Libyen Tripoli Versorgung
29 Agustus 2011Tripoli sudah seluruhnya dikuasai, begitu ungkap para pemberontak, satu minggu setelah menerjang masuk ke ibukota Libya. Pertempuran di kawasan Abu Salim juga sudah berakhir, demikian kata seorang penduduk. Menyambut hal itu, ia utarakan, "Alhamdullilah, Abu Salim sudah dibebaskan. Di sini sudah tidak ada lagi tentara Muammar Gaddafi, yang menghentikan kami di jalan-jalan dan mengancam. Kami sekarang bisa berdiri di depan pintu. Tirani itu telah lewat."
Brutalitas rejim yang telah hengkang terlihat dari sepak-terjangnya yang terakhir. Di mana-mana ditemukan semakin banyak mayat. Merujuk pada laporan saksi mata, organisasi Human Rights Watch mengatakan, tanpa pandang bulu pendukung Gaddafi membunuhi warga sipil pada fase terakhir itu.
Dalam sebuah gudang ditemukan gundukan mayat yang sudah menjadi arang. Tetangga yang selamat mengatakan, gudang itu digunakan untuk menahan warga sipil. Pasukan Gaddafi membakar gudang itu, ketika sudah tidak lagi bisa mempertahankan diri.
Temuan mengejutkan itu meredam suasana gembira pembebasan Tripoli. Seperti juga, keterbatasan bahan pokok yang tersedia dan semakin menipis. Seorang lelaki mengeluh,"Tidak ada bahan pangan, semua toko tutup. Semua orang mengungsi dari sini.“
Menurut Sekjen PBB Ban Ki Moon, sekitar 3 juta orang di Libya terancam akibat terhentinya pasokan bahan dasar. Di Tripoli yang suhunya melebihi 30° Celsius di tempat berteduh, sampai kini tidak ada air mengalir. Juga sebagian besar saluran listrik terputus. Diesel yang diperlukan untuk menjalankan generator juga langka. Dewan Transisi Nasional yang dibentuk kaum pemberontak menjanjikan penduduk kota akan secepatnya mengatasi soal ini.
Pasokan minyak diesel untuk pembangkit listrik dan pengelolaan air sudah berada dalam perjalanan, begitu diumumkan menteri informasi di bawah NTC, Mahmoud Shammam. Tengah hari Minggu, juru bicara militer kaum pemberontak mengatakan bahwa saluran gas bumi di jalan pesisir sudah kembali bebas. Disebutkan, mereka kerja keras untuk mengembalikan situasi normal, sambil masih juga bertempur.
Di perbatasan ke Tunisia masih ada sejumlah kubu Gaddafi yang bertahan, begitu ungkap komandan pemberontak. Namun disampaikannya, kota bin Jawad sudah berhasil direbut dan kini kaum pemberontak tengah bersiap menyerang kota kelahiran Gaddafi, Sirte.
Dengan bantuan pesawat tempur NATO, upaya pencarian Gaddafi juga ditingkatkan. Dimana dia berada, hingga kini belum diketahui. Pemerintah Aljazair menyangkal bahwa sang kolonel melarikan diri ke sana.
Sementara di Tripoli seorang lelaki yang menemukan bekas kemeja Gaddafi di gedung pemerintah menegaskan bahwa masa Gaddafi dan putranya Seif al Islam sudah berlalu. Generasi muda Libya akan membangun negara baru, begitu ungkapnya sambil membersihkan sepatunya dengan kemeja bekas sang diktator itu.
Corelia Wegerhoff / Edith Koesoemawiria
Editor: Carissa Paramita