Upaya Penanggulangan Virus Flu Burung
28 September 2005Jepang, Amerika , Kanada dan Australia telah mengirimkan tenaga ahlinya ke Indonesia untuk membantu penanggulangan virus flu burung. Para tenaga ahli itu melatih tenaga medis Indonesia, memberikan saran-saran penanggulangan serta membangun laboratorium. Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan, selain memperoleh bantuan tenaga ahli, Indonesia juga mendapatkan sumbangan obat Tamiflu atau Oseltamivir untuk pengobatan dan pencegahan virus flu burung. 10 ribu kotak obat Tamiflu disumbangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO. Sementara dari Australia akan datang 40 ribu kotak. Masing-masing kotak berisi 10 kapsul.
Siti Fadilah Supari: "Semua membantu mempersiapan untuk pandemi, bila terjadi pandemi. Karena kalau Indonesia tidak siap dan kena, negara lain juga akan kena. Maka mereka ketakutan."
Rencana Persiapan Pandemi Influenza Nasional
Untuk skenario terburuk, pemerintah juga tengah menyiapkan Rencana Persiapan Pandemi Influenza Nasional, diantaranya menyediakan rumah sakit khusus. Langkah ini baru akan dilaksanakan bila terjadi pandemi flu burung. Pandemi adalah wabah yang terjadi bersamaan dalam sebuah wilayah geografi yang luas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jika pandemi flu burung terjadi, korban tewas di seluruh dunia bisa mencapai 100 juta orang. Pandemi terakhir tahun 1968-1969, yaitu pandemi flu Hong Kong yang menewaskan 1 juta orang.
Menurut WHO, ada lima tahap sebelum terjadi pandemi. Saat ini, kata juru bicara WHO, Sari Setiogi, Indonesia berada pada tahap ketiga, yaitu tahap waspada pandemi. Pada tahap ini, flu burung telah menular dari hewan ke manusia. Untuk itu kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan untuk mau memusnahkan hewan peliharaan mereka yang terserang virus.
Sari Setiogi: "Perlu penyadaran, perlu 'social mobilization', perlu 'knowledge awareness'. Karena di lapangan kita ketemu banyak sekali orang. Misalnya pelihara burung dara gitu yang suka diadu. Kalau dimusnahkan ah sayang karena ..kalau dijual kan mahal."
Sebagian peternak tidak merasa puas dengan ganti rugi yang disiapkan pemerintah. Pemerintah hanya mampu membayar 3000 rupiah per ayam atau burung yang dimusnahkan. Padahal harga seekor ayam atau burung mencapai 12 ribu rupiah saat ini. Dapat dibayangkan frustrasinya para peternak serta pemelihara ayam dan burung menghadapi keadaan ini
Sementara itu Menteri-menteri Asosiasi Negara-negara Regional Asia Tenggara ASEAN pekan ini bertemu di Filipina untuk membahas penanggulangan flu burung.