Negara bagian Bayern berpacu lawan waktu menahan sebaran baru wabah COVID-19 di perusahaan katering. Tes sedang dilakukan di antara penghuni akomodasi untuk pengungsi, yang jadi tempat tinggal banyak karyawan.
Iklan
Para pejabat otoritas kesehatan di negara bagian Bayern di selatan Jerman mengatakan terdapat 45 kasus COVID-19 yang telah diidentifikasi pada Selasa (30/06) malam. Kasus ini ditemukan di antara karyawan sebuah perusahaan katering di kota Gilching.
Pengujian lebih lanjut bagi orang-orang yang tinggal di tempat yang sama dengan para pekerja perusahaan tersebut kini tengah berlangsung. Selain itu, pemerintah juga melacak orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan mereka yang terinfeksi.
Di antara fasilitas rumah pengungsi yang terdampak salah satunya berada di dekat Hechendorf, tempat tinggal 10 karyawan yang dites positif. Daerah itu kini telah ditutup dan penduduknya dikarantina selama 14 hari.
"Yang penting sekarang adalah memutus rantai infeksi," ujar juru bicara pemerintah kota Starnberg kepada surat kabar Jerman, Süddeutsche Zeitung.
Infeksi baru tersebut ditemukan setelah salah satu penghuni rumah di Hechendorf, mengunjungi dokter karena menderita gejala infeksi ringan.
Belum perlu ada lockdown
Para pejabat kota setempat mengatakan sejauh ini belum ada rencana untuk memberlakukan kebijakan penguncian atau lockdown untuk wilayah yang lebih luas.
"Saat ini kita masih jauh dari kondisi itu," ujar kepala otoritas distrik Stefan Frey. Ia menambahkan bahwa penguncian di area yang luas hanya akan berlaku apabila rantai penyebaran wabah tidak dapat lagi dilacak secara khusus.
"Saat ini keadaannya tidak seperti itu," kata Frey, menambahkan bahwa pihaknya telah berhasil mengidentifikasikan rantai infeksi untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2.
"Agar tetap bisa seperti itu, kami akan melakukan segala yang mungkin dan bertindak dengan tegas dan konsisten," ujar Frey.
Pasok makanan untuk rumah sakit
Sementara itu, perusahaan jasa boga Apetito mengatakan sedang menyelidiki penyebab wabah tersebut.
"Sejauh yang kami tahu, semua karyawan di perusahaan telah menjalani praktik kebersihan dan jarak sosial, serta mengenakan penutup mulut dan hidung."
Pabrik katering di Gilching ini memasok makanan bagi rumah sakit Universitas Ludwig-Maximilians-University di München dengan memproduksi lebih dari 6.000 porsi makanan per hari untuk para staf dan pasien rumah sakit.
Pejabat dari Lembaga Penilaian Risiko Federal Jerman mengatakan bahwa penularan virus melalui makanan siap santap sangat tidak mungkin.
Kasus COVID-19 pertama Jerman didiagnosis di Starnberg pada bulan Februari setelah seorang karyawan dari Cina di perusahaan onderdil mobil menularkan virus itu kepada seorang rekan kerjanya. Ed.: ae/pkp
Mengintip Koleksi 'Artefak' Museum Virus Corona
Di tengah krisis COVID-19, banyak museum mendokumentasikan kehidupan sehari-hari yang nantinya jadi pengingat generasi mendatang, dari sampah sarung tangan, masker, hingga replika virus corona.
Foto: Wien Museum/Peter Feermann & Esther Zahel
Semboyan baru untuk dunia
"Di rumah saja", begitu bunyi sebuah spanduk khusus di Museum Fichtelgebirge di Wunsiedel, Bayern. Kalimat ini jadi motto seluruh dunia saat ini. Spanduk ini adalah bentuk pengingat generasi selanjutnya untuk mengenang kehidupan sehari-hari selama pandemi COVID-19. Museum-museum di Jerman meminta warga untuk mengumpulkan benda-benda seperti ini dan meneruskannya ke pihak museum.
Foto: Fichtelgebirgsmuseum
Sampah corona
Di seluruh kota, Anda akan menemukan sarung tangan karet yang dibuang sembarangan di jalanan. Orang-orang memakainya saat berbelanja. Pandemi virus corona telah mengakibatkan meningkatnya limbah plastik. Orang-orang membeli lebih banyak produk kemasan di supermarket. Dan karena orang tidak bisa duduk di kafe untuk minum secangkir kopi, penggunaan gelas sekali pakai juga meningkat.
Foto: Corona-Kris
Memupuk solidaritas
"Tetap sehat": kata-kata ini jadi penutup perbincangan di sambungan telefon atau email. Lewat berbagai cara, pandemi virus corona membangun sebuah gelombang solidaritas dan empati. Kepedulian sosial di antara sesama meningkat dan orang-orang saling menjaga satu sama lain.
Foto: Corona-Kris
Kosong melompong
Tidak ada lagi lalu lalang wisatawan saat ini. Di Marienplatz, München, kondisinya sepi bak kota mati. Museum Kota München (The Münchener Stadtmuseum) menugaskan fotografer Olaf Otto Becker untuk mengabadikan kondisi kota di tengah pandemi virus corona. Hasil jepretan Becker ditampilkan di lalan utama website museum.
Foto: Olaf Otto Becker
Tes cepat COVID-19
Stasiun tes cepat seperti yang tampak di foto dibangun di seluruh Jerman, salah satunya di Theresienwiese, München, di mana festival bir Oktoberfest diselenggarakan setiap tahunnya. Prosedur di sini mirip dengan pergi ke restoran cepat saji, dengan satu perbedaan kecil: alih-alih menggigit paket Big Mac, pengemudi membuka mulut mereka untuk meminta dokter yang menggunakan APD melakukan tes swab.
Foto: Olaf Otto Becker
Alat peraga pembatasan sosial
Pandemi virus corona memicu ketidakpastian besar-besaran di dunia, namun hal ini juga memicu munculnya ide-ide kreatif. Alat peraga seperti tampak pada foto merupakan alat buatan sendiri yang bertujuan memberikan tanda batas kontak fisik dan sosial. Nantinya alat peraga ini akan diabadikan sebagai Koleksi Proyek Corona di Museum Wina, Austria.
Foto: Wien Museum/Peter Feermann & Esther Zahel
Mainan virus corona
Direktur Museum Wina, Matti Benzl, sangat senang bahwa replika virus corona yang dirajut ini akan segera dipamerkan di museumnya. Ini tidak hanya akan menggambarkan seperti apa wujud virus itu, tetapi juga mengingatkan bagaimana orang-orang di seluruh dunia berusaha untuk menghilangkan ancamannya.
Foto: Wien Museum/Monika Österreicher,
Tren masker
Pandemi virus corona menyebabkan dunia alami darurat masker pelindung wajah. Dari masyarakat biasa sampai pejabat negara, kini menggunakan masker, salah satunya seperti tampak pada foto Kanselir Austria Sebastian Kurz yang sedang berusaha memakai masker. Bahkan label-label fashion ternama juga ikut memproduksi masker dari kain yang bernilai tinggi. (rap/ts)