Upaya Penyelamatan Tim Sepakbola Thailand Dilanjutkan
9 Juli 2018
Tim penyelamat melanjutkan upaya penyelamatan tim sepakbola remaja yang terjebak air di kawasan gua Tham Luang Nang Non. Empat remaja berhasil diselamatkan pada tahap pertama penyelamatan kemarin.
Iklan
Empat anak yang berhasil dituntun keluar gua Minggu (8/7) kini berada di rumah sakit yang khusus disiapkan untuk merawat mereka, kata Narongsak Osotthanakorn, gubernur provinsi Chiang Rai dan kepala misi penyelamatan. Sebelumnya sempat beredar berita, bahwa ada enam anak yang diselamatkan, namun berita itu sudah dibantah.
Setelah itu, para penyelam yang terlibat operasi penyelamatan beristirahat sambil menunggu tim bantuan memompa oksigen lebih banyak ke lokasi anak-anak itu terjebak. Menteri Dalam Negeri Anupong Paojinda mengatakan, para penyelam juga perlu menempatkan lebih banyak tabung udara di sepanjang rute bawah laut ke tempat anak-anak dan pelatih mereka berada.
Kepala misi penyelamatan Narongsak Osotthanakorn menegaskan, operasi masih akan berlangsung lama dan masih banyak resiko. Empat anak pertama kali dibawa keluar adalah mereka yang punya kondisi paling sehat dan paling siap, katanya. Namun identitas anak-anak yang sudah berhasil diselamatkan tidak dipublikasi.
Thailand Berpacu Selamatkan Anak Dalam Gua
01:19
Operasi penyelamatan yang rumit
Pejabat pemerintah setempat mengatakan, 13 penyelam asing dan lima anggota unit SEAL angkatan laut Thailand mengambil bagian dalam operasi panjang dan berbahaya itu.
Penyelamat dan para siswa laki-laki itu harus berjuang meniti lorong-lorong sempit yang dipenuhi dengan air berlumpur dengan arus kuat. Mereka juga harus mewaspadai kandungan oksigen di sepanjang rute. Seorang penyelam mantan anggota angkatan laut Thailand tewas hari Jumat lalu (6/7) ketika melakukan uji coba penyelamatan.
12 anak lelaki berusia antara usia 11-16 tahun itu bersama pelatihnya dinyatakan hilang 23 Juni lalu. Mereka terakhir diketahui sedang menjelajahi gua setelah berlatih sepakbola. Ketika hujan lebat turun, air memenuhi gua dan mereka terus masuk lebih dalam ke gua untuk menyelamatkan diri dari air. Lokasi mereka baru ditemukan tim penyelamat sembilan hari kemudian. Lokasi kering dalam gua itu dinamakan "Pantai Pattaya".
Sejak itu, berbagai opsi dipertimbangkan untuk menyelamatkan anak-anak itu. Kendala utama adalah genangan air yang menutupi jalan keluar di beberapa tempat. Tim penyelam diberitakan perlu enam sampai delapan jam untuk mencapai lokasi mereka.
Hujan lebat menjadi ancaman terbesar bagi upaya penyelamatan, karena permukaan air dalam gua bisa naik lagi, setelah surut selama beberapa hari karena disedot dengan mesin khusus dari luar gua. Hujan lebat diperkirakan akan mencapai daerah itu dalam beberapa hari ke depan.
Menikmati Wisata Selam Bunaken dan Raja Ampat dari Düsseldorf
Indonesia unjuk gigi pada pameran wisata bahari terbesar di Eropa dengan promosikan tempat wisata menyelam selain Bali. Boot Düsseldorf juga populer di Jerman karena pengunjung bisa berselancar dan melihat putri duyung.
Foto: DW/T. Siregar
Disambut Si Putri Selam
Senyum manis Madhina Suryadi, Miss Scuba Indonesia 2017, hadir menyambut para pengunjung yang singgah ke anjungan Indonesia di pameran wisata bahari terbesar di Eropa, Boot Düsseldorf yang ke-50. Pecinta olahraga selam ini ikut mempromosikan berbagai lokasi wisata menyelam yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia baik wisata land base (resort) atau liveboard (kapal rekreasi).
Foto: DW/T. Siregar
Pinisi berlayar bawa Indonesia
Untuk ke-5 kalinya, Kemententerian Pariwisata Indonesia tampil di Boot Düsseldorf dengan membawa simbol kapal pinisi. Pemerintah secara gratis menyediakan tempat bagi 18 industri wisata bahari di Sulawesi Utara dan Raja Ampat untuk memperkenalkan produk wisatanya selama 9 hari. Di sini mereka dapat bertatap muka dengan konsumen dan agen perjalanan potensial di Eropa.
Foto: DW/T. Siregar
Menyelam tujuh hari tujuh malam
Indonesia hanya satu dari 68 negara yang mempromosikan wisata bahari di pameran Boot, Düsseldorf. Salah satu yang paling banyak diburu adalah liburan menyelam dan Indonesia adalah surganya. Menyelam di salah satu tempat di Sulawesi Utara misalnya, adalah paket liburan yang ditawarkan sangat bersaing, mulai dari 700 Euro/7 hari (sekitar 10 juta Rupiah) hingga 2000 Euro/3 minggu (30 juta Rupiah).
Foto: DW/T. Siregar
Warga Jerman suka berwisata ke Indonesia
Tak sedikit warga asal Jerman yang terjun membuka usaha wisata bahari di Indonesia. Misalnya saja Elfriede Fortmann, ibu Putri Indonesia 2006, Nadine Chandrawinata itu membuka tempat wisata bahari di Raja Ampat. Tak ayal, di Manado saja hingga November 2017 tercatat 1700 warga Jerman datang menyelam. Sementara ada 16.400 wisatawan Jerman yang mengunjungi pulau lainnya di Indonesia tahun lalu.
Foto: DW/T. Siregar
Jamunya, Mas?!
Hal menarik lainnya di anjungan pinisi adalah minuman cocktail tanpa alkohol asal Indonesia yakni jamu tradisional. Di tangan mixologist profesional seperti Retno Wulandari racikan kencur, jahe dan jeruk nipis bisa menjadi minuman yang tak kalah nikmat. Di antaranya ada minuman herbal Jakencruk. Pada pameran Boot tahun ini diperkirakan ada sekitar 250.000 pengunjung yang datang dari 90 negara.
Foto: DW/T. Siregar
Di luar tenda pemerintah
Sebenarnya sebelum pemerintah melirik Boot Düsseldorf, telah ada pelaku industri Indonesia yang bergerak mandiri unjuk gigi di pameran itu. "Kehadiran mereka di sini sudah 15 tahun, berarti bisnis mereka bagus. Padahal untuk promosi mereka keluar dana sendiri, berarti reaksi pasar Eropa positif," ungkap Ratna Suranti, Sekretaris Tim Percepatan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata.
Foto: DW/T. Siregar
Menyelam di mana?
Namun tak hanya industri asal Indonesia yang 'menjual' wisata bahari di Nusantara. Lebih dari 505 operator maupun agensi diving asal Eropa menjual tujuan wisata bahari Indonesia. Salah satu yang kerap menarik perhatian para calon wisatawan saat mendatangi agen perjalanan adalah Bali. Tempat lainnya di Asia Tenggara yang dikagumi warga Jerman adalah Phuket, Thailand.
Foto: DW/T. Siregar
Bali, pintu wisatawan ke destinasi lain
Tak bisa dimungkiri Bali paling diganduringi turis Eropa. Tapi menurut penyelam profesional Daniel Abimanju Carnadie hal itu tak jadi soal. "Tidak apa-apa. Tapi berikutnya begitu ke Bali turis bisa kita tarik ke tempat lain," ujarnya sambil memberi prasayarat. "Pameran penting untuk konsistensi, tapi pemerintah juga harus memperbaiki akses transportasi, kebersihan dan pelayanan di lokasi wisata."
Foto: DW/T. Siregar
Putri duyung terjebak di 'aquarium'
Tak hanya pameran destinasi menyelam yang membuat Boot Düsseldorf menarik ribuan pengunjung. Di 16 ruangan pameran, pengunjung juga bisa menikmati atraksi menarik seperti melihat putri duyung berenang di aquarium raksasa. Pengunjung juga bisa ikut menyelam dan mencoba regulator selam terbaru. Namun, bagi pemula seorang guru selam juga siap sedia menemani petualangan perdana di 'bawah laut‘.
Foto: DW/T. Siregar
Selancar ria
Pojok lain yang paling digandrungi adalah 'The Surfers Village & Beach World'. Para peselancar bisa melemaskan otot di ombak buatan di dalam bak raksasa sepanjang 65 meter. Ombak buatan itu bisa diatur hingga ketinggian 1,5 meter. Jangan takut, ada pelatih berpengalaman yang siap memberi tips dan pengawasan. Selain selancar, pecinta olahraga 'stand-up paddling' juga bisa uji kebolehan di sini.
Foto: picture-alliance/dpa/Revierfoto
Melirik kapal pesiar
Kapal pesiar mewah terbaru turut ditarik masuk ke dalam ruang pameran. Yacht terbesar berukuran 20 hingga 25 meter pun dapat disinggahi. Lewat pameran ‘boot interior,‘ para pelaku industri di seputar bisnis yacht seperti peralatan, layanan dan aksesorit yacht, bisa melihat trend terbaru apa yang bisa mereka tawarkan. Tak hanya yacht, berbagai jenis motor boat juga turut hadir di Düsseldorf.
Foto: picture-alliance/Revierfoto
Sekolah berlayar yuk!
Bagi yang penasaran ingin mencari tahu bagaimana rasanya berlayar, maka ada ‘Boot Sailing School’ disediakan di pameran tahun ini. Di laut buatan berukuran 25x10 meter, para calon kapten bisa belajar bagaimana mengatur layar ketika angin dihembuskan oleh mesin angin buatan. (Ed: ts/hp)