1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Usai Bertemu, Biden dan Putin Gelar Konferensi Pers Terpisah

16 Juni 2021

Joe Biden dan Vladimir Putin lakukan pertemuan empat mata Rabu (16/6) di Jenewa, yang dipersiapkan sejak lama. Bisakah kedua pemimpin menengahi "Perang Dingin" baru yang belakangan muncul di antara kedua negara?

Kombobild Wladimir Putin und Joe Biden

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin, keduanya disertai delegasi tingkat tinggi, bertemu hari Rabu (16/6) di Jenewa Swiss. Keduanya akan membahas berbagai hal yang jadi sengketa dan menentukan bidang apa yang menjadi kepentingan bersama, serta mengatur ulang hubungan luar negeri di era pasca-Trump.

Pertemuan yang sejak lama dipersiapkan itu akan dimulai pada sore hari waktu Jenewa dan kemungkiman berlangsung selama empat hingga lima jam, menurut kedua belah pihak. Baik Kremlin dan maupun Gedung Putih telah mencoba untuk meredam harapan muluk terkait pertemuan puncak itu. Kedua pemimpin tidak akan melakukan makan siang bersama, dan akan muncul di depan kamera secara terpisah usai pertemuan.

"Saya akan menjelaskan kepada Presiden Putin, bahwa ada area di mana kita dapat bekerja sama, jika dia mau," kata Joe Biden dan menambahkan, untuk area yang tidak mereka setujui, dia akan "jelaskan apa garis merahnya."

Pertemuan puncak AS-Rusia akan mengakhiri perjalanan luar negeri pertama Joe Biden sejak menjabat sebagai Presiden AS. Biden sebelumnya menghadiri KTT G7 di Inggris, pertemuan puncak NATO dan konsultasi AS-Uni Eropa.

Joe Biden dan Vladimir Putin masih tersenyum saat bertemu di Moskow, Maret 2011Foto: Maxim Shipenkov/dpa/picture alliance

Biden dan Putin mencari jalan tengah

Kepada wartawan Joe Biden juga mengatakan, dia akan menyampaikan kritik tentang situasi hak asasi manusia di Rusia yang makin memburuk, serta campur tangan Rusia dalam pemilu di AS dan dalam rangkaian serangan siber terhadap fasilitas AS.

Sementara kalangan pemerintahan Rusia di Kremlin menyatakan, kedua pemimpin akan mengklarifikasi isu-isu kunci dalam kerja sama bilateral. Dalam sebuah pernyataan disebutkan, hubungan kedua negara berada dalam "keadaan yang tidak memuaskan," dan di banyak bidang bahkan, tidak ada lagi kontak sama sekali. Pernyataan itu juga menyebutkan, AS sejak 2011 telah 96 kali menerapkan sanksi terhadap Rusia, termasuk tiga kali di bawah pemerintahan Joe Biden.

Pertemuan puncak AS-Rusia telah diatur dengan cermat dan dinegosiasikan sejak lama di belakang layar oleh kedua belah pihak. Joe Biden pertama kali menyampaikan rencana pertemuan itu dalam percakapan telepon April lalu dengan Vladimir Putin, di mana dia memberi tahu Presiden Rusia bahwa pemerintahnya akan mengusir beberapa diplomat Rusia dan menjatuhkan sanksi terhadap lusinan orang dan perusahaan, sebagai bagian dari upaya untuk meminta pertanggungjawaban Kremlin atas campur tangannya dalam pemilihan presiden AS tahun lalu.

Mengakhiri konflik diplomatik Washington-Moskow

Tidak ada komitmen apapun yang dibuat, tetapi menurut pejabat senior pemerintah, ada harapan bahwa kedua belah pihak akan mengembalikan duta besar mereka ke posisi masing-masing setelah pertemuan tersebut.

Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, ditarik dari Washington sekitar tiga bulan lalu sebagai protes setelah Biden menyebut Putin sebagai "pembunuh". Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan meninggalkan Moskow hampir dua bulan lalu, setelah Rusia menyarankan agar dia kembali ke Washington untuk konsultasi. Kedua duta besar akan berada di Jenewa selama pertemuan hari Rabu.

Para pengamat luar negeri mengharapkan, Putin dan Biden juga akan membahas kemungkinan negosiasi baru tentang perlucutan senjata nuklir dan pembatasan senjata. Kedua belah pihak juga akan membahas konflik di Afghanistan, Libya, Suriah dan sengketa program nuklir di Iran dan Korea Utara.

hp/as (ap, afp, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait