1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Utusan Khusus PBB Temui Junta Myanmar

26 Juni 2009

Utusan Khusus PBB, Ibrahim Gambari hari Jum'at (26/06) berada di Birma, yang dikenal juga sebagai Myanmar, untuk menjajaki kemungkinan kunjungan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon ke negara itu.

Aung San Suu Kyi, 64 tahun, tokoh pro demokrasi Birma terancam hukuman baru, lima tahun penjara.Foto: AP

Kali ini, setelah meninggalkan lapangan udara di kota Yangon, Ibrahim Gambari, diplomat PBB asal Nigeria itu langsung menuju hotelnya, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke ibukota administratif Myanmar, Naypyidaw.

Utusan Khusus PBB Ibrahim Gambari bersama Aung San Suu Kyi, Februari 2009 di Yangon.Foto: picture-alliance/ dpa

Menurut pihak berwenang, Gambari akan bertemu dengan anggota rejim militer Myanmar dan kembali ke Yangon hari Sabtu untuk pembicaraan dengan pejabat Kementerian Luar Negeri. Tema yang dibahas adalah rencana kunjungan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon ke Birma awal Juli. Realisasi kunjungan itu akan tergantung dari hasil pertemuan Gambari dengan para petinggi tadi.

Sejak diangkat sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar pada tahun 2006, Ibrahim Gambari sudah berulang kali berkunjung ke Birma. Namun upayanya menggerakkan pemerintah Myanmar agar menghormati nilai-nilai demokratis bagai menghadapi tembok batu. Kegagalannya mendapatkan janji reformasi dari junta militer Myanmar, sempat menyebabkan tokoh demokrasi Birma, Aung San Suu Kyi menolak menemuinya pada tahun 2008. Tahun sebelumnya di Birma, junta militer Myanmar bertindak keras terhadap ratusan biksu Budha dan para pendukungnya yang memrotes kebijakan rejim yang berkuasa itu.

Protes para biksu Budha menentang rejim Myanmar, pada tahun 2007Foto: AP

Kini Aung San Suu Kyi, yang ditahan secara ilegal selama 13 tahun dalam 19 tahun terakhir ini menghadapi ancaman baru. Terkait insiden John Yettaw, seorang veteran militer AS beragama Mormon, yang dua kali berenang ke rumahnya, Suu Kyi dituduh melanggar peraturan tahanan rumah, karena secara ilegal menerima tamu. Kini baik Aung San Suu Kyi maupun John Yettaw terancam hukuman lima tahun penjara.

Tampaknya junta militer Myanmar juga sudah bersiap-siap menghadapi tekanan internasional yang menyusul tuduhan baru terhadap Aung San Suu Kyi. Sehari sebelum kedatangan Gambari kali ini, kepala kepolisian Myanmar, Khin Yee mengungkapkan bahwa ada informasi baru. yang membuktikan hubungan Yeetaw dengan kelompok oposisi Birma.

Disebutkan, Yettaw juga telah menemui Bo Kyii, pendiri Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Birma yang berada di Thailand. Organisasi ini dikategorikan sebagai ilegal oleh junta militer Myanmar. Bo Kyi, yang kritis terhadap rejim Myanmar, pernah mendekam tujuh tahun di penjara, setelah gerakan mahasiswa Birma tahun 1988 dipukul hancur oleh militer Myanmar.

Khin Yee juga menegaskan masih menginvestigasi lebih jauh organisasi-organisasi yang pernah dihubungi oleh John Yettaw. Sementara di pihak lain, Yettaw yang penah meninggalkan kitab suci agamanya The Book of Mormon di rumah Aung San Suu Kyi, mengatakan kunjungan itu disebabkan oleh dorongan spiritual yang timbul dari mimpinya tentang asasinasi Aung San Suu Kyi.

EK/HP/afp/ap