1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Flu Burung di Eropa

15 Oktober 2005

Hari Kamis para pakar menemukan virus H5N1 yang membunuh burung-burung di Turki. Uni Eropa juga telah mengeluarkan larangan impor unggas dari Rumania dan melangsungkan perundingan tentang langkah-langkah pencegahan penyebaran virus tersebut.

Virus flu burung yang ditemukan di Turki ternyata berbahaya bagi manusia
Virus flu burung yang ditemukan di Turki ternyata berbahaya bagi manusiaFoto: AP

Virus flu burung H5N1 yang ditemukan di Turki ternyata berbahaya bagi manusia. Demikian dinyatakan Komisaris Uni Eropa Markos Kyprianou di Brussel:

"Kami sudah memperoleh kepastian bahwa virus yang ditemukan di Turki adalah tipe H5N1dan merupakan virus yang dapat menular.“

Ditularkan Oleh Burung Liar

Sesuai hasil pemeriksaan, virus tersebut mirip dengan yang ditemukan pada burung liar terutama burung air liar di Siberia, dan sejenis dengan virus yang ditemukan pada unggas di Rusia, Mongolia dan Cina. Dengan demikian terbukti bahwa unggas peliharaan ditulari oleh burung liar. Sementara itu komisi Uni Eropa sudah menghubungi departemen kesehatan Turki. Langkah kerja-sama antar kedua pihak serta konsultasi dalam pencegahan penyebaran penyakit sudah dilakukan.

Namun, di Rumania belum diketahui apakah virus flu burung yang ditemukan di sana adalah jenis ganas yang berbahaya bagi manusia. Tampaknya, kemungkinan virus itu berbahya semakin pasti. Oleh karenanya pemerintah Rumania telah memerintahkan pemusnahan massal unggas. Dari Turki juga diharapkan kebijakan serupa.

Perundingan Langkah Pencegahan

Kamis lalu, komisi peternakan Uni Eropa bertemu untuk membicarakan langkah-langkah pencegahan penyebaran flu burung. Komisaris Uni Eropa Kyprianou mengatakan, UE sudah bersiap-siap menghadapi epidemi.

Sampai sekarang virus tersebut hanya menular dari unggas yang terjangkit ke manusia. Di wilayah Asia, dimana penyakit itu sudah ada sejak dua tahun, dilaporkan 60 orang meninggal dunia karena flu burung. Sementara itu, para pakar khawatir virus tersebut dapat bermutasi, sehingga berubah menjadi pandemi dan dapat mewabah di seluruh dunia.

Pengadaan Vaksin

Kepada peternak unggas, Uni Eropa hanya dapat memberikan anjuran bagaimana mencegah penyakit itu, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan. Seandaianya virus itu ternyata bermutasi, menurut para pakar diperlukan sedikitnya setengah tahun untuk mengembangkan obat pencegah. Uni Eropa akan berupaya lebih cepat dan mempersingkat prosedur perizinannya, begitu dikatakan Kyprianou.

Uni Eropa dan WHO menganjurkan, vaksin dan obat antivirus yang ada ditingkatkan jumlahnya serta dipercepat produksinya. Meskipun komisi Uni Eropa memperingatkan agar tidak panik, bahaya penularan oleh burung liar semakin besar. Kawasan mana saja yang merupakan daerah kritis, seperti di sekitar sungai Donau di Rumania yang merupakan tempat istirahat burung liar, harus ditentukan oleh negara yang bersangkutan. Di Brussel hari Kamis kemarin, para pakar dari ke-25 negara anggota Uni Eropa menyepakati paket kebijakan untuk mencegah penyebaran wabah flu burung di Eropa.