1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikRusia

UU Agen Asing Rusia, Pasal Karet Untuk Pembungkaman?

Sonia Phalnikar
4 Februari 2022

Pemerintah Rusia Kamis (3/2) menutup kantor Deutsche Welle (DW) di Moskow dan menyatakan para stafnya bisa masuk dalam register "agen asing" sesuai UU Agen Asing. Apa maksudnya?

Warga memrotes penutupan organsasi Memorial Human Rights Center di Moskow
Warga memrotes penutupan organisasi Memorial Human Rights Center di MoskowFoto: Gavriil Grigorov/TASS/dpa/picture alliance

Beberapa jam setelah pemerintah Rusia memerintahkan penutupan kantor cabang Deutsche Welle (DW) di Moskow, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya berencana memulai prosedur untuk memberi label "agen asing" kepada DW Moskow.

Regulasi Agen Asing mulai diterapkan di Rusia tahun 2012, awalnya ditujukan kepada organisasi non-pemerintah yang menerima dana dan hibah dari luar negeri.

Pada Desember 2019, Presiden Rusia Vladimir Putin menetapkan undang-undang baru yang memperluas definisi hukum tentang siapa saja yang dapat dianggap sebagai agen asing dan masuk dalam register agen asing.

Hari ini, setiap individu atau kelompok swasta yang menerima sejumlah dana asing, baik dari pemerintah asing, organisasi atau bahkan warga negara asing, dan menerbitkan "laporan dan materi cetak, audio, audio visual atau lainnya" masuk dalam kategori "agen asing". Jurnalis, aktivis, pemain band punk, pegiat HAM dan bahkan warga biasa — puluhan orang telah dijerat oleh UU Agen Asing.

Anggota Band Punk Pussy Riot yang namanya juga masuk dalam register "agen asing"Foto: DW/Alexander Delfinov

Konsekuensi menakutkan

Setiap individu dan organisasi yang masuk dalam daftar "agen asing" diharuskan untuk memberi label "agen asing" pada apa pun yang mereka publikasikan, juga pada posting di media sosial. Mereka juga diwajibkan untuk mengajukan laporan keuangan dan laporan kegiatan mereka secara berkala setiap enam bulan kepada pemerintah, dan menjalani audit tahunan.

Sebutan "agen asing" saja sudah membawa konotasi negatif dari era Soviet di Rusia, pemahaman umumnya adalah mata-mata. Sebutan itu memang digunakan dulu oleh Uni Soviet untuk para pembangkang politik.

Kritikus mengatakan, pihak berwenang Rusia juga menggunakan undang-undang itu terutama untuk men´gawasi dan menindak outlet media, aktivis, kelompok oposisi dan individu yang kritis terhadap Kremlin.

Sejak lama kelompok masyarakat sipil telah menyuarakan keprihatinan bahwa reguasi itu bisa punya dampak mengerikan pada jurnalis, aktivis, dan pembela hak asasi manusia mupun individu kritis, dan hal itu melumpuhkan perbedaan pendapat.

Pemerintah Rusia mengklaim bahwa UU Agen Asing diperlukan untuk melindungi Rusia dari campur tangan asing.

Siapa saja yang sudah ada dalam daftar?

Desember lalu, dua anggota kelompok band punk Pussy Riot dimasukkan ke dalam daftar "agen asing" oleh pemerintah Rusia. Pihak berwenang Rusia juga membubarkan salah satu kelompok hak asasi manusia tertua di negara itu, Memorial Human Rights Center, karena tidak menandai posting media sosial dengan status sebagai "agen asing", padahal organisasi itu "mendapat dana dari luar negeru".

November lalu, Ivan Pavlov, seorang pengacara hak asasi manusia terkemuka yang membela Yayasan Anti-Korupsi Alexei Navalny ditambahkan ke dalam daftar agen asing. Selain itu ada nama Viktor Shenderovich, jurnalis dan satiris terkenal yang oleh Kementerian Kehakiman Rusia dicap "agen asing."

Kolektor seni Marat Gelman dan lima orang lainnya juga menemukan nama mereka dalam daftar agen asing, yang saat ini memuat 111 nama. (hp/vlz)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait