1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Terancam Pecah oleh Krisis Pengungsi

27 Oktober 2015

Krisis pengungsi membuat disintegrasi Eropa. Walau dijanjikan bantuan, sejumlah negara Balkan tetap tak mampu tangani arus pengungsi. Situasi di Serbia masih kacau balau dan Slovenia tunggu bantuan aparat keamanan.

Serbien Flüchtlingslager in Presevo
Foto: DW/D. Cupolo

Arus pengungsi dari Suriah, Afghanistan dan Irak terus mengalir tak terbendung ke Eropa. Barisan panjang puluhan ribu pengungsi di perbatasan Slovenia kini menjadi simbol dari krisis berat yang harus dihadapi Eropa. Negara-negara transit, khususnya di Balkan kekurangan infrastruktur. Setiap hari lebih 10.000 pengungsi menunggu di Presevo untuk melintasi perbatasan Makedonia-Serbia, sementara di kamp hanya tersedia 12 toilet.

Kecaman terhadap politik "naif" terutama dari kanselir Jerman, Angela Merkel yang melontarkan sinyal silakan datang bagi pengungsi yang bisa melakukan perjalanan ke Eropa juga makin kencang dilontarkan. Pesan Jerman itu semula hanya ditujukan kepada warga Suriah yang dicabik perang saudara di negerinya. Dengan mempertaruhkan nyawa, ratusan ribu pengungsi berbondong datang ke Eropa untuk menghadapi situasi yang tidak sesuai harapan.

Tapi eksodus massal sudah bergerak. Tak ada yang mampu lagi menghentikannya. Arus ini juga melibatkan warga dari negara lain yang juga merasa terancam. Baik dari Irak, Afghanistan dan negara lainnya. Termasuk "pengungis ekonomi" yang sulit disalahkan, karena mencari kehidupan lebih baik. Setelah Hongaria menutup perbatasannya, petualangan pengungsi kini mencari rute lain melintasi Balkan, seperti terlihat dalam grafik

Jerman memang sigap mengantisipasi, walau sejumlah negara bagian kini mengakui sudah kewalahan. Sesuai kesepakatan KTT darurat di Brussel, yang berisi 17 poin aksi, Jerman juga akan segera mengirim bantuan polisi ke negara mitra Uni Eropa, Slovenia yang kewalahan menjaga keamanannya. Uni Eropa memutuskan pengiriman 400 tambahan polisi ke Slovenia. Dalam waktu bersamaan satuan penjaga perbatasan Uni Eropa, Frontex akan ditambah jumlah personalnya.

Krisis politik dalam negeri Jerman

Pemerintah di Berlin juga menggagas wacana mengusir pengungsi dari Afghanistan sebagai langkah prioritas. Alasannya situasi di Kabul sudah aman. Tapi Afghanistan bukan Kabul, dan situasi di negeri ini juga membahayakan nyawa. Taliban menguasai hampir seluruh negeri dan Kabul hanyalah satu titik yang "relatif" aman saat ini, demikian komentar kepala redaksi Afghanistan DW, Florian Wiegand. Realitanya situasi politik di dalam negeri Jerman, kini juga makin panas. Akibat krisis pengungsi, gerakan anti Islam, Pegida makin banyak mendapat dukungan.

Demonstrasi Pegida yang makin banyak dapat dukungan wargaFoto: picture-alliance/dpa/A. Burgi

Kebijakan Kanselir Merkel, secara unilateral mengundang pengungsi Suriah, juga memiliki konsekuensi politik di internal partainya CDU. Kini suara tidak puas bahkan marah makin banyak dilontarkan anggota CDU. Sejumlah anggota kenamaan dari daerah pemilihan bahkan mengancam akan keluar dari partai. Juga foto "selfie" Merkel dengan seorang pengungsi memicu kritik amat keras dan dinilai sikap itu sudah melewati kepatutan politik.

Selfie Angela Merkel dengan pengungsi yang membuat berang kalangan petinggi partai CDUFoto: picture-alliance/dpa/B. von Jutrczenka

Periset partai Oskar Niedermayer kepada DW mengatakan, Merkel berusaha sekuat tenaga untuk menjaga citra. Namun pakar ilmu politik kenamaan itu menegaskan, keretakan dalam tubuh partai mulai membesar. Komunikasi internal kini juga tidak berfungsi. Ketua partai CSU di Bayern yang merupakan gandengan CDU, Horst Seehofer bahkan sudah melontarkan ancaman bernada keras serta ultimatum kepada Merkel, untuk secepatnya membatasi jumlah pengungsi yang diterima di negara bagiannya.

Para analis politik menyatakan, krisis pengungsi sudah mencapai satu titik kulminasi, dimana seluruh tatanan Uni Eropa diuji ketangguhannya. Sekaligus juga mengguncang politik dalam negeri Jerman serta klaim kanselir Merkel sebagai tokoh terkemuka di Eropa.

as/vlz (dpa,rtr,afp,ap, twitter)