Universitas Jepang Kalah Saing dengan Lawan Luar Negeri
14 Agustus 2023
Jumlah penduduk yang menyusut, mahasiswa asing yang lebih sedikit, menurunnya dukungan pemerintah, dan kesempatan belajar di luar negeri yang lebih besar, menjadi tantangan serius bagi universitas di Jepang.
Iklan
Universitas-universitas di Jepang alami penurunan peringkat di antara lembaga-lembaga pendidikan tinggi terbaik di dunia. Banyak universitas di Jepang yang kesulitan untuk mendapatkan dana penelitian.
Selain itu, semakin sedikit pula mahasiswa internasional yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke Jepang, dan jumlah mahasiswa program doktoral juga ikut menurun.
Dalam banyak kasus, universitas-universitas di Jepang telah disalip oleh universitas-universitas di Cina, Korea Selatan, dan Singapura.
Iklan
Jumlah penduduk yang merosot
Terdapat setidaknya 780 universitas, perguruan tinggi dan sekolah kejuruan di Jepang, dengan total 2,93 juta siswa yang terdaftar pada tahun 2022 lalu.
Dalam satu dekade terakhir, jumlah total pelajar di Jepang hampir tidak berubah, bahkan kemungkinan akan mulai menurun dalam periode dekat. Pada tahun 1992, setidaknya terdapat 2,05 juta remaja berusia 18 tahun di Jepang, tetapi hanya ada sekitar 1,12 juta pada tahun 2022 lalu.
Hal yang juga mengkhawatirkan adalah menyusutnya jumlah mahasiswa potensial yang berbanding lurus dengan reputasi universitas-universitas Jepang di tingkat dunia.
Larangan Kuliah oleh Taliban, Hak Perempuan Afganistan Dirampas
Sejak merebut kekuasaan pada pertengahan 2021, Taliban semakin membatasi hak-hak perempuan dan anak perempuan Afganistan. Kini, mereka membatasi akses perempuan ke pendidikan tinggi hingga memicu kemarahan internasional.
Foto: AFP
Perpisahan untuk selamanya?
Perempuan tidak akan diizinkan untuk kembali berkuliah. Dalam pernyataan pemerintah pada hari Selasa (20/12), Taliban menginstruksikan semua universitas di Afganistan, baik swasta maupun negeri, untuk melarang perempuan mengenyam pendidikan. Sekarang ini semua mahasiswa perempuan dilarang masuk ke universitas
Foto: AFP
Perempuan disingkirkan
Pasukan Taliban menjaga pintu masuk sebuah universitas di Kabul, sehari setelah larangan untuk perempuan berkuliah diberlakukan. Para mahasiswi diberitahu bahwa mereka tidak bisa masuk kampus. Larangan diberlakukan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Namun, sudah ada aksi protes di universitas, di mana siswa laki-laki batal mengikuti ujian dan beberapa dosen laki-laki juga mogok mengajar.
Foto: WAKIL KOHSAR/AFP/Getty Images
Pendidikan tinggi hanya untuk laki-laki
Sejumlah pembatasan telah diberlakukan sebelum ini. Setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021, universitas harus memisahkan pintu masuk dan ruang kuliah berdasarkan jenis kelamin. Mahasiswi hanya boleh diajar oleh dosen perempuan atau oleh pria tua. Gambar ini menunjukkan ada batas pemisah untuk mahasiswi di Universitas Kandahar.
Foto: AFP/Getty Images
Angkatan terakhir
Mahasiswi Universitas Benawa di Kandahar, masih bisa ikut wisuda Maret lalu dengan gelar di bidang teknik dan ilmu komputer. Pembatasan baru atas hak-hak perempuan di Afganistan mengundang kecaman keras dari dunia internasional. Human Rights Watch menyebut larangan kuliah bagi perempuan sebagai "keputusan yang memalukan", sementara PBB menyatakan keputusan itu melanggar hak asasi perempuan.
Foto: JAVED TANVEER/AFP
Dampaknya menghancurkan masa depan negara
Ribuan perempuan dan anak perempuan mengikuti ujian masuk universitas pada Oktober lalu, salah satunya di Universitas Kabul. Banyak yang ingin belajar kedokteran atau menjadi guru. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, larangan Taliban "tidak hanya melanggar persamaan hak perempuan dan anak perempuan, tetapi akan berdampak buruk pada masa depan negara."
Foto: WAKIL KOHSAR/AFP/Getty Images
Tutup peluang pendidikan untuk perempuan
Larangan untuk perempuan berkuliah adalah satu lagi pembatasan pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan. Selama lebih dari setahun, gadis remaja hanya bisa bersekolah sampai kelas tujuh di sebagian besar provinsi. Gadis-gadis yang berjalan ke sekolah di Afganistan timur ini beruntung karena beberapa provinsi yang jauh dari pusat kekuatan Taliban mengabaikan larangan tersebut.
Foto: AFP
Negeri tanpa kehadiran perempuan
Perempuan dan anak perempuan sekarang disingkirkan dari sebagian besar aspek kehidupan publik Afganistan. Mereka tidak diizinkan mengunjungi gym atau taman bermain di Kabul selama berbulan-bulan. Taliban membenarkan larangan tersebut dengan berkilah, peraturan tentang pemisahan jenis kelamin tidak dipatuhi, dan banyak perempuan tidak mengenakan jilbab seperti yang diwajibkan oleh mereka.
Foto: WAKIL KOHSAR/AFP/Getty Images
Realitas distopia
Sejumlah perempuan mengumpulkan bunga safron di Herat. Ini adalah pekerjaan yang boleh mereka lakukan, tidak seperti kebanyakan profesi lainnya. Sejak berkuasa, Taliban telah memberlakukan banyak peraturan yang sangat membatasi kehidupan perempuan dan anak perempuan. Misalnya, mereka dilarang bepergian tanpa pendamping laki-laki dan harus mengenakan hijab di luar rumah setiap saat.
Foto: MOHSEN KARIMI/AFP
Sebuah aib yang memalukan
Banyak perempuan Afganistan menolak penghapusan hak-hak mereka dan berdemonstrasi di Kabul pada November lalu. Sebuah plakat bertuliskan "Kondisi Mengerikan Perempuan Afganistan Merupakan Noda Aib bagi Hati Nurani Dunia." Siapapun yang ikut protes perlu keberanian besar. Demonstran menghadapi risiko represi kekerasan dan pemenjaraan. Para aktivis hak-hak perempuan juga dianiaya di Afganistan.
Foto: AFP
9 foto1 | 9
Pada bulan Juli, majalah Times Higher Education (THE) merilis peringkat 100 institusi terbaik tahun 2023 dan hanya ada dua universitas Jepang yang masuk ke dalam daftar tersebut.
Universitas Tokyo menduduki peringkat ke-39 dalam daftar, yakini turun dari peringkat ke-35 pada tahun sebelumnya, sementara Universitas Kyoto turun peringkat ke-68 dari peringkat ke-61 pada tahun lalu.
Turunnya peringkat universitas Jepang di urutan dunia tersebut menjadi kekecewaan besar bagi pemerintah saat ini. Sepuluh tahun yang lalu, kementerian pendidikan Jepang menetapkan target untuk memiliki setidaknya 10 universitas di peringkat 100 besar dalam satu dekade berikutnya.
"Penurunan peringkat universitas-universitas di Jepang berakar pada reformasi yang dilakukan oleh kementerian pendidikan sekitar 30 tahun yang lalu dan mengubah universitas-universitas nasional menjadi organisasi administratif yang independen, yang berarti bahwa secara efektif mereka harus membiayai diri mereka sendiri secara finansial," ujar Yakov Zinberg, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Kokushikan, Tokyo.
Dukungan keuangan ikut menyusut
Zinberg, yang telah mengajar di perguruan tinggi Jepang selama hampir 20 tahun itu juga mengatakan bahwa, "ketika dukungan pemerintah mengering, baik secara finansial maupun sumber daya, para profesor menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari sponsor daripada melakukan penelitian atau menulis makalah akademis."
Banyak universitas di Jepang yang secara aktif mulai menargetkan mahasiswa asing pada tahun-tahun awal abad ke-21. Dan banyak universitas di Jepang yang bisa bertahan berkat siswa dari Cina yang percaya bahwa kualifikasi perguruan tinggi di Jepang akan menguntungkan karir mereka, jelas Zinberg.
"Namun, peringkat ini menunjukkan bahwa universitas-universitas Jepang mengalami penurunan dalam peringkat dunia, sementara universitas-universitas Cina mengalami peningkatan, sehingga para mahasiswa asing cenderung tidak datang ke sini lagi," tambahnya.
"Tak dapat dihindari lagi, saya melihat standar telah menurun di tempat saya mengajar," kata Zinberg. "Hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan finansial dan para profesor yang terlalu sibuk mencari dana sehingga mereka tidak lagi memiliki waktu untuk melakukan penelitian dan menulis makalah."
Kuliah Jurusan Filsafat di Jerman, Apa Saja yang Dipelajari?
Kelebihan kuliah jurusan Filsafat di Jerman adalah kultur saintifik yang kuat, pemikiran bebas dan literatur lengkap.
Foto: DW/Y. Pamuncak
Sistem perkuliahan berupa kuliah umum dan seminar
Di jurusan Filsafat Universität Bonn, di mana Arnold Budhi Prasetyo menuntut ilmu, terdapat dua sistem perkuliahan yaitu kuliah umum dan seminar. Pada semester musim dingin dosen akan memberikan kuliah umum Ilmu Filsafat Dasar. Lalu pada semester musim panas dosen akan mengadakan seminar-seminar dengan tema yang spesifik, contohnya ide seorang filsuf yang akan didalami.
Foto: DW/Y. Pamuncak
Empat modul yang harus dipelajari
Modul pertama adalah epistemologi yang membahas tentang hal yang abstrak, contohnya membicarakan tentang kebenaran. Modul yang lain adalah etika, yang bahas tentang apa itu baik dan buruk. Lalu berikutnya modul logika yang ajarkan tentang bagaimana cara berpikir dan berargumentasi. Dan yang terakhir adalah modul sejarah filsafat, yang bahas ide-ide filsuf dari zaman dahulu sampai zaman modern.
Foto: DW/Y. Pamuncak
Filsafat Jerman mengedepankan kelogisan dan kerasionalitasan
Menurut Arnold selama ia berkuliah jurusan Filsafat di Jerman, ia cukup banyak mempelajari bagaimana cara berpikir yang logis, sistematis, terstruktur dan rasional. “Filsafat di sini (Jerman-Red) sangat menekankan kelogisan dan kerasionalitasan,” katanya.
Foto: DW/Y. Pamuncak
Keuntungan berkuliah jurusan Filsafat di Jerman
“Karena Jerman ini dari dulu kultur pemikiran bebasnya dan kultur saintifiknya sangat kuat jadi di sini kita bisa berargumen bebas. Apa pun kita bisa bebas sampaikan itu di kelas atau di mana pun,” ujar Arnold. Keuntungan berikutnya adalah mengenai bantuan universitas yang kerap melengkapi bahan literatur berupa jurnal-jurnal internasional yang cukup komprehensif.
Foto: DW/Y. Pamuncak
Belajar di luar kelas: pentingnya berdiskusi dan baca buku
Menurut Arnold belajar di luar kelas sangat lah penting. “Karena di luar kelas misalnya kita jalan-jalan di alam, berdiskusi dengan teman, itu kita lebih bisa mendapatkan inspirasi dan akhirnya ajaran yang kita dapatkan di kelas itu bisa kita sambung-sambungkan idenya,” katanya. Selain itu yang tak kalah penting adalah memperkaya wawasan dengan banyak membaca buku-buku filsafat. (Ed:na)
Foto: DW/Y. Pamuncak
5 foto1 | 5
Yoko Tsukamoto, seorang profesor di Universitas Ilmu Kesehatan Hokkaido, mengatakan bahwa dia juga mendeteksi adanya penurunan kemampuan mahasiswa Jepang yang baru memulai program sarjana.
"Jumlah anak kini lebih sedikit sehingga persaingan untuk masuk ke perguruan tinggi menjadi lebih sedikit dibandingkan beberapa tahun yang lalu, dan menurut pengalaman saya, ada banyak profesor yang menghabiskan banyak waktu untuk mengejar mahasiswa seperti anak SMA," katanya kepada tim DW.
"Mereka sering kali belum dewasa dan para profesor kelelahan untuk membantu serta mengajar mereka," kata Tsukamoto. Tren lain yang diamati olehnya dalam beberapa tahun terakhir adalah kurangnya keinginan mahasiswa Jepang untuk belajar di luar negeri.
"Mereka tidak tertarik untuk memperluas wawasan mereka, sebagian karena hal itu terlalu menantang bagi mereka," kata Tsukamoto, yang menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Stanford, California.
Tsukamoto juga mengatakan bahwa, "sebenarnya cukup mengejutkan bagi saya, banyak siswa tahun pertama yang hanya pernah keluar dari Hokkaido sekali atau dua kali, dan kemudian melakukan perjalanan sekolah ke daerah lain di Jepang. Sebagian besar bahkan tidak memiliki paspor."
10 Universitas Jerman Paling Populer di Kalangan Pelajar Internasional
Jerman menawarkan banyak hal untuk pelajar mulai dari kualitas hidup yang tinggi, biaya kuliah yang tergolong sangat murah, staf pengajar kelas atas dan masih banyak lagi. Mana saja kota favorit pelajar intenasional?
Foto: picture-alliance/Arco Images/Schoening
Universität zu Köln (10)
Universitas ini terletak di kota dengan festival dan pesta jalanan termeriah di Jerman, Karneval! Sikap penduduk Köln yang santai membuat kota ini menjadi destinasi populer dalam kalangan pelajar internasional. Köln juga memiliki akses mudah ke kota-kota besar di Eropa seperti Amsterdam, Brussel dan Paris.
Foto: picture alliance/R. Hackenberg
Johann Wolfgang Goethe-Universität (9)
Universitas ini dinamai setelah penulis Jerman Johann Wolfgang von Goethe. Universitas Goethe terletak di Frankfurt yang juga dijuluki sebagai "Mainhattan", karena banyaknya gedung pencakar langit. Frankfurt juga terkenal dengan keberadaan kelompok etnis yang beragam dan sektor bank yang menawarkan banyak lapangan pekerjaan bagi siapapun.
Foto: picture alliance / dpa
Universität Duisburg-Essen (8)
Dengan sekitar 37,000 pelajar terdaftar, Universitas Duisburg-Essen adalah salah satu institusi pendidikan tinggi terbesar di Jerman. Ini adalah produk merger dua universitas di Duisburg dan Essen pada tahun 2003. Universitas ini terletak di daerah industri padat penduduk di Jerman yaitu daerah Ruhr.
Foto: Pressestelle Universität Duisburg-Essen
Universität Heidelberg (7)
Universitas Heidelberg adalah universitas tertua di Jerman. Dengan gelar sebagai institusi pendidikan tinggi tertua, Universitas Heidelberg menjadi salah satu destinasi favorit pelajar internasional. Tidak hanya itu, Heidelberg juga memiliki bagian kota tua yang sangat indah.
Foto: picture-alliance/dpa
Humboldt Universität zu Berlin (6)
Universitas ini termasuk salah satu universitas tertua di Jerman. Universitas ini telah mencetak nama-nama besar seperti Otto von Bismarck, Heinrich Heine, Robert Koch dan aktivis Afrika-Amerika W.E.B. Dubois. Universitas ini juga memiliki reputasi yang sangat baik di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk/S. Kunigkeit
Technische Universität Berlin (5)
Berlin tidak hanya populer untuk turis. Pelajar pun juga menyukai Berlin. Terlepas dari program unggulan seperti jurusan-jurusan teknik yang ditawarkan, universitas ini terletak di Berlin dengan biaya hidup yang tergolong murah jika dibandingkan dengan kota-kota besar di barat Jerman..
Foto: DW/C.Chebbi
RWTH Aachen (4)
RWTH Aachen terletak di kota Aachen yang berbatasan dengan Belgia dan Belanda. Universitas ini adalah universitas teknik terbesar di Jerman yang memiliki moto "Zukunft Denken" (Berpikir Ke Depan). Moto ini sangat merefleksikan reputasi RWTH Aachen di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Becker
Technische Universität München (3)
Sebagai ibu kota negara bagian Bayern, München juga menjadi rumah untuk institusi ternama seperti TU München yang sudah mencetak 17 pemenang nobel dan memiliki lebih dari 40,000 pelajar. Sekitar 30% di antaranya adalah pelajar internasional. Menurut Reuters-ranking, TU München adalah salah satu universitas paling inovatif di dunia.
Foto: picture-alliance/imageBROKER/K. Amthor
Ludwig-Maximilians-Universität München (2)
LMU München terletak di kota yang menjadi salah satu kota paling layak huni di dunia, München. Universitas ini juga termasuk salah satu yang tertua dan paling bergengsi di Jerman. LMU telah berhasil berkontribusi dengan mencetak 34 pemenang nobel.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Gebert
Freie Universität Berlin (1)
FU Berlin didirikan tahun 1948 di Berlin Timur yang pada saat itu ada dibawah kekuasaan Uni Soviet sebagai simbol kebebasan yang pernah dinikmati Berlin Barat. FU Berlin tergabung dalam "German Universities Exellence Initiative" yang terdiri dari 11 universitas dan institusi paling cemerlang di Jerman.
Foto: picture-alliance/Arco Images/Schoening
10 foto1 | 10
Lebih banyak peluang di luar negeri
Kurangnya dana untuk penelitian juga sangat kontras dengan insentif keuangan yang tersedia di negara lain, terang Tsukamoto.
"Jika Anda seorang profesor yang baik dan ingin melakukan penelitian yang baik, mengapa Anda harus tetap tinggal di Jepang?" tanyanya. "Ada banyak kesempatan bagi orang-orang seperti itu di belahan dunia lain."
Pada akhirnya, kata Tsukamoto, akan ada lingkaran setan di mana lebih sedikit universitas berkualitas tinggi di Jepang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan siswa yang tidak perlu terlalu khawatir tentang nilai mereka, karena Jepang mengalami kekurangan tenaga kerja yang memburuk dan mereka secara efektif dijamin mendapatkan pekerjaan segera setelah mereka lulus.
Pada saat yang sama, para akademisi memiliki lebih sedikit waktu dan sumber daya, untuk melanjutkan studi mereka dan mencari peluang yang lebih baik di universitas lainnya.
"Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena menurunnya standar akademis akan segera tercermin dalam tenaga kerja yang kurang cakap untuk negara ini," tambah Tsukamoto. (kp/hp)