. Uni Eropa sudah kehilangan kesabarannya. Akhirnya Brussel memutuskan tindakan keras. Pendekatan Serbia ke Eropa untuk sementara diblokir. Dengan itu, komisaris perluasan Uni Eropa, Oli Rehn, mengirim isyarat tegas. Serbia tidak boleh memetik keuntungan dari proses integrasi Eropa, selama pemerintah negara itu tidak mau memperbaiki masa lalunya yang gelap. Uni Eropa juga tidak punya pilihan lain, supaya tidak kehilangan kepercayaan di kawasan tersebut"

Sementara harian Serbia sendiri Blic yang terbit di Beograd menulis:

"Serbia pantas mendapat julukan sebagai lubang hitam Eropa. Keputusan Uni Eropa untuk menerapkan sanksi, tidak mengagetkan siapapun di Serbia. Lubang hitam Eropa itu sudah terbiasa dijatuhi hukuman dan teguran. Para penguasa dan pimpinan partai politik terus berusaha menarik keuntungan dari situasi politik sehari-hari, yang dalam jangka panjang amat merugikan seluruh rakyat Serbia."

Sedangkan harian Perancis Charente Libre menulis:

"Kegagalan Kostunica menunjukan ketidak becusan politiknya. Sekaligus mencerminkan perpecahan besar di dalam pemerintahan Serbia. Warisan gaya mafia dari Milosevic, ditambah perang saudara dan peninggalan ideologi komunis sebelumnya dari Tito, menyebabkan kacau balaunya negara tersebut. Kebanyakan warga Serbia yang berharap untuk lebih mendekat ke Eropa, sekaligus meninggalkan masa lalu yang kelam dan kembali ke normalisasi politik dan ekonomi, kini harus mengalami kekecewaan berat. Sekali lagi, para politisi reaksionis yang memperoleh kemenangan atas demokrasi."