1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikIsrael

Usai Perang dengan Iran, Israel Balik Alihkan Fokus ke Gaza

Louis Oelofse | Dharvi Vaid | Felix Tamsut dengan AP, AFP, dan Reuters
25 Juni 2025

Israel mengatakan akan fokus kembali ke Gaza untuk menumpas Hamas setelah tercapainya gencatan senjata dengan Iran. Sementara itu, Kantor HAM PBB menyalahkan Israel atas 400 kematian di lokasi bantuan.

Seorang warga Gaza membawa karung bantuan dari GHF di Khan Younis pada 29 Mei 2025.
Gaza Humanitarian Foundation, kelompok bantuan yang didukung AS dan Israel, menggantikan badan-badan PBB mendistribusikan bantuan di wilayah Palestina pada akhir Mei (Foto: 29 Mei 2025)Foto: Hatem Khaled/REUTERS

Militer Israel mengumumkan pergeseran fokus operasi militernya dari Iran kembali ke Jalur Gaza. Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, mengatakan setelah konfrontasi dengan Iran, Israel kini memusatkan kembali upaya militer untuk menumpas kelompok Hamas dan membebaskan para sandera.

Meski demikian, ia mengaku bahwa Israel tengah berada pada "akhir dari babak penting, tetapi kampanye melawan Iran belum selesai."

Pengumuman ini disampaikan pada Selasa (24/06), setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel memutuskan untuk tidak melanjutkan serangan terhadap Iran, setelah pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Iran dan Israel telah mencapai gencatan senjata.

Pada hari yang sama, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa Teheran hanya akan kembali menyerang Israel jika Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Dilema warga Gaza: kelaparan atau terbunuh saat coba mendapat makanan

Sementara itu, kondisi di Gaza tidak menunjukkan perbaikan di tengah perang yang sempat terjadi antara Israel dan Iran

Kantor Hak Asasi Manusia PBB melaporkan sejak akhir Mei, lebih dari 410 orang telah terbunuh oleh tembakan atau peluru militer Israel saat warga Gaza berusaha mencapai lokasi distribusi milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang didukung oleh Israel dan AS.

GHF merupakan kontraktor asal Amerika Serikat yang ditunjuk oleh Israel untuk menggantikan badan bantuan PBB dan internasional. Tugasnya, mendistribusikan makanan di Gaza setelah blokade Israel terhadap bantuan kemanusiaan berlangsung hampir tiga bulan.

Namun, lokasi distribusi bantuan diwarnai kekacauan dan aksi kekerasan mematikan sejak dibuka bulan lalu. Kantor Hak Asasi Manusia PBB menyebutnya sebagai penggunaan bantuan makanan "sebagai senjata", dan bahwa hal tersebut merupakan kejahatan perang.

"Orang-orang di Gaza yang putus asa dan kelaparan terus menghadapi pilihan tidak manusiawi, yakni mati kelaparan atau risiko terbunuh saat mencoba mendapatkan makanan," kata juru bicara HAM PBB Thameen Al-Kheetan.

Menurut kantor berita DPA, Al-Kheetan mengatakan bahwa pasukan Israel yang menyebabkan kematian tersebut, dan PBB telah mengonfirmasi hampir semua kasus itu. Ia menambahkan bahwa meskipun ada kelompok bersenjata di sekitar lokasi, para korban tetap berasal dari tindakan militer Israel.

Al-Kheetan menambahkan, setidaknya 93 orang lainnya juga dilaporkan tewas oleh militer Israel saat mencoba mendekati konvoi bantuan dari PBB dan organisasi kemanusiaan lain yang jumlahnya sedikit dan masih diizinkan beroperasi di Gaza.

Hamas sebut jumlah korban lebih banyak

Sebelumnya, menurut badan pertahanan sipil yang dikelola Hamas di wilayah itu, pasukan Israel telah membunuh 21 orang yang tengah menunggu bantuan di Gaza. Sementara, sekitar 150 orang lainnya terluka.

Militer Israel kemudian mengatakan bahwa sebuah kerumunan telah teridentifikasi di sebuah area dekat pasukannya di area koridor Netzarim di Gaza. Lokasi ini juga menjadi tempat GHF sedang membagikan bantuan.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Badan-badan PBB dan kelompok bantuan kemanusiaan lainnya menolak bekerja sama dengan GHF karena kekhawatiran bahwa dana tersebut dirancang untuk memenuhi tujuan militer Israel.

Secara keseluruhan data dari kementerian kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas menunjukkan jumlah korban bahkan lebih tinggi. Mereka melaporkan, sebanyak 516 orang tewas saat berusaha mencari bantuan makanan tewas dan hampir 3.800 orang lainnya terluka.

Israel menolak tuduhan tufuhan kejahatan perang di Gaza dan menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil karena beroperasi di antara warga sipil. Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut.

 

Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris

Diadaptasi oleh: Tezar Aditya

Editor: Rahka Susanto dan Prita Kusumaputri

Felix Tamsut Felix meliput tema seputar budaya fan serta aspek politik dari sepakbola Jerman dan internasional.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait