1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Upaya Uni Eropa Atasi Konflik di Georgia

14 Agustus 2008

Dalam konflik Georgia Uni Eropa tidak bisa hanya diam menonton. Namun apa yang dapat dilakukan UE akhirnya tidak lepas dari persetujuan Moskow, demikian perkiraan para menteri luar negeri Uni Eropa.

Suasana pertemuan menlu UE masalah GeorgiaFoto: AP

Tidak ada kritik terhadap Rusia ataupun Georgia dalam pernyataan akhir pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa. Secara resmi Uni Eropa menghindari tuduhan terang-terangan. Tapi di balik pintu tertutup banyak yang merasa kecewa. Terutama Menteri luar negeri Inggris Miliband yang mengkritik tajam dan mengatakan sikap Rusia yang melanggar hak bangsa-bangsa. Juga negara anggota lainnya menyampaikan sikap sangat kritis, demikian diakui menteri luar negeri Jerman Frank Walter Steinmeier. Ia sendiri mengingatkan untuk tidak memojokkan Rusia. Akibat situasi kritis di kawasan itu dengan situasi gencatan senjata yang labil orang harus membuka semua kanal.

Steinmeier: „Pada akhirnya stabilitas di Kaukasus tidak dapat dicapai tanpa dan dengan melawan Rusia, melainkan hanya dengan Rusia."

Itulah sebabnya Jerman tidak menyetujui gagasan Inggris, untuk tidak lagi memperlakukan Rusia sebagai anggota penuh kelompok G-8, dengan kata lain menghukumnya. Steinemeier juga tidak setuju membekukan perundingan perjanjian kemitraan dengan Moskow yang baru dimulai.

Tidak ada waktu untuk diskusi panjang tentang penyebab perang yang baru-baru ini terjadi, demikian sikap Jerman yang juga disetujui sejumlah menteri luar negeri lainnya. Tapi diskusi sengit tentang itu masih akan berlangsung. Dalam waktu dekat yang harus dilakukan adalah memperkuat bantuan humaniter dan mengatasi hubungan yang membeku antara Georgia dan Rusia.

Uni Eropa juga bersedia turut andil dalam upaya stabilisasi. Menteri Luar Negeri Perancis, Bernard Kouchner mengkritik Organisasi untuk keamanan dan kerja sama Eropa, OSCE dan PBB yang menenparkan personal terlalu sedikit di kawasan krisis, dan ini harus ditambah. Eropa juga harus mengambil langkah langsung

Kouchner: „Kami memutuskan untuk bertindak di kawasan itu. Komisi Eropa dan pejabat urusan luar negeri Solana ditugaskan untuk mempersiapkannya. Sekarang banyak yang mengatakan, kami ikut. Tapi apa artinya itu secara kongkrit? Pasukan? Tidak. Penjaga perdamaian. Tidak. Setidaknya untuk saat ini tidak.“

Petugas pembangunan kembali dan pengamat. Tampaknya itulah misi yang akan dibentuk Eropa. Bahwa Rusia juga akan menerima pasukan perdamaian, bagi sejumlah menteri luar negeri kemungkinan itu sangat kecil.

Tapi diskusi masih belum berakhir. Para menteri luar negeri UE menyadari bahwa gencata senjata selama ini sangat rapuh dan enam pokok rencana yang diharapkan membuka perundingan perdamaian masih berupa tulisan di atas kertas. Bernard Kouchner mengatakan

„Masih banyak yang harus dilakukan. Menjanjikan sesuatu itu mudah, untuk melakukannya lain lagi.“ (dk)