1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Usai Diversifikasi, Saham Freeport Anjlok

27 September 2018

Pergerakan saham PT Freeport McMorran melesu usai akuisisi oleh PT Inalum, menyusul kekhawatiran atas perang dagang antara Cina dan AS yang bisa mempengaruhi harga tembaga. Saham Freeport anjlok sejak Agustus silam.

Tambang Grasberg di Papua milik PT. Freeport Indonesia
Tambang Grasberg di Papua milik PT. Freeport IndonesiaFoto: Getty Images/AFP/O.Rondonuwu

Saham PT. Freeport McMoran anjlok ke level terendah selama sepekan terakhir setelah PT Inalum menuntaskan proses akuisisi terhadap 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Meski demikian anjloknya nilai saham Freeport lebih berkaitan dengan kekhawatiran investor terhadap perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat yang diyakini bakal menyeret perusahaan mineral.

Penandatanganan dihadiri oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, CEO Freeport Richard Adkerson, Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin, dan Direktur Eksekutif PT Freeport Indonesia Tony Wenas.

Dengan demikian jumlah saham PTFI yang dimiliki INALUM akan meningkat dari 9,36% menjadi 51,23%. Sementara pemda Papua memperoleh 10% dari 100% saham PTFI. Perubahan kepemilikan saham ini akan resmi terjadi setelah transaksi pembayaran sebesar US$ 3,85 miliar atau setara dengan Rp 56 triliun kepada FCX diselesaikan selambatnya November 2018

“Dengan ditandatanganinya perjanjian ini, Pemerintah akan menerbitkan IUPK dengan masa operasi maksimal 2x10 tahun sampai tahun 2041," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan.

“Kewajiban PTFI untuk membangun pabrik peleburan tembaga berkapasitas 2 sampai 2,6 juta ton per tahun akan terus kami monitor dan evaluasi perkembangannya, sehingga diharapkan dapat selesai dalam waktu kurang dari 5 tahun,”imbuhnya.

Baca Juga: Indonesia Resmi Kuasai Mayoritas Saham Freeport

“Izin yang akan diberikan Pemerintah kepada PTFI dalam bentuk IUPK merupakan komitmen Pemerintah dalam menjaga iklim investasi sehingga memberi kepastian dan keamanan kepada investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.”

Freeport McMorran termasuk perusahaan yang terjebak di tengah sengketa dagang antara Cina dan Amerika Serikat. Negara importir tembaga terbesar di dunia itu menaikkan bea masuk menjadi 25% terhadap berbagai produk logam AS, termasuk tembaga olahan. Langkah itu diambil sebagai tindakan balas dendam atas kenaikan tarif masuk yang dijatuhkan Washington terhadap produk logam dari Cina.

rzn/yf